Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Belajar menghalau keputusasaan dalam hidup

Sketsa Iman, 27 Januari 2018 

Bacaan 1 : 2 Sam 12:1-7a;11-17
Bacaan Injil : Mrk 4:35 - 41

Ulasan Kitab Suci : 

Pada hari itu, menjelang malam, Yesus berkata kepada mereka, “Marilah kita bertolak ke seberang.” Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah topan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan memakai bantal. Lalu murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya, “Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa? Ia pun bangun, membentak angin itu dan berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?” Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapa sebenarnya orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” (Mrk 4:35-41)
Sketsa Batin : 

  1. Renungkanlah mengapa para murid masih harus panik dan berseru kepada Yesus yang ternyata seperahu dengan mereka.
  2. Jika kita berada dalam kondisi seperti itu, dapatkah kita tetap percaya dan yakin kepada-Nya ? 
  3. Apa yang dapat kita pelajari dari peristiwa ini.
Renungan :

Injil hari ini, merupakan salah satu kisah terkuat yang dapat kita jadikan pedoman dalam menghadapi masalah - masalah hidup. Angin topan yang kencang, ombak ganas yang menerjang adalah masalah - masalah hidup yang merongrong kita. Kondisi dan reaksi para murid, menggambarkan kelemahan manusiawi kita yang takut binasa, takut gagal, merasa tidak berdaya. Sementara itu, walaupun kita memegang iman kita, kita terkadang tak dapat merasa aman dengan Yesus yang seperahu dengan kita.

Tuhan Yesus berada bersama-sama dengan murid-murid-Nya, bahkan dalam situasi itu, Ia tidur dengan nyenyak. Kadang kala ketika berada dipusaran masalah, emosi kita mengambil alih. Kita merasa tak ada bantuan dan karenanya tak ada jalan keluar yang dapat menyelesaikan persoalan kita pada waktu itu. Kondisi ini menyebabkan para murid memaksa membangunkan Yesus.

Guru, tidak pedulikah Engkau kalau kita binasa? Ia pun bangun, membentak angin itu dan berkata kepada danau itu, “Diam! Tenanglah!” Marilah kita menelaah bentuk seruan para murid ini. Perhatikan bahwa mereka menyebut Guru, dan bukan Tuhan! Murid - murid berproses untuk mengenal kuasa dan pengaruh Yesus dengan reaksi mereka : Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain, “Siapa sebenarnya orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?

Beruntunglah kita! Karena kita hidup di zaman ini, dimana kita mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias, Putera Allah yang hidup, yang telah menderita, wafat dan bangkit untuk menebus hidup kita dan karya - karya nyata-Nya walaupun tidak langsung dialami tetapi dikisahkan secara amat mengagumkan dalam Kitab Suci. Kita telah mendapatkan sumber informasi yang lengkap tentang pekerjaan Yesus dan kita bahkan mengetahui, hingga saat ini, karya-karyaNya masih berkembang dalam hidup kita dengan berbagai cara. 

Maka, saat ini, saya sangat berharap semoga kisah tentang Yesus meredakan angin ribut, membuat kita menyadari bahwa Ia sangup menghalau keputusasaan yang kita seringkali rasakan dalam hidup. Marilah kita menggantungkan seluruh hidup kita dan berseru kepada-Nya supaya Ia menunjukkan kuasa-Nya dalam hidup kita. Sebab, tidak ada persoalan yang mustahil untuk dibereskan oleh Tuhan kita.

Rhema Bacaan: 

Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? (Mrk 4 : 40)

Doa : 

Ya Allah, tambahkanlah iman kami senantiasa untuk selalu berseru kepada-Mu dalam setiap masalah kami. Bantulah kami mengandalkan Engkau dan percaya sepenuh hati apapun keadaan kami saat ini, bahwa pada akhirnya, Engkau akan menolong kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Iman - Yesus menyucikan Bait Allah

Sketsa Iman, 9 November 2017 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran Bacaan 1 : 1 Kor. 3:9b-11,16-17 Bacaan 2 : Yoh 2 : 13 - 22 Ulasan Kitab Suci : Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah bapaKu menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis:"Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:"Rombak Bait Alla...

Sketsa Iman - Penguatan dalam masa penantian

Sketsa Iman, 6 April 2018 Bacaan 1 : Kis 4:1-12 Bacaan Injil : Luk 21:1-14 Ulasan Kitab Suci : 21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka men...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...