Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Siap memancarkan pelita

Sketsa Iman, 31 Januari 2019

Bacaan 1 : Ibr  10:19-25
Bacaan Injil : Mrk 4:21-25

4:21 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Orang membawa pelita bukan supaya ditempatkan di bawah gantang atau di bawah tempat tidur, melainkan supaya ditaruh di atas kaki dian. 4:22 Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan tersingkap. 4:23 Barangsiapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" 4:24 Lalu Ia berkata lagi: "Camkanlah apa yang kamu dengar! Ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan di samping itu akan ditambah lagi kepadamu. 4:25 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."

Renungan : 

Hari ini, kita belajar tentang nilai-nilai hidup yang kita pegang dari Injil. Pertama, Tuhan Yesus menggunakan perumpamaan tentang orang yang membawa pelita. Tujuan pelita adalah untuk menerangi seluruh ruangan dan karena itu ruangan itu akan menjadi terang. Dari sini, ada makna yang dapat kita petik bahwa kita juga membawa nilai-nilai hidup yang ditunjukkan kepada orang banyak.

Apakah hubungan sosial kita berjalan baik atau tidak tergantung banyak dari nilai - nilai yang kita pegang yaitu prinsip - prinsip hidup, pola pikir , cara bertindak, tutur kata kita. Itu semua adalah ukuran yang dijelaskan juga oleh Tuhan Yesus di ayat ke 24 : ukuran yang kamu pakai untuk mengukur akan diukurkan kepadamu, dan disamping itu akan ditambah lagi kepadamu. Kemudian, Tuhan Yesus menambahkan lagi : bahwa siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.

Marilah kita melihat contoh berikut, ada dua orang karyawan penjualan di sebuah perusahaan yang diberikan tugas untuk menjual produk sepatu perusahaan ke suatu daerah antah berantah yang belum diketahui kondisi nyatanya seperti apa. Orang pertama datang, berinteraksi dengan penduduk sekitar dan setelah melihat betapa miskinnya mereka dan kondisi alam yang penuh dengan bebatuan, ia pun memutuskan kembali ke kantor dengan niat untuk memprotes atasannya. Dia berkata dengan tegas bahwa prospek penjualan sepatu disitu adalah nol besar dan bahwa siapapun tidak akan sanggup melakukannya.

Tibalah giliran orang kedua, diapun mengamati dengan seksama bahwa orang - orang disana memang belum mengenal sepatu namun mereka sangat sering bepergian ke kota terdekat yang jaraknya cukup jauh dan melelahkan. Dia melihat juga banyak orang yang kakinya terluka karena terkena kerikil - kerikil tajam dan batu - batu yang kecil. Maka dengan antusias, dia kembali ke kantor menceritakan kepada atasan yang sama dan dengan gembira dia menceritakan potensi penjualan yang sangat besar. Dia juga memaparkan situasi dengan kacamata positif dan meminta perusahaan mendesain sepatu khusus yang bahannya elastis, tahan banting untuk perjalanan jauh dan di alam bebas.

Kisah diatas memang adalah karangan belaka, tapi kita bisa belajar juga untuk melihat bahwa "pelita" atau nilai - nilai hidup yang dipegang seseorang menentukan keberhasilan atau kegagalannya. Orang bisa dengan mudah hanya melihat penderitaan, kekurangan baik pada diri sendiri atau orang lain dan dia tidak akan mendapatkan apapun pada akhirnya. Bagaimanakah situasi orang-orang yang cenderung mudah mengeluh dan berpikir negatif ? Berapa banyak yang bisa dekat dengan mereka ? Sebaliknya, orang-orang yang positif dan penuh semangat umumnya punya lingkup pergaulan yang lebih luas.

Secara rohani, nilai-nilai hidup kita harus berpadanan dengan nilai - nilai kristiani, bagaimana kita juga menyematkan identitas kita sebagai pengikut Kristus. Ketika kita rajin bersyukur, orang-orang akan melihat seberapa antusias dan positifnya diri kita, saat kita rajin menjalankan karya-karya belas kasih seperti mendoakan orang , menghibur yang bersusah hati, menolong orang yang kesulitan, dan bertanggung jawab dalam semua tugas yang diberikan, disitulah kita sedang memancarkan pelita hidup yang dianugerahkan Tuhan kepada kita. Jadi tunggu apa lagi, mari tunjukkan pancaran pesona ilahi yang dicurahkan itu kepada dunia!

Doa : 

Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, berilah kami hikmat dan rahmatMu supaya iman kami semakin dewasa sehingga kami bisa memancarkan pelita yang telah Engkau anugerahkan ke dalam hidup kami, yaitu nilai - nilai yang kami peroleh sebagai pengikut Kristus. Semoga dengan pancaran terang itu, kami bisa menjadi berkat bagi orang lain. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Nurani - Lilin Kecil dan Cermin Kasih

Kali ini, saya mau membagikan dua ilustrasi sederhana. Ilustrasi ini terkait erat dengan citra diri kita, dan apa peran kita dalam kehidupan, di semua bidang hidup kita. Ilustrasi ini, dapat menjadi renungan kita bersama, agar bisa menjadi lebih baik lagi dalam hidup kita. Tuhan telah menciptakan kita, dan telah menanamkan sebuah potensi luar biasa didalam diri kita masing-masing yang sifatnya seragam. Sifat seragam ini, karena kita menyerap sifat dari Allah sendiri, yang adalah Kasih, sebagaimana tertulis dalam  1 Yohanes 4: 16 : Allah adalah kasih,  dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.  Allah yang adalah kasih ini, adalah terang yang bercahaya di dalam sanubari kita. Kita adalah lilin-lilin Dunia Ketika kita memiliki niat yang tulus untuk menolong seseorang, hati kita tersentuh untuk berempati, berbuat sesuatu yang positif yang bersifat sosial dan baik, itulah ketika Tuhan sedang menyalakan api cinta...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...

Sketsa Iman - Pelayanan kita untuk kemuliaan Allah

Sketsa Iman - 14 Februari 2021 Bacaan 1 : Im 13:1-2.44-46 Bacaan 2 : 1 Kor 10:31-11:1 Bacaan Injil : Mrk 1:40-45 10:31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. 10:32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah. 10:33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. 11:1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Renungan : Hari ini, kita mendapatkan nasihat khusus dari St Paulus yang diungkapkan kepada jemaat di Korintus. Suasana jemaat di Korintus cukup dinamis, karena terdiri dari orang - orang Yahudi dan juga orang - orang non Yahudi. Paulus berbicara tentang serba - serbi pelayanan yang dilakukan oleh je...