Sketsa Iman, 12 Mei 2018
Bacaan 1 : Kis 18: 23 - 28
Bacaan Injil : Yoh 16:23b-28
16:23b Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku. 16:24 Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu. 16:25 Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. 16:26 Pada hari itu kamu akan berdoa dalam nama-Ku. Dan tidak Aku katakan kepadamu, bahwa Aku meminta bagimu kepada Bapa, 16:27 sebab Bapa sendiri mengasihi kamu, karena kamu telah mengasihi Aku dan percaya, bahwa Aku datang dari Allah. 16:28 Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yoh 16:23b-28)
Renungan :
Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam nama-Ku. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.
Kita disuguhkan dalam Injil tentang perjalanan iman para murid untuk bergantung kepada Allah. Yesus mengungkapkan semakin jelas bahwa Ia adalah putera Allah dan bahwa ada kuasa yang mengalir dan tercurah di dalam nama Yesus. Yesus mengatakan dengan jelas kembali betapa pentingnya untuk memperhatikan hal ini.
Manusia terputus dari Allah karena dosa Adam, dan kini terhubung kembali ke Allah karena penebusan dari Yesus. Karena itu, jika kita mau meminta dan mendekat kepada Bapa, kita harus melalui Yesus. Kita berdoa dalam nama Yesus, kita meminta dalam nama Yesus dan kita percaya juga dalam nama Yesus.
Sebagai contoh, sebuah kisah tentang Petrus berjumpa dengan seorang lumpuh yang meminta sedekah. Petrus berkata bahwa ia tidak punya uang tetapi ia dapat memberikan apa yang dia punya, dan dia menyembuhkan orang lumpuh itu dalam nama Yesus, orang Nazaret. Kita telah melihat juga rumusan doa-doa kita dewasa ini di Gereja, "...dengan perantaraan Kristus, Tuhan kita" dalam Misa maupun doa - doa kita.
Teladan Orang Kudus : St Nereus, Akhilleus dan St Pankrasius
Nereus dan Akhilleus adalah prajurit Romawi yang meninggal sekitar tahun 304. Mereka kemungkinan adalah para pengawal Praetorian di bawah Kaisar Trajan. Kita mengetahui hanya sedikit saja mengenai mereka. Tetapi, apa yang kita ketahui berasal dari dua orang paus yang hidup pada abad keempat, Paus Siricius dan Paus Damasus. Pada tahun 398, Paus Siricius mendirikan sebuah gereja di Roma demi menghormati mereka. Paus Damasus menuliskan sebuah catatan pujian bagi kedua martir ini. Beliau menjelaskan bahwa Nereus dan Akhilleus dipertobatkan kepada iman Kristiani. Mereka meninggalkan senjata mereka untuk selamanya. Mereka adalah para pengikut Kristus yang sejati bahkan hingga menyerahkan nyawa. Nereus dan Akhilleus dibuang dalam pengasingan ke pulau Terracina. Di sana mereka dipenggal kepalanya. Pada abad keenam, sebuah gereja kedua dibangun di bagian lain Roma demi menghormati kedua martir ini.
S. Pankrasius, seorang yatim piatu berusia empatbelas tahun, hidup pada masa yang sama. Kemungkinan besar ia dimartir pada hari yang sama. Pankrasius bukanlah seorang penduduk asli Roma. Ia dibawa ke sana oleh pamannya yang mengasuhnya. Pankrasius menjadi seorang pengikut Kristus dan dibaptis. Meski masih seorang remaja, ia ditangkap karena menjadi seorang Kristiani. Pankrasius menolak untuk menyangkal imannya. Karena itu, ia dijatuhi hukuman mati. Pankrasius dihukum pancung. Ia menjadi seorang martir yang sangat populer pada masa Gereja perdana. Orang mengaguminya oleh sebab ia begitu muda namun begitu berani. Pada tahun 514, sebuah gereja besar dibangun di Roma demi menghormatinya. Pada tahun 596, seorang misionaris terkenal, St Agustinus dari Canterbury, membawa iman Kristiani ke Inggris. Ia menamai gereja pertamanya dengan nama St Pankrasius.
Doa :
Ya Tuhan Yesus, Putera Allah yang hidup. Terima kasih karena Engkau telah menyelamatkan kami dan menjadi perantara kami kepada Allah, Bapa di Surga. Semoga kami selalu percaya didalam namaMu untuk segala sesuatu dalam hidup kami. Amin
Komentar
Posting Komentar