Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Dalam Nama Yesus

Sketsa Iman, 3 Mei 2019

Bacaan 1 : 1 Kor 15:1-8
Bacaan 2 : Yoh 14 : 6 - 14


14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku. 14:7 Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku. Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia." 14:8 Kata Filipus kepada-Nya: "Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami." 14:9 Kata Yesus kepadanya: "Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami. 14:10 Tidak percayakah engkau, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku? Apa yang Aku katakan kepadamu, tidak Aku katakan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang diam di dalam Aku, Dialah yang melakukan pekerjaan-Nya. 14:11 Percayalah kepada-Ku, bahwa Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku; atau setidak-tidaknya, percayalah karena pekerjaan-pekerjaan itu sendiri. 14:12 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; 14:13 dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak. 14:14 Jika kamu meminta sesuatu kepada-Ku dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya."

Renungan : 

Seberapa sering kita mendengarkan orang - orang meminjam nama dan faktor kedekatan dengan tokoh - tokoh terpandang saat menyampaikan sesuatu ? Di lingkungan rumah mungkin seseorang menggunakan : "kata pak RT, kita harus ..." saat menyampaikan aturan dalam masyarakat. Di kantor pun kita biasanya menggunakan kata : "kata boss , kamu harus melakukan ini ya..." dan kita bangga juga ketika kita mengenal tokoh - tokoh masyakarat tertentu dan berkata : " oh, saya keponakannya bapak A" dan seterusnya.

Ini semua menunjukkan bahwa kehadiran dan peran tokoh - tokoh itu mempunyai wibawa dan kuasa yang dapat mempengaruhi keadaan. Begitu juga dengan Tuhan Yesus, yang kita imani dengan sungguh - sungguh. Selama ribuan tahun lamanya, bangsa Israel tidak pernah melihat wajah Allah. Mereka mengalami sejumlah perjumpaan yang menggetarkan, dalam wujud dan tanda - tanda alam yang dahsyat seperti semak yang bernyala namun tidak membakar semak itu, atau dalam wujud tiang awan dan tiang api. Hanya dalam diri Yesus saja, Allah dikenal sebagai pribadi yang secara fisik sangat jelas. 

Kita juga harus berusaha untuk selalu dekat dengan Yesus dan rajin memperkenalkan Yesus dimana - mana dalam hidup kita. Cara kita berdoa : "Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami", "Dengan perantaran Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur...", adalah rumusan doa Katolik yang selalu kita daraskan. Merefleksikan sikap - sikap Yesus dalam Kitab Suci menunjukkan model dan standar orang beriman. Menyambut Yesus dalam Ekaristi memberikan daya kekuatan yang luar biasa bagi kita untuk bersatu dengan Tuhan, bahkan ketika kita masih di dunia ini. 

Lalu, ada kuasa dalam nama Yesus. Rasul Petrus, menunjukkannya dengan jelas saat ia suatu ketika berjumpa dengan seorang lumpuh. Ia berkata : " Tetapi Petrus berkata: "Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Demi nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, berjalanlah!" (Kis 3:6). Nama Yesus dipakai oleh seorang yag bukan murid Yesus : Yohanes berkata: "Guru, kami lihat seorang mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." (Luk 9:49;Mrk 9:38). 

Kita juga bisa berlatih dalam praktik doa yang sederhana namun mendalam, saat dengan irama napas kita kita menyebut nama Yesus. Di saat kita mengalami kesulitan dalam pekerjaan, dan tantangan lainnya, sebutlah Yesus. Di waktu kita bersyukur atas semua rahmat dan pemberian, kita utarakan :" Yesus terima kasih". Di waktu refleksi batin kita : "Yesus, kasihanilah kami...".Dengan mengucapkan Yesus dalam hidup kita, kita mau menggabungkan sikap batin kita akan Allah ke dalam aktifitas - aktifitas harian kita. 

Tanpa sadar, kita sudah membangun relasi yang lebih intim dengan Tuhan. Kita sudah ditarik Tuhan menuju hubungan dan semangat yang mengarah kepadaNya senantiasa. Dari sini, kita akan mulai melihat lebih jelas karya - karya Tuhan yang sebelumnya luput dari pandangan dan pengertian kita. Kita benar - benar menjadi pribadi yang semakin dekat dan semoga makin menyerupai Kristus, tokoh yang kita kagumi ini.

Doa : 

Allah, Bapa yang Maha Kuasa, kami mau belajar terus untuk semakin menyerupai Kristus. Kami menyadari bahwa kami harus membangun relasi kami dengan Dikau melalui segala daya upaya kami setiap hari. Bimbinglah kami untuk setia dan mampu menjalankan komitmen rohani kami ini dengan sungguh - sungguh. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teladan Kemuridan

Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid - muridNya kepadaNya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebutNya rasul : Simon yang juga diberiNya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.  Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-muridNya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. (Luk 6 : 12 - 19) Bacaan 1 : Ef 2 : 19 - 22 Bacaan 2 : Luk 6 : 12 - 19 29 Oktober 2017 - Teladan Kemuridan Injil mengisahkan bagaimana Yesus memilih keduabelas para rasul yang akan mendampingi Dia mewartakan kerajaan Surga. Setelah Yesus mengumpulkan sekian ba...

Sketsa Iman - Kristus adalah patokan hidup yang sejati

Sketsa Iman - 26 April 2021    Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.  (Yoh 10 : 9) Bacaan : Kis 11:1-18  |  Yoh 10:1-10 Renungan :  Kemarin, kita memperingati bersama hari Minggu Panggilan sekaligus hari yang memperingati dan merenungkan Kristus sang gembala yang baik. Hari ini, pembicaraan kita juga berbicara tentang domba - domba dan gembala, bedanya Yesus membuat penekanan yang lain. Dalam perumpamaanNya, Yesus mengibaratkan diri sebagai "pintu" menuju kawanan domba.  Ia mengilustrasikan dengan sangat tepat bagaimana kondisinya jika ada perampok atau pencuri yang masuk, tentu tidak melalui pintu tetapi memanjat tembok. Adapun suara dari perampok atau pencuri ini tidak akan dikenal oleh domba - domba sejati. Justru domba - domba ini akan mengenal dan tahu suara khas dari sang gembala.  Kristus adalah juruselamat dunia, dan juga perantara antara kita dengan Bapa yan...

Sketsa Iman - Menimba rahmat pada Yesus yang ditinggikan

Sketsa Iman, 9 April 2019 Bacaan 1 : Bil 21:4-9 Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." 8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pad...

Sketsa Iman - Berilah kesempatan kedua

Sketsa Iman, 6 Maret 2018 Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43 Bacaan Injil : Mat 18:21-35 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...