Sketsa Iman, 24 Mei 2018
9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."
9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 9:44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 9:46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. 9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Dua hari sebelum raja mangkat, ia menerima Sakramen Terakhir. Ia menghabiskan saat-saat terakhirnya dengan berdoa bersama mereka yang menemaninya. Keesokan harinya, mereka mendesak raja untuk beristirahat. Raja David menjawab, “Lebih baik aku memikirkan perkara-perkara Tuhan, agar jiwaku diperkuat dalam perjalanan pulangnya dari pembuangan ke rumah.” Rumah yang dimaksud raja adalah rumah surgawi kita. “Apabila aku berada di hadapan pengadilan Tuhan, kalian tidak akan dapat membelaku,” katanya. “Tak seorang pun akan dapat membebaskanku dari tangan-Nya.” Jadi, ia tetap terus berdoa hingga ajal menjemputnya. St. David wafat pada tanggal 24 Mei 1153.
Bacaan 1 : Yak 5:1-6
Bacaan Injil : Mrk 9:41-50
Ulasan Kitab Suci :
Ulasan Kitab Suci :
9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."
9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 9:44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 9:45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 9:46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 9:47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 9:48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. 9:49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 9:50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya?Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Renungan :
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya.
Hal-hal yang dapat menyembuhkan dunia dari luka-luka akibat teror, penderitaan, kesedihan, kemalangan adalah dengan mengedepankan sikap cinta kasih. Salah satu wujud nyata yang bisa kita semua, sebagai pengikut Kristus tunjukkan saat ini adalah sikap keramahan kita terhadap sesama. Dan kita semua memiliki peran sentral untuk menbagikan hal itu.
Secara unik di ayat yang ke 41, diceritakan tentang sebuah niat baik yang muncul dari orang lain untuk kita, para pengikut Kristus, juga tidak kehilangan upahnya. Disini sebenarnya kita patut menyadari bahwa bahasa cinta itu adalah bahasa semua golongan. Ia bukan miliki agama a, b atau golongan a,b atau suku a,b. Ini adalah bahasa yang Tuhan berikan kepada kita untuk saling berkomunikasi.
Ayat-ayat selanjutnya adalah tentang bagaimana kita sendiri harus senantiasa mengevaluasi diri kita sebagai pengikut Kristus yang taat, yang digambarkan sebagai garam. Marilah kita menjadi garam dunia yang mau berbagi, bertoleransi, ramah terhadap sesama.
Teladan Orang Kudus : St David 1 dari Skotlandia
Hari ini kita belajar cara menjadi garam dunia bagi sesama yang diteladankan oleh St David, Raja Skotlandia , putra dari St Skolastika dan Raja Malcom, penguasa Skotlandia. Dia tidak berambisi pada tahta kerajaan, namun ketika usia 40 thn dia naik menjadi Raja, dia menjalankan tugas dan tanggung jawabnya secara penuh. Ia memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dan banyak berdoa. Ia juga membangun banyak keuskupan-keuskupan, biara-biara baru dan menyumbangkan banyak dana selama 20 thun pemerintahannya.
Doa :
Ya Allah, berkatilah kami selalu untuk menghayati identitas Kristiani kami yang harus menjadi garam bagi dunia. Semoga kami bisa menjadi berkat dan obat bagi penderitaan dan kesusahan dunia saat ini yang dilanda oleh berbagai hal negatif. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
Komentar
Posting Komentar