Sketsa Iman, 9 Oktober 2018
Bacaan 1 : Gal 1:13-24
Bacaan Injil : Luk 10:38-42
Ulasan Kitab Suci :
Renungan :
Bila kita mau membuat sebuah daftar aktifitas non-rohani versus aktifitas rohani, biasanya daftarnya lebih panjang dan terasa lebih penting untuk yang non-rohani. Kita lebih sering merasa bahwa tanggung jawab kita itu adalah melakukan sesuatu yang "aktif" dan bukan duduk, diam lalu berdoa kepada Tuhan atau memfokuskan diri pada membaca kitab suci.
Kadangkala kita mudah mengantuk saat mencoba merenungkan bacaan kitab suci,dan pikiran kita melantur atau bahkan tertidur saat berdoa. Keadaan ini biasanya kontras sekali ketika kita disibukkan dengan aktifitas harian kita yang lain. Jadi , ini sebenarnya adalah sebuah tantangan buat kita. Maka dari itu, nasihat Tuhan Yesus untuk kita adalah supaya kita belajar duduk di dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya.
Mari kita coba merenungkan bersama dua sikap ini : duduk dekat kaki Tuhan dan mendengarkan perkataanNya. Pertama, duduk dekat kaki Tuhan juga bisa kita artikan dengan meluangkan waktu sedapat mungkin berdoa kepada Tuhan di saat-saat tertentu secara khusus. Bisa kita lakukan di pagi hari sebelum memulai semua aktifitas kita maupun di malam hari saat akan tidur. Ini untuk menjaga komunikasi yang baik, melatih kepekaan dan berpasrah kepada Tuhan.
Kedua, tentang mendengarkan perkataan-Nya berarti kita mau menyerap Sabda Tuhan itu dalam seluruh aktifitas kita. Kita menemukan dahulu ayat-ayat dalam bacaan yang bisa menginspirasikan kita, dan kita ulangi dan ingat setiap waktu kita mengerjakan apa saja. Contoh sederhananya, mungkin bagi banyak orang ayat di bacaan ini yang paliing menyentuh adalah ayat 41 - 42, dimana kita diajak Tuhan untuk jangan kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara.
Jika kita merasa kesulitan melakukan ini, berdoa dan minta pertolongan Roh Kudus, supaya kita dapat menemukan ayat - ayat emas yang dapat mendampingi kita seharian penuh itu. Dengan sendirinya, kita tidak lagi harus membandingkan daftar rohani versus daftar non-rohani, tetapi itu sudah menjadi kesatuan. Mengapa bisa demikian ? karena apa yang kita lakukan sehari-hari juga dibungkus oleh semangat kerohanian kita, dimana kita mau memuliakan Tuhan dan selalu mengingat Tuhan. Selamat mencoba.
Teladan Orang Kudus : St Dionisius, St Denis, dkk
Yang kita tahu, Dionisius dilahirkan di Italia. Ia datang ke Perancis dan menjadi Uskup Paris. Ia tengah mewartakan Kabar Gembira Yesus ketika ia dan dua rekannya wafat sebagai martir. Konon, rekannya itu adalah seorang imam dan yang lainnya seorang diakon. Komunitas Kristiani senantiasa mengenangkan para martir yang gagah berani ini. Pada awalnya, mereka dapat membangun sebuah kapel kecil demi menghormati kemartiran para kudus kita ini. Di kemudian hari, kapel tersebut menjadi sebuah gereja besar, Gereja St Dionisius.
St Dionisius dan kawan-kawannya mengingatkan kita akan baik laki-laki, perempuan maupun anak-anak yang gagah berani yang telah mendahului kita. Mereka mewariskan kepada kita teladan hidup mereka. Mereka juga mengingatkan kita bahwa mereka akan membantu kita sekarang ini jika kita memintanya.
Ref :
Doa :
Allah, Bapa yang Penuh Kasih, bimbinglah kami belajar untuk menggantungkan seluruh hidup kami kepadaMu, dan tidak menyusahkan diri dengan perkara-perkara duniawi. Semoga kami bisa seimbang dalam aktifitas harian kami, dimana kami bertanggung jawab penuh atas semua tugas - tugas kami tetapi kami juga senantiasa mengingat Engkau. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar