Sketsa Iman, 29 Oktober 2018
Bacaan 1 : Ef. 4:32-5:8
Bacaan Injil : Luk 13:10-17
Bacaan Kitab Suci :
Renungan :
"Sangat perhatian" atau "Penuh belas kasih" adalah satu hal yang sangat pantas kita sematkan pada pribadi Yesus. Tuhan Yesus benar-benar mampu untuk melihat kondisi setiap orang dalam keadaannya yang sejelas-jelasnya. Hal ini terbukti bahwa Tuhan mengetahui penderitaan wanita itu yang ternyata sudah delapan belas tahun diganggu roh jahat sampai - sampai menyebabkannya bungkuk. Tanpa perlu menunggu lebih jauh, Tuhan Yesus langsung memanggil dia dan langsung bersabda : "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh."
Tidak seperti biasanya dimana Tuhan Yesus memproses iman orang yang mau disembuhkan dengan bertanya, kali ini Tuhan langsung bertindak. Dan sayangnya, cinta kasih dan perhatian Tuhan ini malahan membuat kepala rumah ibadat marah. Kepala rumah ibadat ini sangat menjunjung kesucian hari Sabat dan menolak praktik penyembuhan itu. Ia bahkan marah kepada sang ibu itu dan mengatakan kepadanya mengapa tidak datang di hari biasa. Namun inilah jalan - jalan Tuhan yang seringkali misterius bagi kita.
Waktu perjumpaan antara kita dengan Tuhan kadang tak dapat diprediksi. Kita tidak bisa mengatur jadwal sesuka hati seperti itu, karena toh wanita ini lebih mudah berjumpa dengan Yesus di hari Sabat berhubung Tuhan selalu hadir di sinagoga untuk membaca nas kitab suci yang ada disitu. Tanggapan Yesus pun semakin memperjelas dengan berkata bahwa wanita itu keturunan Abraham.Ia orang yang patut diselamatkan!
Bertentangan dengan itu, Tuhan Yesus malah mencela standar ganda dari orang-orang yang memprotesnya bahwa mereka sendiri membuat pengecualian yaitu melepaskan hewan ternaknya dan membawanya untuk minum. Bagi Yesus, ini cukup jelas dan tegas, bahwa wanita itu sangat layak disembuhkan. Jika binatang saja di pelihara dan diperhatikan sedemikian rupa, apalagi manusia. Tentu sangat diperhatikan!
Pada hari ini, kita pun mendapatkan penguatan dari Tuhan bahwa Tuhan senantiasa hadir untuk kebutuhan kita. Ia sangat perhatian kepada kita, walaupun kondisi kita saat ini sudah lama memprihatinkan. Bila kita baru-baru ini menerima musibah atau kekurangan di sana sini, apabila kita datang kepada Tuhan dan setia maka Tuhan pasti hadir dengan pertolonganNya yang tepat dan total.
Teladan Orang Kudus : St Narcissus
Narcissus hidup pada abad kedua dan awal abad ketiga. Ia adalah seorang lanjut usia ketika ditahbiskan menjadi Uskup Yerusalem. Narcissus adalah seorang uskup yang sungguh luar biasa. Semua orang mengagumi kebajikan-kebajikannya, terkecuali mereka yang memilih untuk hidup jahat. Tiga musuh Narcissus mendakwanya melakukan suatu kejahatan yang mengerikan. Seorang dari mereka mengatakan, “Biar aku mati terbakar jika apa yang kukatakan tidak benar!” Yang kedua mengatakan, “Biar aku terjangkit kusta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Dan yang ketiga mengatakan, “Biar aku menjadi buta jika apa yang kukatakan tidak benar!” Namun demikian, tiada seorang pun yang mempercayai dusta mereka. Orang banyak telah melihat sendiri kebajikan hidup Narcissus. Mereka tahu orang macam apa Narcissus itu.
Meski tak seorang pun percaya pada fitnah keji yang dilontarkan terhadapnya, Narcissus mempergunakannya sebagai alasan untuk pergi mengasingkan diri di padang gurun. Segenap kepercayaannya ada pada Tuhan, yang ia layani dengan begitu penuh cinta. Dan Tuhan menunjukkan bahwa fitnah yang diceritakan orang-orang itu sama sekali tidak benar. Narcissus kembali menjadi Uskup Yerusalem, sehingga umatnya bersukacita. Meski ia semakin bertambah tua, tampaknya ia semakin berkobar-kobar dari sebelumnya. Sesungguhnya, ia tampak lebih kuat dari sebelumnya pula, selama beberapa tahun sesudahnya. Lalu, ia menjadi terlalu lemah untuk melanjutkan karyanya. Ia memohon kepada Tuhan agar mengutus seorang uskup untuk membantunya. Tuhan kita mengirimkan kepadanya seorang kudus lain, Alexander dari Cappadocia. Dengan semangat kasih yang bernyala-nyala, mereka berdua memimpin keuskupan bersama. Narcissus berusia hingga 116 tahun lebih. Ia wafat pada tahun 215.
Ref :
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami berterima kasih atas pelajaran berharga tentang belas kasih, belarasa dan perhatian yang dicontohkan oleh Tuhan Yesus. Tanpa menunda-nunda lagi, Tuhan Yesus langsung menyembuhkan wanita yang telah belasan tahun menderita itu di kesempatan pertama perjumpaan mereka. Semoga hati kami pun senantiasa kuat dan pasrah dan yakin bahwa Tuhan juga membentuk hidup kami seturut dengan kehendakNya. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar