Sketsa Iman - 27 Agustus 2019
Bacaan 1 : 1 Tes 2:1-8
Bacaan Injil: Mat 23:23-26
23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. 23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Renungan :
Sebagai pengikut Kristus, kita semua terlibat di dalam komunitas rohani yang sangat dinamis. Di dalam kelompok kita, orang - orang dengan berbagai macam latar belakang dan motivasi mencoba ikut bergabung. Anggota - anggota yang sudah lama perlu memberikan contoh - contoh keteladanan yang baik dan harus berusaha untuk menunjukkan kehadiran Allah di dalam diri orang lain juga.
Di kesempatan ini, kita mau kembali belajar dari sosok St Paulus, Rasul, Rabi Yahudi, seorang Farisi yang luar biasa. Ia menunjukkan cintanya yang besar sebagai seorang jemaat Kristen perdana. Paulus amat menjunjung tinggi keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Ia lebih menekankan hal - hal yang berlandaskan kasih daripada mengikuti ketentuan - ketentuan yang sifatnya kaku.
Terkait dengan itu, suatu ketika Paulus ikut serta dalam Konsili Gereja yang pertama di Yerusalem. Ia membuka jalan bagi orang - orang non Yahudi, misalkan orang - orang Yunani supaya tidak wajib mengikuti ketentuan - ketentuan orang Yahudi seperti : makan makanan yang tidak halal , daging persembahan, harus disunat dan segala yang lain. Meskipun begitu, umat tetap diminta untuk bijaksana dalam menerapkan itu semua supaya tidak menjadi batu sandungan.
Mengikuti peraturan dengan keras, bagi kita yang memang menjunjung tinggi hal - hal itu pasti akan terasa lebih mudah. Namun ada juga orang - orang yang karakternya lebih dinamis, lebih suka bergerak dengan kreatifitas yang tinggi dan berekspresi secara spontan. Karena itu, kita mesti bisa belajar bersama untuk menempatkan diri di tengah - tengah orang banyak.
Pada bagian ayat ke 26, Yesus berkata kepada orang Farisi :"bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih." Bagi kita, ini artinya perhatikanlah dulu pikiran - pikiran kita, hati kita, motivasi kita - pastikan itu semua bersih, supaya kita bisa menjadi perpanjangan kasih bagi orang lain.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, hari ini Engkau kembali mau mengingatkan kami supaya kami mengupayakan belas kasihan , keadilan dan kesetiaan dalam menjalani hidup kami sehari - hari. Curahkanlah rahmatMu supaya kami mampu mewujudkan itu semua. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : 1 Tes 2:1-8
Bacaan Injil: Mat 23:23-26
23:23 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab persepuluhan dari selasih, adas manis dan jintan kamu bayar, tetapi yang terpenting dalam hukum Taurat kamu abaikan, yaitu: keadilan dan belas kasihan dan kesetiaan. Yang satu harus dilakukan dan yang lain jangan diabaikan. 23:24 Hai kamu pemimpin-pemimpin buta, nyamuk kamu tapiskan dari dalam minumanmu, tetapi unta yang di dalamnya kamu telan. 23:25 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan. 23:26 Hai orang Farisi yang buta, bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih.
Renungan :
Sebagai pengikut Kristus, kita semua terlibat di dalam komunitas rohani yang sangat dinamis. Di dalam kelompok kita, orang - orang dengan berbagai macam latar belakang dan motivasi mencoba ikut bergabung. Anggota - anggota yang sudah lama perlu memberikan contoh - contoh keteladanan yang baik dan harus berusaha untuk menunjukkan kehadiran Allah di dalam diri orang lain juga.
Di kesempatan ini, kita mau kembali belajar dari sosok St Paulus, Rasul, Rabi Yahudi, seorang Farisi yang luar biasa. Ia menunjukkan cintanya yang besar sebagai seorang jemaat Kristen perdana. Paulus amat menjunjung tinggi keadilan, belas kasihan dan kesetiaan. Ia lebih menekankan hal - hal yang berlandaskan kasih daripada mengikuti ketentuan - ketentuan yang sifatnya kaku.
Terkait dengan itu, suatu ketika Paulus ikut serta dalam Konsili Gereja yang pertama di Yerusalem. Ia membuka jalan bagi orang - orang non Yahudi, misalkan orang - orang Yunani supaya tidak wajib mengikuti ketentuan - ketentuan orang Yahudi seperti : makan makanan yang tidak halal , daging persembahan, harus disunat dan segala yang lain. Meskipun begitu, umat tetap diminta untuk bijaksana dalam menerapkan itu semua supaya tidak menjadi batu sandungan.
Mengikuti peraturan dengan keras, bagi kita yang memang menjunjung tinggi hal - hal itu pasti akan terasa lebih mudah. Namun ada juga orang - orang yang karakternya lebih dinamis, lebih suka bergerak dengan kreatifitas yang tinggi dan berekspresi secara spontan. Karena itu, kita mesti bisa belajar bersama untuk menempatkan diri di tengah - tengah orang banyak.
Pada bagian ayat ke 26, Yesus berkata kepada orang Farisi :"bersihkanlah dahulu sebelah dalam cawan itu, maka sebelah luarnya juga akan bersih." Bagi kita, ini artinya perhatikanlah dulu pikiran - pikiran kita, hati kita, motivasi kita - pastikan itu semua bersih, supaya kita bisa menjadi perpanjangan kasih bagi orang lain.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, hari ini Engkau kembali mau mengingatkan kami supaya kami mengupayakan belas kasihan , keadilan dan kesetiaan dalam menjalani hidup kami sehari - hari. Curahkanlah rahmatMu supaya kami mampu mewujudkan itu semua. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar