Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Bagaimana meraih hidup yang kekal di Surga

Sketsa Iman - 10 Agustus 2020

Bacaan 1 : 2 Kor 9:6-10
Bacaan Injil : Yoh 12:24-26

12:24 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. 12:25 Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. 12:26 Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa.

Renungan : 

Kristus telah menjadi teladan bagi kita semua tentang bagaimana meraih hidup yang kekal di Surga. Bacaan hari ini bisa dengan mudah dihayati dengan berkaca pada hidup Yesus sendiri. Ia benar -benar menjadi biji gandum yang jatuh ke tanah, dan mati. Biji gandum itu bertumbuh dan menghasilkan banyak buah. Yesus, mengosongkan diri dan mengorbankan diri-Nya bagi kita. Lewat wafat dan kebangkitan-Nya, hubungan kita dengan Allah diperbaharui.

Mulai dari sini, kitapun akhirnya memiliki pandangan baru tentang kematian. Maka ketika Yesus berkata, barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dikaitkan dengan dunia ini mampu kita pahami dengan baik. Ada bermacam - macam hal yang bisa begitu menyenangkan hidup kita di dunia ini : ketika kita memikirkan bahwa kita mesti menikmati hidup dengan menyantap makanan yang lezat - lezat, harus berkeliling dunia dan menikmati panorama dan keunikan berbagai daerah, saat kita berbelanja dan menikmati barang - barang yang menarik hati kita. Ini semua mesti dilihat sebagai sarana dan bukan tujuan.

Kita juga mesti mampu melihat kebutuhan dan perkembangan rohani kita. Tidak cukup jika kita hanya melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat, sementara itu kita tidak berdoa, kita tidak membaca kitab suci, ke Gereja untuk misa juga ketika ada waktu. Hubungan kita dengan Yesus akan menjadi kering. Kita mesti mengingat bahwa Yesus sudah mengatakan kepada kita bahwa Ia adalah pokok anggur, dan kita semua adalah ranting - rantingnya. Jika ranting terpisah dari pokok, ranting itu akan menjadi kering dan tidak berguna sama sekali.

Disisi lain, jika dilihat dari konteks pelayanan, artinya kita memberikan porsi yang cukup untuk mengembangkan kehidupan rohani kita. Ada 2 hal yang harus kita perhatikan juga. Yang pertama,  melayani Tuhan, harus tetap melihat Yesus sebagai fokusnya, bukan diri kita sendiri. Jangan sampai kita termakan dan terlena oleh pujian - pujian yang mengatakan bahwa kitalah yang hebat, kita yang punya banyak bakat, kita yang jago sementara Tuhan tersembunyi bagi orang banyak.

Yang kedua, kita mesti memperhatikan jangan sampai pelayanan kita menyita waktu terlalu banyak melebihi kehidupan kita yang lain. Jangan sampai kita menelantarkan tugas - tugas dan kewajiban kita, misalkan dalam keluarga. Setiap hari mikirnya pelayanan aja tapi dirumah, kita tidak mengurus rumah tangga dengan baik, waktu intim bersama keluarga tersisihkan. Jangan sampai, pelayanan menjadi tempat pelarian kita. Ini juga tidak sehat. 

Tuhan Yesus dalam pelayanan-Nya, selalu menyempatkan diri untuk hening sejenak, meluangkan waktu khusus untuk berdoa kepada Bapa di Surga. Ia juga melayani dengan kasih, dan menerima semua orang yang datang kepadaNya dengan tangan dan hati terbuka. Meskipun begitu, Yesus juga memperhatikan ruang bertumbuh para muridNya. Segala yang dilakukan Yesus, seimbang : mengajar, menyembuhkan orang sakit, mengadakan mujizat, bersosialisasi dan berdoa.

Ya, ada saat - saat Yesus duduk makan bersama dengan orang - orang yang berdosa : para pemungut cukai, dan para pendosa yang lain. Ada saat- saat ketika Yesus berkunjung ke rumah orang-orang asing, ke wilayah Samaria dan menjadi berkat bagi mereka. Ia tidak membatasi diriNya bagi semua. Kitapun mesti berusaha mencontoh hal - hal ini dalam hidup kita. 

Doa : 

Allah, Bapa yang Mahakuasa, kami terus menerus dipanggil untuk siap melayani dan juga hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Tanamkanlah kerinduan dan tambahkan iman kami sehingga kami bisa semakin dekat dengan teladanMu untuk melakukan kebaikan bagi sesama kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Iman - Yesus menyucikan Bait Allah

Sketsa Iman, 9 November 2017 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran Bacaan 1 : 1 Kor. 3:9b-11,16-17 Bacaan 2 : Yoh 2 : 13 - 22 Ulasan Kitab Suci : Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah bapaKu menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis:"Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:"Rombak Bait Alla...

Sketsa Iman - Penguatan dalam masa penantian

Sketsa Iman, 6 April 2018 Bacaan 1 : Kis 4:1-12 Bacaan Injil : Luk 21:1-14 Ulasan Kitab Suci : 21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka men...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...