Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Singkirkan label - label yang tidak sehat

Sketsa Iman, 14 Desember 2018

Bacaan 1 : Yes. 48:17-19
Bacaan Injil : Mat 11:16-19

11:16 Dengan apakah akan Kuumpamakan angkatan ini? Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan berseru kepada teman-temannya: 11:17 Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak berkabung. 11:18 Karena Yohanes datang, ia tidak makan, dan tidak minum, dan mereka berkata: Ia kerasukan setan. 11:19 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum , sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya."

Renungan : 

Hari ini, kita belajar tentang sebuah kenyataan hidup bahwa untuk mengenal Allah, kita mesti bersedia membuka hati kita dan pikiran - pikiran kita. Kadangkala, kita sudah punya gambaran - gambaran tertentu akan apa yang kita lihat, dengar, rasakan dari orang lain atau suatu kejadian dan dengan cepat membuat  kesimpulan. Yang kadang - kadang kita tak sadar, ini semua dipengaruhi oleh emosi dan pola pikir kita. Kita merasa sudah tahu semuanya dan membuat label-label terhadap orang, benda dan kejadian.

Begitu kuatnya pengaruh itu semua, di dunia marketing ada istilah "branding", atau kekuatan dari merek produk. Orang - orang pun senang menggunakan merek-merek ternama dan kadang melupakan sisi kualitas yang ada pada merek lain yang kurang terkenal. Inilah sifat manusia yang sulit diubah, senang menilai segala sesuatu walaupun kadang lebih sering penilaian itu tidak berimbang.

Tuhan Yesus melihat bahwa pada zamanNya, orang-orang Yahudi sudah memiliki gambaran tersendiri tentang para nabi dan tokoh-tokoh agama yang tampil di depan umum. Tokoh-tokoh yang hadir seperti Yohanes Pembaptis dan Yesus adalah tokoh-tokoh baru ditengah-tengah kelompok orang-orang yang sudah begitu terbiasa dengan gaya lama yang butuh banyak perbaikan : orang-orang Farisi, orang-orang Saduki, orang-orang Herodian, ahli-ahli Taurat, dst.

Orang-orang Farisi dan orang-orang Saduki berkuasa di Sinagoga dan Bait Allah, dengan pemahaman akan Hukum Taurat yang sangat berbeda. Mereka pun bentrok satu sama lain, sehingga tidak ada ruang bagi Yesus dan Yohanes Pembaptis untuk ikut tampil dalam ruang pewartaan dan pengajaran bagi masyarakat. Disamping itu, mereka sepakat bahwa sesuai dengan pemahaman tradisional mereka : orang-orang malang dan menderita itu dikutuk Tuhan, dan orang-orang yang berdosa seperti pemungut cukai, pelacur, orang-orang non Yahudi (Romawi, Samaria) adalah orang-orang yang dibenci dan ditolak oleh Tuhan.

Sekarang, Yesus dan Yohanes Pembaptis menjalankan kehendak Allah dengan dua pendekatan yang sangat berbeda namun saling melengkapi. Yohanes membaptis dengan air, ia memurnikan dirinya dengan berpantang dan berpuasa, mengenakan jubah sederhana, tinggal di padang gurun, singkatnya melepaskan keduniawian. Hasilnya ? Ia dikatakan kerasukan setan! tidak normal. Yesus datang dan berinteraksi dengan semua golongan, Ia merangkul siapa saja dan Ia dituduh pelahap, peminum, seorang yang rakus. Mau pendekatan yang manapun, Yesus dan Yohanes Pembaptis, ditolak.

Bagi kita, pelajaran terpenting adalah membuka hati untuk menerima hikmat dari Allah. Kita mesti mengosongkan gelas pikiran, gelas hati dan bersedia diisi dengan pandangan yang baru. Bila kita bersedia, kita bahkan mendapatkan identitas baru dari Allah. Kita seringkali, memilih ikut Tuhan jika ada maunya, atau jika kita sedang menghadapi situasi buruk, malah kita balik mempersalahkan Tuhan. Semua ini, adalah gambaran semaunya kita akan Tuhan. Ini tidak sehat, karena pemahaman kita yang terbatas sulit menjangkau kehendak dan cara kerja Allah. Maka, kita mesti terus bersedia belajar dan memohon bimbingan Roh Kudus, supaya kita semakin mengerti kehendak Tuhan , yang memang terkadang tak mudah kita pahami ini. 

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, seringkali hati kami juga tertutup dengan pandangan kami yang sudah ditentukan, dan sulit bagi kami untuk bergeming dari sana. Kami mohon, berilah kami hati yang lemah lembut, rendah hati sehingga bisa terbuka terhadap hikmat kebijaksanaanMu. Hanya dengan cara ini, kami bisa menerima keselamatan yang ditawarkan Kristus. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Iman - Yesus menyucikan Bait Allah

Sketsa Iman, 9 November 2017 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran Bacaan 1 : 1 Kor. 3:9b-11,16-17 Bacaan 2 : Yoh 2 : 13 - 22 Ulasan Kitab Suci : Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah bapaKu menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis:"Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:"Rombak Bait Alla...

Sketsa Iman - Penguatan dalam masa penantian

Sketsa Iman, 6 April 2018 Bacaan 1 : Kis 4:1-12 Bacaan Injil : Luk 21:1-14 Ulasan Kitab Suci : 21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka men...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...