Sketsa Iman, 1 Maret 2018
Bacaan 1 : Yer 17:5-10
Bacaan Injil : Luk 16:19-30
Ulasan Kitab Suci :
16:19"Ada seorang kaya yang selalu berpakaian ungu dan kain linen, dan bersenang-senang setiap hari dalam kemewahan. 16:20 Di pintu gerbang rumah orang kaya itu, berbaringlah seorang miskin bernama Lazarus, yang tubuhnya penuh dengan borok. 16:21 Ia berharap diberi makan apa pun yang jatuh dari meja makan orang kaya itu; bahkan anjing-anjing datang dan menjilati boroknya. 16:22 Suatu ketika, orang miskin itu mati dan dibawa oleh para malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga meninggal lalu dikuburkan. 16:23 Di alam maut, saat disiksa, orang kaya itu memandang ke atas dan melihat Abraham di kejauhan bersama Lazarus di pangkuannya.16:24 Dan, orang kaya itu berseru, 'Bapa Abraham, kasihanilah aku dan suruhlah Lazarus mencelupkan ujung jarinya ke air dan menyejukkan lidahku sebab aku menderita dalam nyala api ini.' 16:25 Akan tetapi, Abraham berkata, 'Nak, ingatlah ketika kamu masih hidup, kamu sudah menerima hal-hal yang baik, sementara Lazarus menerima hal-hal yang buruk; sekarang, di sini Lazarus dihibur, sementara kamu disiksa. 16:26 Selain itu semua, ada jurang besar yang memisahkan kita sehingga orang yang ingin menyeberang dari sini ke tempatmu tidak bisa menyeberang, dan orang yang dari tempatmu juga tidak bisa menyeberang ke tempat kami.' 16:27 Lalu, orang kaya itu berkata, 'Kalau begitu, aku mohon kepadamu Bapa, utuslah Lazarus ke rumah ayahku, 16:28 karena aku mempunyai lima saudara laki-laki. Biarlah Lazarus memperingatkan mereka supaya nanti mereka tidak masuk ke tempat penyiksaan ini.' 16:29 Namun, Abraham berkata, 'Mereka mempunyai Hukum Musa dan kitab para nabi, biarlah mereka mengetahui dari semuanya itu.' 16:30 Kata orang kaya itu lagi, 'Tidak, Bapa Abraham. Jika seseorang dari antara orang mati datang kepada mereka barulah mereka akan bertobat.'
Sketsa Batin :
Marilah kita merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut ini :
Renungan Harian :
Hari ini, kita disuguhkan dengan sebuah kisah dari Lukas yang kontras, antara nasib orang kaya dan Lazarus yang miskin di masa hidupnya, dan setelah kehidupan. Saya selalu meyakini, alasan mengapa Injil tidak menyebutkan nama tokoh-tokoh tertentu, karena ini akan memudahkan kita untuk mengambil tempat di tokoh tersebut. Siapa saja bisa menjadi seperti orang kaya itu dan jika kita berada di posisinya, apakah yang kita lakukan ?
Ada kisah tentang sebuah keluarga yang dahulu kaya raya. Uangnya banyak, mobilnya banyak, rumahnya besar dan mereka hidup sangat berkecukupan. Suatu ketika, usaha mereka mengalami kemunduran dan mereka pun harus kehilangan sebagian besar harta kekayaannya. Yang menarik, sepertinya mereka justru mendapatkan lebih banyak pengalaman dan menyadari berkat-berkat terselubung dimasa-masa sulit perekonomian mereka.
Mereka mulai bersyukur atas uang satu juta rupiah yang mereka dapatkan. Kepala rumah tangganya, berkata "Dulu saya punya banyak uang, rasanya biasa-biasa saja. Sekarang, ketika susah, saat saya dapatkan satu juta, rasanya ini luar biasa dan berkat-berkat ini begitu terasa." Demikianlah ini adalah contoh dari sebuah proses pembelajaran untuk mengerti bahwa kekayaan itu harus disyukuri namun bukan sebagai tujuan hidup, melainkan sarana.
Sikap Tuhan Yesus dalam mengajarkan kita semua, selalu pokoknya adalah cinta kasih. Dan, jika kita tidak mengasihi sesama kita dengan cinta itu, kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga didalam diri kita. Orang kaya itu, dan saudara-saudaranya, lebih mementingkan kemewahan hidup dan tidak memikirkan orang-orang lain disekelilingnya. Pola pikir dan hati mereka, tertutup oleh situasi dunia yang tanpa mereka sadari terbatas.
Semua orang, akan meninggal dan kembali kepada Bapa. Disitulah, kita semua akan ditanya oleh Tuhan, apakah yang telah kita lakukan didunia ini ? Seberapa banyak kita mau berbagi atas rejeki yang telah kita terima untuk sesama kita, dan seberapa besar perhatian kita. Marilah kita benar-benar melihat hidup kita dan berfokus pada kemurahan hati dalam tindakan-tindakan kita.
Rhema Bacaan :
Namun, Abraham berkata, 'Mereka mempunyai Hukum Musa dan kitab para nabi, biarlah mereka mengetahui dari semuanya itu.'
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kepada kami hati baru yang terlepas dari ikatan-ikatan duniawi seperti harta kekayaan dan berbagai kenikmatan lainnya. Buatlah hati kami dipenuhi dengan cinta dan perhatian yang benar terhadap sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1 : Yer 17:5-10
Bacaan Injil : Luk 16:19-30
Ulasan Kitab Suci :
16:19
Sketsa Batin :
Marilah kita merenungkan pertanyaan - pertanyaan refleksi berikut ini :
- Pelajaran apakah yang dapat kita petik dari kisah orang kaya dan Lazarus ?
- Dalam ayat ke 27, orang kaya itu meminta supaya Tuhan mengizinkan Lazarus datang ke rumah orang tuanya, supaya saudara - saudaranya diperingatkan, namun itu dikatakan sia-sia. Mengapa demikian ? hal-hal apa yang dapat menghalangi hal itu ?
Renungan Harian :
Hari ini, kita disuguhkan dengan sebuah kisah dari Lukas yang kontras, antara nasib orang kaya dan Lazarus yang miskin di masa hidupnya, dan setelah kehidupan. Saya selalu meyakini, alasan mengapa Injil tidak menyebutkan nama tokoh-tokoh tertentu, karena ini akan memudahkan kita untuk mengambil tempat di tokoh tersebut. Siapa saja bisa menjadi seperti orang kaya itu dan jika kita berada di posisinya, apakah yang kita lakukan ?
Ada kisah tentang sebuah keluarga yang dahulu kaya raya. Uangnya banyak, mobilnya banyak, rumahnya besar dan mereka hidup sangat berkecukupan. Suatu ketika, usaha mereka mengalami kemunduran dan mereka pun harus kehilangan sebagian besar harta kekayaannya. Yang menarik, sepertinya mereka justru mendapatkan lebih banyak pengalaman dan menyadari berkat-berkat terselubung dimasa-masa sulit perekonomian mereka.
Mereka mulai bersyukur atas uang satu juta rupiah yang mereka dapatkan. Kepala rumah tangganya, berkata "Dulu saya punya banyak uang, rasanya biasa-biasa saja. Sekarang, ketika susah, saat saya dapatkan satu juta, rasanya ini luar biasa dan berkat-berkat ini begitu terasa." Demikianlah ini adalah contoh dari sebuah proses pembelajaran untuk mengerti bahwa kekayaan itu harus disyukuri namun bukan sebagai tujuan hidup, melainkan sarana.
Sikap Tuhan Yesus dalam mengajarkan kita semua, selalu pokoknya adalah cinta kasih. Dan, jika kita tidak mengasihi sesama kita dengan cinta itu, kita kehilangan sesuatu yang sangat berharga didalam diri kita. Orang kaya itu, dan saudara-saudaranya, lebih mementingkan kemewahan hidup dan tidak memikirkan orang-orang lain disekelilingnya. Pola pikir dan hati mereka, tertutup oleh situasi dunia yang tanpa mereka sadari terbatas.
Semua orang, akan meninggal dan kembali kepada Bapa. Disitulah, kita semua akan ditanya oleh Tuhan, apakah yang telah kita lakukan didunia ini ? Seberapa banyak kita mau berbagi atas rejeki yang telah kita terima untuk sesama kita, dan seberapa besar perhatian kita. Marilah kita benar-benar melihat hidup kita dan berfokus pada kemurahan hati dalam tindakan-tindakan kita.
Rhema Bacaan :
Namun, Abraham berkata, 'Mereka mempunyai Hukum Musa dan kitab para nabi, biarlah mereka mengetahui dari semuanya itu.'
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kepada kami hati baru yang terlepas dari ikatan-ikatan duniawi seperti harta kekayaan dan berbagai kenikmatan lainnya. Buatlah hati kami dipenuhi dengan cinta dan perhatian yang benar terhadap sesama. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar