Sketsa Iman, 28 Januari 2019
Bacaan 1: Ibr 9:15,24-28
Bacaan Injil : Mrk 3:22-30
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. (Mrk 3:22-30)
Renungan :
Karena iri hati dan tidak suka pada Yesus, ahli-ahli Taurat melakukan fitnah yang tidak berdasar dan mengerikan. Tidak tanggung-tanggung, Yesus dianggap sebagai sekutu iblis, yaitu Beelzebul yang mengusir orang yang kerasukan setan. Hal ini kemudian dikecam oleh Yesus karena mereka menghujat Roh Kudus, sebuah perbuatan dosa kekal.
Pada saat sekarang ini, dimedia sosial sangat banyak bermunculan pernyataan-pernyataan meresahkan yang mengandung tuduhan, kesimpulan-kesimpulan tidak berdasar dan kalimat-kalimat negatif. Semua ujaran-ujaran ini hanya menimbulkan masalah.
Tanpa kita sadari, kita juga terkadang sangat mudah membuat penilaian dengan kata-kata negatif. " jangan percaya orang itu, katanya dia suka memanfaatkan...", atau " kamu bodoh sekali, masak melakukan hal ini saja tidak bisa", " kamu selalu ceroboh, tak ada yang benar yang bisa kamu lakukan"
Bila kita sudah mulai menyadari hal ini, kita sudah selangkah lebih baik. Selanjutnya mari kita ubah bahasa kita, misalkan, " saya tahu dia punya kelebihan dibidang ini, tapi untuk tugas tersebut mungkin kita perlu mendampingi sementara waktu", " terima kasih atas usahamu mencoba ini, lebih baik lagi kalau ketika melakukannya nanti kamu lakukan hal-hal ini juga", "tetap semangat, coba lagi sampai bisa".
Pemilihan kata yang kita pakai mempunyai pengaruh yang dapat mendukung dan memberi semangat atau menjatuhkan orang lain. Semoga kita bisa belajar menjadi pewarta yang mampu membagikan hal-hal positif dalam hidup kita.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami mohon rahmatMu supaya kami mampu menjaga lidah kami dan belajar mengucapkan kata-kata yang positif senantiasa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Bacaan 1: Ibr 9:15,24-28
Bacaan Injil : Mrk 3:22-30
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat. (Mrk 3:22-30)
Renungan :
Karena iri hati dan tidak suka pada Yesus, ahli-ahli Taurat melakukan fitnah yang tidak berdasar dan mengerikan. Tidak tanggung-tanggung, Yesus dianggap sebagai sekutu iblis, yaitu Beelzebul yang mengusir orang yang kerasukan setan. Hal ini kemudian dikecam oleh Yesus karena mereka menghujat Roh Kudus, sebuah perbuatan dosa kekal.
Pada saat sekarang ini, dimedia sosial sangat banyak bermunculan pernyataan-pernyataan meresahkan yang mengandung tuduhan, kesimpulan-kesimpulan tidak berdasar dan kalimat-kalimat negatif. Semua ujaran-ujaran ini hanya menimbulkan masalah.
Tanpa kita sadari, kita juga terkadang sangat mudah membuat penilaian dengan kata-kata negatif. " jangan percaya orang itu, katanya dia suka memanfaatkan...", atau " kamu bodoh sekali, masak melakukan hal ini saja tidak bisa", " kamu selalu ceroboh, tak ada yang benar yang bisa kamu lakukan"
Bila kita sudah mulai menyadari hal ini, kita sudah selangkah lebih baik. Selanjutnya mari kita ubah bahasa kita, misalkan, " saya tahu dia punya kelebihan dibidang ini, tapi untuk tugas tersebut mungkin kita perlu mendampingi sementara waktu", " terima kasih atas usahamu mencoba ini, lebih baik lagi kalau ketika melakukannya nanti kamu lakukan hal-hal ini juga", "tetap semangat, coba lagi sampai bisa".
Pemilihan kata yang kita pakai mempunyai pengaruh yang dapat mendukung dan memberi semangat atau menjatuhkan orang lain. Semoga kita bisa belajar menjadi pewarta yang mampu membagikan hal-hal positif dalam hidup kita.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami mohon rahmatMu supaya kami mampu menjaga lidah kami dan belajar mengucapkan kata-kata yang positif senantiasa. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar