Sketsa Iman - 29 Januari 2020
Bacaan 1 : 2 Sam 7:4-17
Bacaan Injil : Mrk 4:1-20
4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." 4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 4:14 Penabur itu menaburkan firman. 4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Renungan :
Perumpamaan tentang Penabur merupakan salah satu perumpamaan yang mudah dimengerti oleh kita. Hal ini dikarenakan setelah menceritakan perumpamaan itu, Tuhan juga menguraikannya kepada para murid dan sekarang kita semua ikut menikmati keindahan maknanya yang mendalam. Sebuah pertanyaan pun menjadi penting bagi kita, terkait dengan motivasi kita saat ingin mengenal Tuhan.
Kondisi tanah yang baik adalah kondisi kesiapan hati kita untuk menyambut benih sabda Tuhan yang memang selalu baik. Disini kita diajak merefleksikan sejauh mana kita mencari Tuhan. Apakah kita masih sering hanya mencari Tuhan ketika masalah - masalah menghadang ? Kita juga bisa merefleksikan sekuat dan setajam apa iman kita saat sedang menghadapi masalah - masalah, apakah kita sudah mengandalkanNya atau kita juga berpaling kepada pertolongan - pertolongan lain yang sumbernya mungkin bukan dari Tuhan ? Sejauh mana praktik - praktik rohani kita berjalan ? Marilah kita mengusahakan supaya iman kita selalu terjaga, dan kita semua menjadi pribadi yang siap digemburkan oleh Tuhan.
Terkait dengan proses pembentukan itu sendiri, marilah kita mengingat juga bahwa untuk tanah bisa menerima benih yang tepat, tanah itu harus digarap oleh para petani. Tanah yang baik ini akan dicangkul, diobrak abrik supaya benih itu bisa ditanam kemudian harus diberikan pupuk dan air yang cukup juga mendapatkan sinar matahari yang cukup. Semua ini juga menandatakan bahwa hidup kita harus mengalami perombakan.
Seperti tanah yang diaduk itu, demikian hidup kita terkadang bisa terasa seperti jungkir balik namun percayalah bahwa kita menantikan bukan sekedar awal dan proses yang baik, tetapi hasil akhirnya lah yang baik. Bisa saja diawal kita mengalami kemudahan - kemudahan, namun jika akhirnya tidak baik, itu bukan dari Tuhan. Tuhan perlu mengasah hidup kita, artinya ada kebiasaan - kebiasaan yang harus kita lawan, ada hal - hal yang mesti kita lepaskan, ada perubahan zona nyaman dan pandangan. Semua ini pasti tidak mudah, namun Tuhan juga menyediakan "pupuk" , "air" dan "sinar matahari" yang berguna.
Bila kita refleksikan lebih dalam lagi, pupuk disediakan secara aktif oleh petani sementara air, bisa didapatkan saat benih itu sudah berakar di dalam tanah disamping menerima air yang disiramkan oleh sang petani. Artinya, saat kita sudah menerima dan memelihara benih itu , dengan sendirinya kita akan terus menerus memiliki semangat dan kehausan untuk mencari air hidup, yang juga dicurahkan oleh Allah.
Kadang ada jenis tanaman yang bisa tumbuh subur, berdaun hijau, bunganya mekar jika cukup menerima nutrisi dan sinar matahari. Kitapun diajak untuk selalu memalingkan wajah kepada Allah, apapun yang terjadi. Allah sebagai sang Terang, adalah panutan hidup kita. Ikutilah Allah, maka Ia akan menuntun kita ke arah hidup yang lebih baik.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersyukur atas rahmat yang Engkau sediakan bagi kami. Semoga kami selalu mampu untuk mengikuti kehendakMu di dalam seluruh aktifitas hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : 2 Sam 7:4-17
Bacaan Injil : Mrk 4:1-20
4:1 Pada suatu kali Yesus mulai pula mengajar di tepi danau. Maka datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu di darat, di tepi danau itu. 4:2 Dan Ia mengajarkan banyak hal dalam perumpamaan kepada mereka. Dalam ajaran-Nya itu Ia berkata kepada mereka: 4:3 "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur. 4:4 Pada waktu ia menabur sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis. 4:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya tipis. 4:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. 4:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga ia tidak berbuah. 4:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, ia tumbuh dengan suburnya dan berbuah, hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat." 4:9 Dan kata-Nya: "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 4:10 Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. 4:11 Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, 4:12 supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, supaya mereka jangan berbalik dan mendapat ampun." 4:13 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain? 4:14 Penabur itu menaburkan firman. 4:15 Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat firman itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar firman, lalu datanglah Iblis dan mengambil firman yang baru ditaburkan di dalam mereka. 4:16 Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira, 4:17 tetapi mereka tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, mereka segera murtad. 4:18 Dan yang lain ialah yang ditaburkan di tengah semak duri, itulah yang mendengar firman itu, 4:19 lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain masuklah menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. 4:20 Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut firman itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat."
Renungan :
Perumpamaan tentang Penabur merupakan salah satu perumpamaan yang mudah dimengerti oleh kita. Hal ini dikarenakan setelah menceritakan perumpamaan itu, Tuhan juga menguraikannya kepada para murid dan sekarang kita semua ikut menikmati keindahan maknanya yang mendalam. Sebuah pertanyaan pun menjadi penting bagi kita, terkait dengan motivasi kita saat ingin mengenal Tuhan.
Kondisi tanah yang baik adalah kondisi kesiapan hati kita untuk menyambut benih sabda Tuhan yang memang selalu baik. Disini kita diajak merefleksikan sejauh mana kita mencari Tuhan. Apakah kita masih sering hanya mencari Tuhan ketika masalah - masalah menghadang ? Kita juga bisa merefleksikan sekuat dan setajam apa iman kita saat sedang menghadapi masalah - masalah, apakah kita sudah mengandalkanNya atau kita juga berpaling kepada pertolongan - pertolongan lain yang sumbernya mungkin bukan dari Tuhan ? Sejauh mana praktik - praktik rohani kita berjalan ? Marilah kita mengusahakan supaya iman kita selalu terjaga, dan kita semua menjadi pribadi yang siap digemburkan oleh Tuhan.
Terkait dengan proses pembentukan itu sendiri, marilah kita mengingat juga bahwa untuk tanah bisa menerima benih yang tepat, tanah itu harus digarap oleh para petani. Tanah yang baik ini akan dicangkul, diobrak abrik supaya benih itu bisa ditanam kemudian harus diberikan pupuk dan air yang cukup juga mendapatkan sinar matahari yang cukup. Semua ini juga menandatakan bahwa hidup kita harus mengalami perombakan.
Seperti tanah yang diaduk itu, demikian hidup kita terkadang bisa terasa seperti jungkir balik namun percayalah bahwa kita menantikan bukan sekedar awal dan proses yang baik, tetapi hasil akhirnya lah yang baik. Bisa saja diawal kita mengalami kemudahan - kemudahan, namun jika akhirnya tidak baik, itu bukan dari Tuhan. Tuhan perlu mengasah hidup kita, artinya ada kebiasaan - kebiasaan yang harus kita lawan, ada hal - hal yang mesti kita lepaskan, ada perubahan zona nyaman dan pandangan. Semua ini pasti tidak mudah, namun Tuhan juga menyediakan "pupuk" , "air" dan "sinar matahari" yang berguna.
Bila kita refleksikan lebih dalam lagi, pupuk disediakan secara aktif oleh petani sementara air, bisa didapatkan saat benih itu sudah berakar di dalam tanah disamping menerima air yang disiramkan oleh sang petani. Artinya, saat kita sudah menerima dan memelihara benih itu , dengan sendirinya kita akan terus menerus memiliki semangat dan kehausan untuk mencari air hidup, yang juga dicurahkan oleh Allah.
Kadang ada jenis tanaman yang bisa tumbuh subur, berdaun hijau, bunganya mekar jika cukup menerima nutrisi dan sinar matahari. Kitapun diajak untuk selalu memalingkan wajah kepada Allah, apapun yang terjadi. Allah sebagai sang Terang, adalah panutan hidup kita. Ikutilah Allah, maka Ia akan menuntun kita ke arah hidup yang lebih baik.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersyukur atas rahmat yang Engkau sediakan bagi kami. Semoga kami selalu mampu untuk mengikuti kehendakMu di dalam seluruh aktifitas hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar