Sketsa Iman - 16 Januari 2020
Bacaan 1 : 1 Sam 4:1-11
Bacan Injil : Mrk 1:40-45
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." 1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." 1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. 1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: 1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan :
Bila kita menelusuri kisah hidup para kudus Gereja, banyak diantara mereka yang pada masa - masa awal mendapatkan pertentangan - pertentangan terkait apa yang mereka terima dari Tuhan. Misalkan saja ketiga anak Jacinta, Fransisco dan Lucia yang menerima penampakan dari Bunda Maria di Fatima. Banyak orang menentang mereka dan memaksa supaya mereka mau membocorkan rahasia yang disampaikan kepada mereka. Begitu pula dengan orang - orang lain yang menerima hal yang serupa tetapi oleh Gereja sempat diminta untuk menahan diri.
Reaksi mereka semua, tidak bertentangan dengan iman Katolik yang sudah dilestarikan itu. Mereka bersikap taat dan bersabar, sampai akhirnya praktik - praktik devosi baru dan apa yang mereka terima menyebar dengan sendirinya dan menjadi berkat bagi sesama. Ketaatan menunjukkan juga bagaimana Roh Kudus, yang berkarya adalah Roh yang juga tertib dan tidak sewenang - wenang.
Penginjil Markus yang mengisahkan tentang Yesus menyembuhkan orang kusta ini menyingkapkan satu yang yang cukup penting : rahasia Yesus sebagai Mesias. Identitas Yesus sebagai Mesias, bisa menimbulkan kehebohan besar yang mengguncang stabilitas di tempat itu. Apalagi kondisi orang - orang Yahudi yang sedang berada di bawah penjajahan, mengetahui bahwa Yesus sebagai Mesias bagaikan mendapatkan angin segar untuk melawan dan melakukan pemberontakan di benak orang - orang. Karena itu, Yesus melarang orang kusta itu menyebarkan berita penyembuhannya kepada orang banyak.
Seringkali, kita mudah sekali tergoda untuk berpikir sesuai dengan penalaran kita terhadap hal - hal yang bisa cukup sensitif. Di zaman sekarang ini, media komunikasi sudah begitu terbuka dan melintasi ruang dan waktu sehingga banyak hal bisa menimbulkan persoalan jika tidak hati - hati. Maka, disini, kita mau merenungkan segala sikap dan tindakan yang kita ambil supaya tetap bersesuaian dengan semangat Injil.
Di media sosial, dan situs - situs berita sangat banyak betebaran berita - berita dan info - info yang sifatnya intoleran. Marilah kita mau menjadi pewarta sukacita yang sejati, menebarkan kasih dan menonjolkan perdamaian, toleransi dan kerukunan ditengah - tengah masyarakat. Kita membantu menebarkan pesan - pesan yang menyejukkan hati dan menangkal informasi yang tidak benar dengan tidak ikut menyebarkannya. Sikap kritis kita untuk menahan 1 pesan yang tidak benar sudah sangat membantu dalam menciptakan suasana yang sejuk diantara kita.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, melalui kisah Injil hari ini, kami mau belajar untuk bersikap taat dan bijaksana dalam menyerap informasi dan membagikan pengalaman hidup kami dengan hati - hati. Kami menyadari juga saat ini, ada banyak sekali ujaran kebencian, hasutan, dan sikap permusuhan yang menyebar diantara kami. Berilah kami rahmat supaya dengan peran kecil kami dalam setiap keterlibatan kami di media sosial, kami tetap mampu menjadi pewarta sukacita dan kebaikan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : 1 Sam 4:1-11
Bacan Injil : Mrk 1:40-45
1:40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku." 1:41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir." 1:42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. 1:43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras: 1:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka." 1:45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Renungan :
Bila kita menelusuri kisah hidup para kudus Gereja, banyak diantara mereka yang pada masa - masa awal mendapatkan pertentangan - pertentangan terkait apa yang mereka terima dari Tuhan. Misalkan saja ketiga anak Jacinta, Fransisco dan Lucia yang menerima penampakan dari Bunda Maria di Fatima. Banyak orang menentang mereka dan memaksa supaya mereka mau membocorkan rahasia yang disampaikan kepada mereka. Begitu pula dengan orang - orang lain yang menerima hal yang serupa tetapi oleh Gereja sempat diminta untuk menahan diri.
Reaksi mereka semua, tidak bertentangan dengan iman Katolik yang sudah dilestarikan itu. Mereka bersikap taat dan bersabar, sampai akhirnya praktik - praktik devosi baru dan apa yang mereka terima menyebar dengan sendirinya dan menjadi berkat bagi sesama. Ketaatan menunjukkan juga bagaimana Roh Kudus, yang berkarya adalah Roh yang juga tertib dan tidak sewenang - wenang.
Penginjil Markus yang mengisahkan tentang Yesus menyembuhkan orang kusta ini menyingkapkan satu yang yang cukup penting : rahasia Yesus sebagai Mesias. Identitas Yesus sebagai Mesias, bisa menimbulkan kehebohan besar yang mengguncang stabilitas di tempat itu. Apalagi kondisi orang - orang Yahudi yang sedang berada di bawah penjajahan, mengetahui bahwa Yesus sebagai Mesias bagaikan mendapatkan angin segar untuk melawan dan melakukan pemberontakan di benak orang - orang. Karena itu, Yesus melarang orang kusta itu menyebarkan berita penyembuhannya kepada orang banyak.
Seringkali, kita mudah sekali tergoda untuk berpikir sesuai dengan penalaran kita terhadap hal - hal yang bisa cukup sensitif. Di zaman sekarang ini, media komunikasi sudah begitu terbuka dan melintasi ruang dan waktu sehingga banyak hal bisa menimbulkan persoalan jika tidak hati - hati. Maka, disini, kita mau merenungkan segala sikap dan tindakan yang kita ambil supaya tetap bersesuaian dengan semangat Injil.
Di media sosial, dan situs - situs berita sangat banyak betebaran berita - berita dan info - info yang sifatnya intoleran. Marilah kita mau menjadi pewarta sukacita yang sejati, menebarkan kasih dan menonjolkan perdamaian, toleransi dan kerukunan ditengah - tengah masyarakat. Kita membantu menebarkan pesan - pesan yang menyejukkan hati dan menangkal informasi yang tidak benar dengan tidak ikut menyebarkannya. Sikap kritis kita untuk menahan 1 pesan yang tidak benar sudah sangat membantu dalam menciptakan suasana yang sejuk diantara kita.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, melalui kisah Injil hari ini, kami mau belajar untuk bersikap taat dan bijaksana dalam menyerap informasi dan membagikan pengalaman hidup kami dengan hati - hati. Kami menyadari juga saat ini, ada banyak sekali ujaran kebencian, hasutan, dan sikap permusuhan yang menyebar diantara kami. Berilah kami rahmat supaya dengan peran kecil kami dalam setiap keterlibatan kami di media sosial, kami tetap mampu menjadi pewarta sukacita dan kebaikan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar