Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Dengan dasar kasih

Sketsa Iman - 14 Agustus 2019

Bacaan 1 : Ul 34:1-12
Bacaan Injil : Mat 18:15-20

18:15 "Apabila saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata. Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya kembali. 18:16 Jika ia tidak mendengarkan engkau, bawalah seorang atau dua orang lagi, supaya atas keterangan dua atau tiga orang saksi, perkara itu tidak disangsikan. 18:17 Jika ia tidak mau mendengarkan mereka, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Dan jika ia tidak mau juga mendengarkan jemaat, pandanglah dia sebagai seorang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai. 18:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. 18:19Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. 18:20 Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam Nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka."

Renungan : 

Suatu ketika, saya pernah mendapatkan sebuah workshop untuk cara membawakan renungan yang baik di komunitas saya. Salah satu yang ditekankan adalah kebersamaan dalam pelayanan. Biasanya ketika akan ditugaskan untuk suatu acara, tim kita akan berlatih bersama - sama. Seorang membawakan sesinya sementara kami yang lain akan berperan sebagai audiens namun sekaligus pemberi masukan. Kami juga diajarkan bagaimana caranya memberikan masukan dan kritik satu sama lain.

Prinsipnya adalah bagaimana kita bisa mengungkapkan intensi masukan kita dengan cara yang santun dan baik, untuk kemajuan orang itu. Kita diajak untuk menunjukkan apa yang baik dari yang mereka lakukan, kemudian dalam memberikan masukan tidak dengan menjatuhkan tapi mengatakan misalnya : "Kamu sudah mampu membawakan materi dengan jelas, terstruktur dan mudah dimengerti...", lalu untuk memberikan masukan : "...Akan lebih baik bila volume suara kamu lebih besar, supaya audiens yang duduk dibangku belakang bisa mendengarkan lebih jelas".

Metode yang sama juga bisa dipakai untuk mengoreksi orang lain, seperti halnya yang dituliskan dalam bacaan Injil hari ini. Menegor di bawah empat mata dimaksudkan untuk berbicara dari hati ke hati, secara personal dengan orang itu. Melakukan hal ini akan menghilangkan rasa malu, juga ada unsur kepedulian yang tinggi. Dititik ini, kita bisa melakukan seperti yang saya ungkapkan diatas. Sampaikan kebaikan - kebaikan dan hal - hal positif apa yang sudah dilakukan, baru kemudian membahas hal - hal apa yang bisa ditingkatkan. Bila itu adalah dosa, janganlah menuduh melainkan berikan pengertian yang baik dan sopan dan ajaklah orang itu untuk berubah.

Persoalan yang lebih besar , bisa dibawa dalam kelompok dan ini sebenarnya bukan dimaksudkan untuk menghakimi, tetapi supaya ada keterbukaan yang lebih besar dan juga kebenaran bisa dijaga dengan keberadaan orang - orang yang bisa dipercaya sebagai saksi. Apapun yang dilakukan, haruslah dilakukan dengan dasar kasih.

Kekuatan dari komunitas bisa mengatasi banyak persoalan. Konteks kesalahan yang dilakukan seseorang di dalam jemaat, bisa diatasi secara bersama - sama. Dibagian akhir Injil hari ini, Tuhan juga mengungkapkan bagaimana komunitas bisa menjadi penggerak yang luar biasa, misalkan untuk doa dan permohonan kepada Allah. Di dalam komunitas, kita bisa bertumbuh , berbuah, dikoreksi dan saling mengoreksi dan menjadi lebih kuat bersama - sama.

Doa : 

Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersyukur atas semua rahmat yang Engkau senantiasa berikan kepada kami setiap hari. Kami berterima kasih karena kami Kau naungi dan Kau bimbing masuk ke dalam persekutuan orang percaya, yaitu GerejaMu yang kudus. Biarlah kami bisa berkembang secara pesat dan semakin saling mengasihi. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...