Sketsa Iman - 25 Juli 2015
Pesta St Yakobus, Rasul
Bacaan 1 : 2 Kor 4:7-15
Hairi ini, Gereja memperingati pesta St Yakobus, Rasul. Untuk mengenangnya, Gereja mengambil sebuah bacaan terkait panggilan hidup Yakobus. Ketika itu, Yakobus dan Yohanes bersama dengan ibu mereka datang menghadap kepada Yesus. Tujuannya adalah supaya terjadi sebuah kesepakatan bahwa walaupun ada 12 orang Rasul, Yohanes dan Yakobus bisa mendapatkan tempat terhormat disisi kanan dan kiri Yesus. Anggapan ini adalah anggapan manusiawi, dimana mereka berpikir jika mereka mendapatkan tempat terdepan itu maka mereka akan dilimpahi dengan keistimewaan besar , kehormatan dan juga kedudukan yang tinggi.
Lalu bagaimana dengan para murid yang lain ? Mereka semua ikut menyimak kejadian ini. Karena pada waktu itu, konsep Mesias dipikiran para murid adalah seorang Raja dan penguasa, mereka juga memiliki pemikiran yang serupa dengan Yakobus dan Yohanes. Tatlaka Yesus mengatakan bahwa tempat itu diberikan kepada siapa Bapa telah menyediakan, sekonyong-konyong terbukalah kesempatan bagi kesepuluh murid ini untuk ikut berpartisipasi mendapatkan kedudukan itu. Merekapun menjadi marah kepada Yohanes dan Yakobus karena mencoba melangkahi mereka.
Yesuspun menegaskan hal yang sangat penting. Ia menunjukkan bagaimana mereka harus memandang posisi - posisi semacam itu. Yesus mencontohkan bagaimana pemerintah - pemerintah bangsa - bangsa mengatur rakyatnya dengan kekerasan dan tangan besi. Realita ini dengan mudah kita lihat hingga saat ini, dimana pemerintah mempunyai kuasa bukan hanya mengatur kewajiban - kewajiban dan melindungi hak - hak warga negaranya, tetapi juga bisa menerapkan sanksi - sanksi keras yang bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang. Orang - orang ditarik pajak, wajib tunduk kepada hukum. Belum lagi, ini adalah kondisi "normal" bangsa - bangsa yang tidak dipimpin oleh para diktator. Para diktator - diktator menjalankan negara mereka dengan lebih keras dan kejam.
Yesus justru menarik standar itu jauh dari ranah main kekuasaan, kedudukan dan kehormatan semacam itu. Yesus meminta supaya para muridNya berkompetisi menjadi pelayan terbaik bagi sesamanya. Semakin seseorang mampu melayani, semakin besarlah dia. Dengan cara itu, Yesus meminta supaya para murid aktif berkarya, menggunakan semua kemampuan terbaik mereka untuk melayani. Hal ini juga, sesuai dengan sikap dan pandangan dari Yesus bahwa Ia mau melayani banyak orang, bukan dilayani.
Maka ini juga adalah sebuah panggilan umum untuk kita semua, diposisi apapun kita berada saat ini. Marilah kita berusaha untuk lebih banyak melayani , mengasihi orang lain lebih daripada mengharapkan kita dilayani, dan dikasihi. Terlebih jika kita dipercayakan tanggung jawab dan posisi yang baik entah itu di dalam komunitas, keluarga, pekerjaan. Justru dengan mendapatkan semua itulah kita berpeluang menjadi orang yang paling berguna karena ada banyak hal yang lewat perantaraan kita, menjadi lancar dan berkembang pesat.
Contoh - contoh pemimpin dunia dan karismatik sudah bertebaran dimana - mana seperti Bunda Teresa dari Kalkuta, St Elizabeth dari Hungaria, dll. Kitapun, yang jauh dari sempurna ini, tetap mampu melakukan sesuatu sebagai bentuk pelayanan kita. Bisa saja kita menggunakan kesempatan untuk mendoakan orang lain, memberikan semangat kepada rekan kerja, tetap produktif dalam pekerjaan kita dan bahkan terkadang rela membantu pekerjaan teman lain yang belum selesai. Kita bisa membiarkan hati kita menuntun langkah pelayanan kita. Apakah yang akan kita lakukan ?
Pesta St Yakobus, Rasul
Bacaan 1 : 2 Kor 4:7-15
Bacaan Injil : Mat 20:20-28
20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
20:20 Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus serta anak-anaknya itu kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. 20:21 Kata Yesus: "Apa yang kaukehendaki?" Jawabnya: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." 20:22 Tetapi Yesus menjawab, kata-Nya: "Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?" Kata mereka kepada-Nya: "Kami dapat." 20:23 Yesus berkata kepada mereka: "Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya." 20:24 Mendengar itu marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. 20:25 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: "Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. 20:26 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, 20:27 dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu; 20:28 sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Renungan :
Hairi ini, Gereja memperingati pesta St Yakobus, Rasul. Untuk mengenangnya, Gereja mengambil sebuah bacaan terkait panggilan hidup Yakobus. Ketika itu, Yakobus dan Yohanes bersama dengan ibu mereka datang menghadap kepada Yesus. Tujuannya adalah supaya terjadi sebuah kesepakatan bahwa walaupun ada 12 orang Rasul, Yohanes dan Yakobus bisa mendapatkan tempat terhormat disisi kanan dan kiri Yesus. Anggapan ini adalah anggapan manusiawi, dimana mereka berpikir jika mereka mendapatkan tempat terdepan itu maka mereka akan dilimpahi dengan keistimewaan besar , kehormatan dan juga kedudukan yang tinggi.
Lalu bagaimana dengan para murid yang lain ? Mereka semua ikut menyimak kejadian ini. Karena pada waktu itu, konsep Mesias dipikiran para murid adalah seorang Raja dan penguasa, mereka juga memiliki pemikiran yang serupa dengan Yakobus dan Yohanes. Tatlaka Yesus mengatakan bahwa tempat itu diberikan kepada siapa Bapa telah menyediakan, sekonyong-konyong terbukalah kesempatan bagi kesepuluh murid ini untuk ikut berpartisipasi mendapatkan kedudukan itu. Merekapun menjadi marah kepada Yohanes dan Yakobus karena mencoba melangkahi mereka.
Yesuspun menegaskan hal yang sangat penting. Ia menunjukkan bagaimana mereka harus memandang posisi - posisi semacam itu. Yesus mencontohkan bagaimana pemerintah - pemerintah bangsa - bangsa mengatur rakyatnya dengan kekerasan dan tangan besi. Realita ini dengan mudah kita lihat hingga saat ini, dimana pemerintah mempunyai kuasa bukan hanya mengatur kewajiban - kewajiban dan melindungi hak - hak warga negaranya, tetapi juga bisa menerapkan sanksi - sanksi keras yang bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang. Orang - orang ditarik pajak, wajib tunduk kepada hukum. Belum lagi, ini adalah kondisi "normal" bangsa - bangsa yang tidak dipimpin oleh para diktator. Para diktator - diktator menjalankan negara mereka dengan lebih keras dan kejam.
Yesus justru menarik standar itu jauh dari ranah main kekuasaan, kedudukan dan kehormatan semacam itu. Yesus meminta supaya para muridNya berkompetisi menjadi pelayan terbaik bagi sesamanya. Semakin seseorang mampu melayani, semakin besarlah dia. Dengan cara itu, Yesus meminta supaya para murid aktif berkarya, menggunakan semua kemampuan terbaik mereka untuk melayani. Hal ini juga, sesuai dengan sikap dan pandangan dari Yesus bahwa Ia mau melayani banyak orang, bukan dilayani.
Maka ini juga adalah sebuah panggilan umum untuk kita semua, diposisi apapun kita berada saat ini. Marilah kita berusaha untuk lebih banyak melayani , mengasihi orang lain lebih daripada mengharapkan kita dilayani, dan dikasihi. Terlebih jika kita dipercayakan tanggung jawab dan posisi yang baik entah itu di dalam komunitas, keluarga, pekerjaan. Justru dengan mendapatkan semua itulah kita berpeluang menjadi orang yang paling berguna karena ada banyak hal yang lewat perantaraan kita, menjadi lancar dan berkembang pesat.
Contoh - contoh pemimpin dunia dan karismatik sudah bertebaran dimana - mana seperti Bunda Teresa dari Kalkuta, St Elizabeth dari Hungaria, dll. Kitapun, yang jauh dari sempurna ini, tetap mampu melakukan sesuatu sebagai bentuk pelayanan kita. Bisa saja kita menggunakan kesempatan untuk mendoakan orang lain, memberikan semangat kepada rekan kerja, tetap produktif dalam pekerjaan kita dan bahkan terkadang rela membantu pekerjaan teman lain yang belum selesai. Kita bisa membiarkan hati kita menuntun langkah pelayanan kita. Apakah yang akan kita lakukan ?
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami rahmatMu supaya kami bisa belajar saling melayani sesama kami lebih sungguh. Kami mau bersemangat, mencoba melakukan hal - hal kecil dan sederhana dengan cinta yang besar untuk kemuliaan namaMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar