Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Belajar mengasihi

Sketsa Iman - 4 Juni 2020 

Bacaan 1 : 2 Tim 2 : 8 - 15
Bacaan Injil : Mrk 12:28b - 34

12:28 Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" 12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30 Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. 12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. 12:33 Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." 12:34 Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

Renungan : 

Setelah sebelumnya terdapat percakapan antara Yesus dengan orang - orang Saduki yang menanyakan perihal kebangkitan, saat ini ada seorang ahli Taurat yang tampil beda. Sementara yang lain hanya ingin menjebak Yesus, dia datang dengan hati dan niat yang tulus untuk menanyakan hal yang sangat penting.  Melihat bahwa Yesus begitu tepat memberikan jawaban dan sangat bijaksana, Ia menanyakan "Hukum manakah yang paling utama?"

Hukum Taurat Musa memiliki sekitar 613 perintah, dan ini belum mencakup apa yang ditambahkan oleh para guru Yahudi. Bagi setiap orang yang mau mencoba setia, ini merupakan tantangan yang besar. Untuk menjawab pertanyaan ini, Yesus memberikan pondasi atas jawaban itu.

Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Disini, Tuhan Yesus berbicara tentang kenyataan yang dipahami orang Israel, bahwa Allah terlebih dahulu membagikan kasih-Nya, yaitu mengikat perjanjian dengan umat-Nya seperti yang ada di Ibr 7:27. Dengan menyebut Allah sebagai Tuhan yang Esa (satu), kita melihat juga bagaimana kita harus  meyakini tidak ada bantuan lain yang dapat menolong kita : harta kita, status kita, pekerjaan kita, teknologi dan inovasi kita. Hanya Tuhan saja yang mampu menunjukkan diri sebagai Allah kita yang senantiasa dapat diandalkan. 

Setelah mengatakan hal ini, barulah Tuhan Yesus berbicara tentang perintah - perintah utama itu. Yang paling pertama adalah mengasihi Allah dengan sungguh - sungguh. Kesungguhan ini ditunjukkan lewat penekanan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi. Yang kedua, mengasihi Allah seperti kita mengasihi diri sendiri. 

Mari kita merefleksikan bahwa kadang - kadang kita membatasi diri ketika hendak mengasihi Allah. Misalkan saat kita berdoa, adakah kita hanya memanjatkan permohonan, namun kurang bersyukur ? adakah kita hanya mencari Allah saat butuh pertolongan saja ? Apakah kita lebih sering berkompromi dan malas membaca kitab suci, membangun pengetahuan rohani kita karena alasan bahwa ini "berat" ?

Yang terakhir, adalah bagaimana kita mengasihi sesama seperti diri sendiri. Tentu saja kita semua tahu apa yang kita butuhkan dan kita punya harapan akan apa yang dapat kita capai. Tidaklah mengherankan juga jika kita berusaha mendapatkan hal - hal yang baik. Kita merasa nyaman dan damai diperlakukan sopan, diperhatikan, di bimbing dan dikasihi. Tolak ukur inilah yang diharapkan Yesus, dapat kita lakukan juga kepada sesama kita. 

Doa :

Ya Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, berilah kami kesadaran dalam hati kami untuk selalu peka terhadap kebutuhan sesama kami. Kami tahu akan kebutuhan hidup kami setiap hari, namun terkadang kami berkompromi dan bersikap acuh tak acuh terhadap kebutuhan sesama kami. Kami juga biasanya mudah menyerah dan membatasi diri kami dalam mencintai Engkau. Berilah kami rahmat supaya mampu memperbaiki diri dan belajar untuk mengasihi seperti yang Engkau kehendaki kami lakukan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...