Sketsa Iman - 2 Oktober 2020
Bacaan 1 : Kel 23:20-23a
Bacaan Injil : Mat 18:1-5.10
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?" 18:2 Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka 18:3 lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. 18:4 Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. 18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku." 18: 10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.Renungan :
Hari ini, Tuhan Yesus kembali menempatkan anak kecil sebagai teladan bagi umat beriman dalam menyambut Allah di dalam hidup masing - masing. Seorang anak kecil, masih sepenuhnya bergantung kepada orang tua dan belum mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Ketergantungan ini bagi kita yang sudah dewasa menjadi ketergantungan yang sehat kepada Allah, dalam artian kita tidak mengandalkan diri kita saja untuk memenuhi kebutuhan hidup kita.
Kita mesti menyadari bahwa rejeki yang kita terima entah dari hasil kerja keras kita, dari undian atau investasi atau dari kebaikan orang lain, semuanya itu merupakan satu rangkaian rejeki yang telah disiapkan oleh Tuhan untuk kita. Kita juga perlu melihat dasar dari kebahagiaan tidak terletak pada harta kita tetapi terletak pada kasih dan kebaikan yang dicurahkan oleh Tuhan kepada kita, entah kita sadari atau tidak.
Salah satu yang paling penting adalah martabat kita sebagai anak - anak Allah. Seperti yang tertulis di dalam kitab Kejadian saat Allah menciptakan manusia seturut gambar dan rupa Allah (bdk Kej 1:26) maka kita semua memiliki derajat yang lebih tinggi dari ikan - ikan di laut, dari burung - burung di udara , dari segala jenis hewan di darat dan dari berbagai tumbuh - tumbuhan.
Sejalan dengan itu, Allah juga mengingatkan kepada kita bahwa Ia benar - benar mengasihi kita, dan bahkan dari diri kita masing -masing semua itu tidak hanya berlaku dilihat dari sisi kondisi ekonomi kita : kaya atau miskin, atau dari sisi kesempurnaan jasmani kita : seorang yang tanpa cacat atau orang - orang yang cacat dan berkebutuhan khusus, namun juga kondisi kita : apakah kita kaum laki - laki, wanita atau anak - anak.
Kita mengerti bahwa dalam masyarakat saat ini ada banyak bentuk ketidakadilan akibat perbedaan - perbedaan diatas. Khusus bagi anak - anak, Yesus mengambilnya sebagai contoh teladan untuk masuk kerajaan Allah dan Yesus juga menyatakan bahwa tiap - tiap orang juga dijaga dan dilindungi dari bahaya -bahaya rohani, lewat perantaraan para malaikat Allah yang kudus.
Satu hal lain yang mesti kita pahami juga, kita tidak dibiarkan berjuang sendirian dalam hidup ini. Allah menempatkan para malaikat untuk melindungi kita dalam segala hal yang senantiasa memandang wajah Bapa.Mereka senantiasa mendoakan keselamatan kita dan membantu kita berjuang dalam hidup ini tanpa kita sadari.
Demikianlah perlindungan Allah bagi kita masing - masing begitu indah dan lengkap, mencakup segala hal dalam hidup kita. Karena itu, marilah kita membuka diri kita dan berpasrah, mau belajar dan berkembang dan siap dibimbing oleh Tuhan dalam hidup kita. Kita tidak memaksakan seluruh rencana kita harus versi kita masing -masing, tetapi rancangan versi Allah.
Doa :
Allah Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersyukur karena kami begitu berharga dimataMu, walaupun kami seringkali banyak memiliki kekurangan dan banyak mengecewakan Engkau dalam hidup kami. Terima kasih pula atas kehidupan ini, atas rejeki kami, atas kondisi jasmani dan rohani kami dan atas perlindungan yang Engkau berikan dengan perantaraan para Kudus termasuk juga para malaikatMu yang kudus. Semoga kami tetap setia mendengarkan , mengikuti bimbingan mereka dalam hidup kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar