Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Sebagai Anak-anak Allah

Sketsa Iman, 3 Januari 2018 

Bacaan 1 : 1 Yoh 2:29-3:6
Bacaan Injil : Yoh 1:29-34

Ulasan Kitab Suci : 

Jikalau kamu tahu, bahwa Ia benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari padaNya. Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia. Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diriNya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaanNya yang sebenarnya. Setiap orang yang menaruh pengharapan itu kepadaNya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci. Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diriNya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa. Karena itu, setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia. (1 Yoh 2:29-3:6)

Renungan :

Kita semua diajak untuk menyadari identitas kita sebagai anak-anak Allah. Kita ditarik ke samping sejenak, untuk melihat bahwa kita berbeda dengan apa yang ada di dunia ini. Hampir setiap hal dalam hidup kita, yang bersifat duniawi, memiliki sisi buruk yang dapat merusak hubungan kita dengan Allah dan sesama. Jika seseorang memiliki uang, dari sisi dunia, kita seolah-olah diajak untuk menghamburkan uang untuk mendapatkan kesenangan. Terdapat sistem sosial yang mengatur status hidup berdasarkan kekayaan, jabatan, kekuasaan. Orang - orang lain menjadi tunduk dan hormat terhadap mereka yang memiliki kelebihan materi. Orang - orang kaya menguasai sebagian besar harta kekayaan lebih banyak dari orang-orang miskin.

Kita melihat dunia yang punya sistem sendiri, tanpa Tuhan dan ini mengkontaminasi hidup kita. Dengan alasan kebebasan berpendapat, kesalahan orang-orang dibiarkan. Pandangan tentang yang benar dan salah menjadi kabur, hanya karena dunia ini. Maka kita diajak untuk selalu waspada dan senantiasa memperhatikan hidup kita. 

Kita diajak untuk menaruh pengharapan kepada Yesus dan hidup dalam kebenaran. Menyuarakan kebenaran dewasa ini dapat sangat menantang. Dianggap sok suci, sok benar, terlalu kaku dan tegas terhadap peraturan, sementara sebenarnya dunia telah terlalu bebas dan menerima begitu saja pelanggaran-pelanggaran yang ada.

Marilah kita tetap berpegang teguh pada kitab suci, "Karena itu, setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi;..." yang artinya tentu saja, kita tak boleh berkompromi terhadap dosa dan kesalahan. Kita tak boleh berdiam diri dalam ketidakadilan. Jika kita tahu sistem dunia ini rusak, kita jangan sampai terjerumus didalamnya. Kita harus berdiri tegak bersama Yesus. Itulah maksudnya hidup didalam kebenaran sejati.

Doa :

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, bantulah kami untuk mempertahankan iman kami ditengah-tengah dunia. Tuntun kami untuk setia melakukan kebenaran. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin

Komentar