Langsung ke konten utama

Jalan Serta Yesus - Jalan kemerdekaan sejati bersama Kristus

Dirgahayu Indonesia Tercinta !!!

Merdeka... Merdeka... Merdeka...

Hari ini, Indonesia memperingati hari kemerdakaannya yang berusia 75 tahun.

Tanpa terasa, bangsa ini sudah beranjak setahun lagi dalam perjuangannya sebagai bangsa yang besar. Kita semua, yang menjadi bagian didalamnya turut ambil andil dalam banyak situasi dan dengan berbagai cara. Satu hal yang pasti, kita harus memiliki rasa syukur atas keberadaan kita di negeri yang indah ini.

Bacaan Injil yang biasanya diambil adalah tentang Mat 22:15-21 tentang membayar pajak kepada Kaisar dan kepatuhan / ketaatan kepada Tuhan. Yesus menjawab, "berikanlah kepada Kaisar, apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."

Kita semua dipanggil untuk menyadari kembali identitas kita : warga negara Indonesia tapi juga warga kerajaan Surga.

Apakah panggilan ini bisa dijalankan beriringan ? banyak pendapat yang berusaha memisahkan antara hidup rohani dengan hidup duniawi. Padahal, kita semua hidup di 1 dunia yang sama saat ini. Untuk bisa menemukan jawabannya, kita bisa berkaca pada hidup Yesus sendiri.

Yesus lahir di kota Betlehem, ketika Yusuf dan Maria taat kepada pemerintahan waktu itu yang meminta setiap keluarga untuk melakukan sensus penduduk di kota kelahiran masing - masing. Setelah lahir dan menjalani masa kanak - kanak, kehidupan Yesus tersembunyi dari khalayak umum. Ia hidup sebagai seorang Yahudi sederhana, tentu saja membantu pekerjaan Yusuf yang seorang tukang kayu. 

Lalu setelah berusia 30 tahun, Yesuspun tampil didepan umum dan dibaptis disungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis.  Langkah - langkah selanjutnya merupakan karya publik Yesus : menyembuhkan orang - orang sakit, mengajar, mempertobatkan orang berdosa dan mengadakan banyak mujizat. Apakah saat itu, Yesus tidak sadar bahwa orang - orang Yahudi sedang dijajah ? Yesus sadar, namun Ia tidak menentang pemerintahan Romawi dan melakukan gerakan kekerasan untuk meruntuhkannya. 

Yesus justru memperlihatkan, hidup harus berjalan terus. Ia memberikan perumpamaan - perumpamaan yang bisa dimengerti oleh masyarakat saat itu : perumpamaan benih yang bertumbuh, lalang dan gandum dengan aktifitas pertanian, lalu perumpamaan mutiara yang berharga, untuk para pedagang, tentang pukat untuk para nelayan dan Yesus juga sempat berbicara tentang membangun dasar rumah, menara jaga dst. 

Disamping mengajar, Yesus juga tetap berdoa secara rutin kepada Allah Bapa di Surga, setiap ada kesempatan. Ia mempunyai waktu khusus untuk berdoa , jauh dari riuh rendah keramaian orang - orang yang selalu penasaran kepadaNya. Dari sini, kitapun bisa menemukan bahwa bagi Yesus, pekerjaan di dunia ini sama pentingnya dengan menjalani hidup rohani.

Panggilan kita untuk mengisi kemerdekaan 

Sudah menjadi sikap dasar manusia, untuk selalu bertumbuh dan belajar. Kita diajak untuk mengembangkan kemandirian bangsa kita yang sudah berusia 75 tahun ini. Kita semua bisa mengisi kemerdekaan bangsa Indonesia dengan keahlian, bakat kita masing - masing. Di kala kita bekerja, menghasilkan uang, roda perekonomian berputar. Kesejahteraan orang banyak terwujud. 

Jika kita juga berusaha untuk membangun sikap kasih, mengisi kemerdekaan ini dengan menolong orang - orang yang berkesusahan, kita juga sudah menebarkan kebaikan sejati. Sampai saat ini, masih tetap ada orang - orang yang membutuhkan uluran tangan dari sisi ekonomi. Ditambah lagi dengan situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, kepedulian kita terhadap sesama yang menderita akan sangat membantu. Bisa jadi, orang - orang terdekat kita seperti sahabat, rekan kerjak ita membutuhkan bantuan semacam ini.

Yang terakhir, kita mesti melihat juga ke dalam diri kita, apakah kita sendiri sudah memiliki kemerdekaan batin ? Apakah kita cukup bebas dan mudah untuk menyuarakan kebaikan ? ataukah kita masih terbelenggu oleh situasi yang buruk. Apakah kita masih mudah bersikap emosi terhadap orang lain, lebih banyak mengandalkan diri sendiri dan kurang melihat kebiakan dan karya Tuhan dalam hidup kita ?

Pada akhirnya, kemerdekaan sejati dapat terwujud jika kita memiliki sebuah pilihan untuk berkata "tidak" terhadap kebiasaan - kebiasaan buruk. Jika kita berkata "ah, saya memang sudah karakternya pemarah", berarti tidak ada kemerdekaan untuk bebas dari sikap ini. Jika kita biasanya berkata "saya memang tukang telat, janji2 yang saya ucapkan nggak bisa terpenuhi", kita juga terbelenggu oleh rasa bersalah dan ketidak disiplinan kita. Juga, jika kita tersakiti dan sulit mengampuni, kita juga akan merasa terbebani.

Kemerdekaan sejati ini, hanya bisa kita dapatkan kepenuhannya didalam Tuhan Yesus. Dan jika kita sudah merdeka, kita terbuka untuk dibimbing Roh Kudus. Kita akan bisa berkarya dengan bebas, menghargai orang lain, dan melakukan pekerjaan kita dengan baik. Tanpa kita sadari, semua hal yang kita lakukan ini ikut andil dalam membangun bangsa dan negara kita.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus adalah patokan hidup yang sejati

Sketsa Iman - 26 April 2021    Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.  (Yoh 10 : 9) Bacaan : Kis 11:1-18  |  Yoh 10:1-10 Renungan :  Kemarin, kita memperingati bersama hari Minggu Panggilan sekaligus hari yang memperingati dan merenungkan Kristus sang gembala yang baik. Hari ini, pembicaraan kita juga berbicara tentang domba - domba dan gembala, bedanya Yesus membuat penekanan yang lain. Dalam perumpamaanNya, Yesus mengibaratkan diri sebagai "pintu" menuju kawanan domba.  Ia mengilustrasikan dengan sangat tepat bagaimana kondisinya jika ada perampok atau pencuri yang masuk, tentu tidak melalui pintu tetapi memanjat tembok. Adapun suara dari perampok atau pencuri ini tidak akan dikenal oleh domba - domba sejati. Justru domba - domba ini akan mengenal dan tahu suara khas dari sang gembala.  Kristus adalah juruselamat dunia, dan juga perantara antara kita dengan Bapa yan...

Sketsa Iman - Menimba rahmat pada Yesus yang ditinggikan

Sketsa Iman, 9 April 2019 Bacaan 1 : Bil 21:4-9 Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." 8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pad...

Sketsa Iman - Berilah kesempatan kedua

Sketsa Iman, 6 Maret 2018 Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43 Bacaan Injil : Mat 18:21-35 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...