Bacaan 1 : Yeh 28:1-10
Bacaan Injil : Mat 19:23-30
19:27 Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" 19:28 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. 19:29 Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. 19:30 Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."
Renungan :
Kita semua menyadari, bahwa untuk hidup, kita butuh uang. Uang dipakai untuk membeli segala kebutuhan jasmani kita. Di tambah lagi, uang sebenarnya bisa disalahgunakan untuk kepentingan - kepentingan lain seperti : kedudukan, status sosial yang lebih tinggi, lebih dihormati dst. Maka uang menjadi salah satu godaan terbesar bagi kita semua.
Yesus pun berkata, bahwa untuk bisa diselamatkan, seseorang harus bisa mengosongkan dirinya dan tidak melekat pada uang. Yesus tidak mengatakan bahwa uang itu jahat, tetapi ini bisa menjadi batu sandungan. Ia berkata lebih mudah seekor unta masuk ke dalam lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Surga. Lubang jarum sendiri sebenarnya merupakan istilah untuk pintu masuk di lingkungan perkotaan Yahudi pada waktu itu. Unta - unta membawa banyak beban, dan supaya bisa masuk, beban - beban itu harus diturunkan dan unta sendiri harus membungkuk supaya bisa masuk.
Petrus, yang telah meninggalkan segala sesuatunya bertanya kepada Tuhan, jika mereka semua yaitu para murid harus melepaskan harta kekayaan itu, apakah upah mereka ? Yesus berbicara tentang kemuliaan di Surga, bahwa kedua belas rasul akan ikut menghakimi kedua belas suku Israel. Ia juga menegaskan siapa saja yang meninggalkan semua miliknya, akan menerima seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal. Umumnya kita melihat hal ini dalam pribadi para imam, biarawan biarawati dan para selibat awam.
Bagi kita, yang memiliki panggilan hidup berkeluarga misalnya, perlu untuk hidup secara seimbang. Uang tetap penting, tetapi bukan tujuannya. Yang menjadi hal utama justru adalah sarana untuk berbagi kepada sesama. Kita semua diberikan rejeki oleh Tuhan, dan bahkan dalam kekurangan sekalipun kita bisa tetap berbagi. Kita mengingat juga ada kisah tentang seorang janda miskin yang memberikan 2 peser, jumlah yang sangat sedikit namun seluruh nafkahnya. Tuhan tidak melihat nilai yang diberikan tetapi motivasi dibalik pemberian itu yang lebih penting.
Doa :
Allah, Bapa Kami yang Mahakuasa, terangilah hati kami supaya kami mampu untuk bersikap bijaksana dalam hidup kami. Semoga kami tetap memandang ke Surga, dan mau bersedia untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar