Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Belajar membuka hati


Sketsa Iman, 5 Maret 2018
Bacaan 1 : 2 Raj 5:1-15a
Bacaan Injil : Luk 4:24-30

Ulasan Kitab Suci : 

4:24 Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. 4:25 Dan Aku berkata kepadamu, dan kata-Ku ini benar: Pada zaman Elia terdapat banyak perempuan janda di Israel ketika langit tertutup selama tiga tahun dan enam bulan dan ketika bahaya kelaparan yang hebat menimpa seluruh negeri. 4:26 Tetapi Elia diutus bukan kepada salah seorang dari mereka, melainkan kepada seorang perempuan janda di Sarfat, di tanah Sidon. 4:27 Dan pada zaman nabi Elisa banyak orang kusta di Israel dan tidak ada seorangpun dari mereka yang ditahirkan, selain dari pada Naaman, orang Siria itu." 4:28 Mendengar itu sangat marahlah semua orang yang di rumah ibadat itu. 4:29 Mereka bangun, lalu menghalau Yesus ke luar kota dan membawa Dia ke tebing gunung, tempat kota itu terletak, untuk melemparkan Dia dari tebing itu. 4:30 Tetapi Ia berjalan lewat dari tengah-tengah mereka, lalu pergi. (Luk 4:24-30)
Sketsa Batin : 

Marilah kia merenungkan point - point berikut ini : 

  1. Mengapa bangsa Israel begitu sulit untuk terbuka terhadap keselamatan ? Di saat Elia hadir , ia hanya menyembuhkan seorang janda sementara Elisa hanya menyembuhkan sakit kusta Naaman, orang Siria.
  2. Jika Yesus saat ini hadir ditengah-tengah kita, apakah sikap kita, saat Ia menyampaikan berbagai himbauan, teguran dan seruan-seruan untuk mengubah hidup ? 


Renungan : 

Yesus berbicara tentang kenyataan seputar respond orang-orang banyak yang sangat sulit menerima kehadiran seorang nabi ditengah - tengah mereka. Mengapa koq bisa pada zaman Elia, hanya ada satu orang janda saja yang bisa menerima penyembuhan, dan juga pada zaman nabi Elisa, orang kusta tak ada yang disembuhkan selain Naaman ? Kesamaan dalam perbandingan ini adalah orang-orang luar lebih terbuka hatinya terhadap keselamatan.

Orang-orang Yahudi merasa mengenal Yesus, seorang tukang kayu dari Nazareth. Mereka tahu sanak saudara Yesus, tahu keseharian Yesus sehingga ketika Yesus tampil amat berbeda, mereka mencemooh dan menutup hati. Seringkali, yang lebih mudah menjatuhkan seseorang adalah mereka - mereka yang terdekat. Orang-orang luar lebih mudah menerima dan pandangan mereka lebih netral. 

Dewasa ini, model "penghakiman" seperti ini masih marak terjadi dimana-mana. Orang lebih mudah menggunakan pemikirannya sendiri dan menolak pembaharuan. Beruntunglah 

kita karena kita telah secara lengkap mengerti gambaran akan kelahiran, penderitaan, wafat dan kebangkitan Kristus, dan mengalami kemudahan mendapatkan informasi bahwa Yesus adalah Mesias ditengah-tengah umat manusia.

Kuncinya adalah berani untuk terbuka terhadap hal-hal baru. Kita mempertanyakan asumsi-asumsi kita dalam mencari kebenaran. Apakah mungkin ada kesalahan dalam pola pikirku ? Apakah ada hal-hal yang selama ini masih kupertahankan dan tak rela untuk diubah ? Berdoalah kepada Tuhan agar hati kita diterangi sehingga mampu melihat itu semua.

Rhema :
Dan kata-Nya lagi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak ada nabi yang dihargai di tempat asalnya. (Luk 4:24)

Doa :

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, bukalah hati dan pikiran kami senantiasa untuk setia terhadap perubahan tingkah laku dalam hidup kami agar semakin sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar