Langsung ke konten utama

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?


Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi.

Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana indah yang sesuai dengan kehendakNya untuk suatu kondisi tertentu di dalam masyarakat. Kita diberikan kemampuan yang setara untuk menyelesaikan berbagai hal yang memang sesuai dengan kemampuan kita itu. Kita diberikan kesempatan untuk berkontribusi bagi dunia.

Kita semua memulai di titik 0. 

Mau lahir dikeluarga yang kaya raya, biasa saja ataupun di keluarga yang berkekurangan, kita lahir tanpa membawa apa-apa. Setelah itu kita tumbuh berkembang, mendapatkan pengaruh dari lingkungan dan belajar dari pengalaman - pengalaman kita, yang baik dan yang buruk. Semua itu membentuk kita menjadi pribadi kita saat ini.

Disamping mendapatkan pelajaran - pelajaran hidup, kita juga diperkenalkan akan keberadaan Tuhan, Allah yang Mahakuasa, pencipta dan pembimbing hidup kita. Kita belajar untuk melihat bahwa hidup kita boleh berkembang sesuai dengan rencanaNya. Allah hadir di saat kita berduka, menitikkan air mata dan Allah hadir juga di saat kita bersukacita, bergembira atas hal - hal yang positif.

Kita membangun pondasi hidup. 

Dititik ini, kita mungkin sudah bisa membawa bendera kita sendiri. Orang-orang mulai melihat kita sebagai seorang pribadi yang bisa menyumbangkan sesuatu. Karier kita mulai menanjak, kita pun mulai memilih arah hidup kita, entah sebagai pengusaha atau sebagai karyawan swasta, atau bahkan kita memilih untuk hidup yang lain.

Pondasi hidup kita ini dibangun dengan jatuh dan bangun. Kita pun mulai memilih arah hidup kita. Dari yang tadinya kita tak punya apa-apa menjadi memiliki sesuatu untuk diperjuangkan. Kita mulai mencari keamanan dalam hidup kita. Ketika kita sudah mulai berkembang dewasa, mengurus diri kita sendiri, kita mulai mencari kerja atau membuka usaha supaya kebutuhan hidup kita senantiasa tercukupi. Kita mulai memandang bahwa kita bisa berkontribusi untuk sesuatu.

Kita mulai berhasil mengejar kesuksesan, impian - impian kita.

Yes, ini yang diinginkan oleh banyak orang. Untuk bisa sukses! Sukses yang artinya bisa berkeliling dunia sesuka hati, mengunjungi tempat-tempat eksotis yang menyenangkan. Sukses membangun keluarga yang bahagia dan sukses secara finansial, mendapatkan kedudukan yang baik. Sukses untuk bermacam - macam hal ini, diawali dengan sebuah kriteria hidup yang kita susun dengan sangat hati - hati, dan dengan usaha yang keras akhirnya dapat kita capai.

Kita berada dipuncak kehidupan.

Pada akhirnya , suatu saat nanti kita sampai juga di puncak kehidupan kita. Kita mentok dalam hal - hal itu. Puncak kehidupan disini maksudnya apa ? Misalkan untuk seorang karyawan, dia telah mencapai usia yang mendekati usia pensiun atau telah mendapatkan posisi tertinggi diperusahaan itu, yang mungkin sudah cukup sesuai dengan targetnya. Di bidang olahraga, dia telah berhasil menorehkan sebuah prestasi membanggakan. Di bidang finansial, dia sudah mendapatkan kekayaan yang cukup bahkan untuk generasi selanjutnya, dll.

Apa langkah selanjutnya setelah berada di puncak kehidupan ini ? 

Dengan cukup menyederhanakan kompleksitas hidup, saya membagi bagian - bagian hidup kita ini menjadi 4 bagian utama. Pertanyaan berikutnya, yang sesuai dengan judul artikel ini... apa yang akan kita lakukan ? Saat sudah berada dipuncak hidup kita, di titik akhir kesuksesan kita, apa langkah yang harus kita ambil ?

Disinilah salah satu pertanyaan penting hidup : "Kita akan dikenang sebagai siapa ? Apakah kontribusi kita yang paling berarti bagi orang-orang ?"  Ingatlah akan pepatah : gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belangnya. Manusia akan meninggalkan nama baik, dan hal - hal yang patut dikenang oleh orang banyak.

Dititik inilah kita bertanya tentang efek signifikan apa yang sudah kita hasilkan bagi dunia. Saat sudah menjadi posisi yang terpenting, biasanya kita akan melihat pertama-tama keluarga kita sendiri. Apa yang akan kita berikan kepada anak cucu kita, kepada saudara-saudari kita. Kita juga akan melihat bagaimana kita berkontribusi kepada masyarakat sosial.

Pada senja hidup kita, semua orang akan diadili menurut perbuatan kasih (St Yohanes Salib)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...