Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Memandang dan mendengarkan Allah dengan seksama


Sketsa Iman - 26 Juli 2021

Bacaan :  Sir 44:1.10-15 | Mat 13:16-17

Renungan : 

Hari ini, kita diajak untuk bersyukur kepada Tuhan karena rahmat-Nya yang besar sehingga kita dapat mengenal Dia dan menjadi umat Katolik. Kita diajak untuk mensyukuri kekayaan Gereja yang besar yang menguatkan kita, bahwa melalui Gereja kita menerima rahmat keselamatan dalam rupa sakramen dan juga berbagi pengajaran yang menguatkan kita dan mengarahkan hati, pikiran kita kepada Allah. 

Secara khusus, Gereja hari ini memperingati pesta St Yoakim dan Ana, orang tua dari Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Jika kita mau mengaitkan dengan firman yang kita baca, maka Bunda Maria dapat menjadi model iman, teladan yang begitu kuat bagi kita juga terwujud berkat andil dari orang tuanya yang mengajarkannya segala hal yang ia ketahui. Ketaatan, kepasrahan dan iman Maria ikut bertumbuh subur dalam lingkungan keluarga yang baik ini. 

Sebagai anak - anak Tuhan, kita sekarang juga mesti mendalami kekayaan Gereja. Gempuran standar duniawi yang mengarah kepada hedonisme dan konsumerisme menghadang jalan kita. Namun, kita bisa tetap berusaha untuk mempraktikkan kerendahan hati dan ketaatan kepada Allah. Kita jangan mengandalkan diri kita, pengertian, pandangan kita. 

Cukup disayangkan sekali bahwa banyak orang yang hanya melihat hal - hal dari luar saja seputar kekayaan Gereja. Misalkan kita merasa bosan, malas dengan lagu - lagu gregorian yang terasa monoton. Padahal lagu - lagu itu , setiap bagiannya diarahkan untuk memuliakan Tuhan. Kita bosan dan protes dengan kotbah Imam yang terasa  monoton, dan tidak akrab dengan kitab suci karena terasa berat untuk dipahami. 

Budaya instant ala media sosial yang memamerkan popularitas telah menarik kita menjauh dari Allah yang dapat lebih mudah kita jumpai dalam ketenangan, keheningan batin dan kesabaran. Maka, lambat laun tanpa sadar, kita menjadi orang - orang yang matanya tertutup dan telinganya tertutup pada kehadiran Tuhan, digantikan dengan kesibukan duniawi. 

Marilah kita berbalik, kita menyeimbangkan hidup kita. Kita beristirahat sejenak dan meluangkan waktu khusus untuk membaca kitab suci dan berdoa. Kita mematikan HP kita, laptop kita, disaat - saat tertentu dan fokus pada aktifitas non - digital kita. Kita mungkin akan melihat dunia yang lain, yaitu orang - orang disekeliling kita, teristimewa keluarga kita yang sangat mengasihi kita. Semoga kita bisa meresapkan sabda Tuhan hari ini dan melihat juga apa yang disajikan Allah bagi kita dan mendengarkan sapaanNya dalam hati kita. 

Doa : 

Allah, Bapa Kami yang ada di Surga, dimuliakanlah namaMu. Bukalah mata hati kami supaya mampu melihat kekayaan Gereja dan bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih. Semoga kami senantiasa memiliki kerinduan yang besar untuk haus akan kebenaranMu. Berilah kami juga rahmat untuk setia menjalani hidup sesuai kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Jalan Serta Yesus - Menjajal Latihan Rohani

Kabar baik buat kita semua, perbuatan - perbuatan baik dan hal-hal luar biasa yang dialami, dilakukan oleh para Kudus dan tokoh-tokoh kemanusiaan dunia, bisa dipelajari! Yup, anda sama sekali tidak salah membacanya, kebajikan - kebajikan rohani yang telah diberikan oleh Tuhan adalah rahmat yang mampu bertumbuh. Itulah sebabnya juga mengapa Tuhan Yesus mengumpamakan iman seperti sebuah biji sesawi. Biji sesawi itu paling kecil tapi butuh ditanam dan bertumbuh untuk menjadi besar dan berguna. Dalam beberapa perumpamaan, Yesus seringkali menggunakan hal-hal yang sifatnya berkembang, tidak stagnan dan tetap dan kaku. Apa yang dimaksudkan disini adalah pertumbuhan cinta kasih, pertumbuhan iman, pertumbuhan harapan ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini. Kita semua dipanggil untuk menjawab tantangan ini, malah kita mesti berlomba-lomba dalam segala kebaikan di setiap kesempatan yang ada. Mari masuk ke arena latihan rohani Pertama, mari kita kenali medan latihan kita. Arena l

Lifebook - Membangun Toll Rohani

Membangun Tol Rohani  kedengaran seperti project pembangunan kah ? Yup! Tetapi memang demikian sih, di sisi rohani pun semua orang perlu membangun infrastruktur rohani hidupnya supaya bisa menjangkau Yesus dengan mudah. Buat minggu ini, edisi lifebook berbicara tentang jalur komunikasi antara Mr.J dengan kawula muda yang harus dibentuk. Bisa dikatakan, ini 11-12 alias mirip sama perumpamaan - perumpamaan di Kitab Suci. Yuk , kita simak, seperti apa ceritanya  Mr. J : "Minggu ini, Aku mau share  . project menarik lho. Project ini adalah project rohani. Enggak cuman Jokowi saja yang punya program membangun "tol laut", Aku juga mau membangun project "Tol Rohani".  Demikian kata-kata Mr.J saat rapat online dengan geng rasul medsosNya yang beken dan kece. Mr J bilang bahwa mereka perlu membuat roadmap khusus yang memudahkan orang-orang mendekat dengan berbagai cara. Jadi saat ini, sudah ada 3 tahap. Tahap ke 3 adalah tahap yang akan diluncurkan

Jalan Serta Yesus - Di puncak hidup kita, apa yang akan kita lakukan ?

Ada sebuah ilustrasi yang saya dengarkan dari orang tua saya ketika masih kecil dulu. Hidup ini seperti roda yang berputar , kadang kita ada di atas, dan kadang kita ada di bawah. Orang - orang pun bisa memulai hidupnya dengan baik, memiliki kecukupan ekonomi dan bisa mendapatkan banyak sekali manfaat positif seperti bisa mengenyam pendidikan bertaraf internasional di luar negeri, belajar hidup mandiri, bisa tampil baik dalam gaya hidup dan sebagainya. Disisi lain, ada orang-orang yang cukup sederhana, yang berjuang untuk bisa sekolah , kuliah dan mencari pekerjaan dan bekerja untuk orang lain di sebuah perusahaan supaya dapat mencukupi kehidupan masing - masing dan keluarganya. Masih ada lagi contoh kondisi yang lain, tetapi setidaknya orang-orang bisa memulai dan menjalankan hidupnya dengan tingkat kecukupan hidup yang bervariasi. Semuanya memiliki nilai positif karena memberikan pengalaman hidup yang unik. Tuhan telah memberikan kepada kita masing-masing rejeki dan rencana inda

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu