Sketsa Iman - 5 Oktober 2020
Bacaan 1 : Gal 1 : 6 - 12
Bacaan Injil : Luk 10 : 25 - 37
10:25 Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" 10:26 Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" 10:27 Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." 10:28 Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup." 10:29 Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?" 10:30 Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. 10:31 Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. 10:32 Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. 10:33 Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. 10:34 Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. 10:35 Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali. 10:36 Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?" 10:37 Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"
Renungan :
Tuhan Yesus memberikan persyaratan yang cukup lengkap tentang bagaimana seseorang harus menerapkan hukum cinta kasih yang terutama dari hukum Taurat. Cara kita mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi berpadanan juga dengan cara kita mengasihi sesama. Untuk mengasihi sesama, kita mesti berkaca kepada diri sendiri. Apa yang nyaman buat kita, bagaimana kita menghendaki supaya kita dihargai, supaya kita dikasihi, diperlakukan dengan baik, begitu juga seharusnya kita lakukan kepada orang lain.
Untuk mempertegas contohnya, Yesus menyajikan 3 tokoh dalam 1 cerita. Seorang yang baru saja dirampok habis - habisan membutuhkan pertolongan segera. Seorang imam melihatnya dan melewatinya karena takut menjadi najis jika saja orang yang dirampok ini sudah meninggal. Orang Lewi juga melihatnya dan berjalan melewatinya karena takut ini merupakan skenario perampokan. Lalu datanglah seorang Samaria, ia seorang asing dan mengendarai seekor keledai, artinya ia baru saja melalui perjalanan yang panjang. Ia tidak takut akan bahaya atau takut najis, ia menolong orang ini. dan bahkan mengaturkan penginapan untuk beristirahat.
Orang Samaria benar -benar mencerminkan teladan yang diinginkan oleh Yesus : menolong dengan sungguh - sungguh. Kebaikannya walaupun seorang asing dipandang baik oleh Allah karena ia memperlakukan seorang asing dengan sangat baik. Dengan begitu, kita pun diajak untuk melihat keteladan dari berbagai sisi.
Yang pertama, kita harus menolong siapa saja, tanpa melihat SARA-nya (Suku, Agama dan Ras), dan kita tidak harus hanya menolong orang yang dapat memberikan pamrih. Ketika menolong, hendaknya sampai tuntas atau sekurang-kurangnya sesuai kemampuan kita. Orang Samaria ini harus pergi menjalankan tugasnya sehingga ia menitipkan orang sakit ini di penginapan dan membayar ongkosnya. Ketika menolong seseorang, kita tidak harus berjalan sendiri, tetapi juga bisa dilakukan bersama orang lain.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, hari ini kami kembali harus belajar bagaimana memperlakukan sesama kami yang memiliki banyak perbedaan dengan diri kami masing -masing.. Semoga kami belajar untuk berempati dan peduli dengan sesama sesuai dengan kemampuan terbaik kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar