Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Menguji asumsi dan pandangan hidup kita dari sisi Allah



Sketsa Iman - 16 September 2020

Bacaan 1 : 1 Kor 12:31-13:13
Bacaan Injil : Luk 7 : 31-35

7:31 Kata Yesus: "Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama? 7:32 Mereka itu seumpama anak-anak yang duduk di pasar dan yang saling menyerukan: Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis. 7:33 Karena Yohanes Pembaptis datang, ia tidak makan roti dan tidak minum anggur, dan kamu berkata: Ia kerasukan setan. 7:34 Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan kamu berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. 7:35 Tetapi hikmat dibenarkan oleh semua orang yang menerimanya."

Renungan : 

Di zaman modern ini ada satu hal yang terkait dengan kebebasan yang harus kita waspadai dengan sungguh - sungguh. Kebebasan itu bisa terasa ketika kita menggunakan media sosial dimana setiap orang boleh untuk mengungkapkan pendapat mereka akan satu hal atau menanggapi pernyataan - pernyataan tertentu. Namun sangat disayangkan juga, terkadang ada orang - orang yag menggunakan kebebasan berpendapat ini dengan cara yang tidak sehat seperti menggunakan kata - kata kasar dan keras, atau bahkan memfitnah orang lain.

Ada satu bahaya lain yang perlu kita waspadai dari perkembangan ini yaitu trend untuk memahami dan memandang segala sesuatu menurut "selera" kita masing - masing. Kebebasan yang kebablasan ini terkadang tidak disertai dengan pengetahuan yang cukup akan sisi positif dan negatif dari apa yang diungkapkan tadi. Misalkan perdebatan terkait LGBT, apakah boleh melakukan aborsi ? apakah boleh melakukan eutanasia ? dan hal - hal lain yang terkadang menjadi perdebatan karena orang - orang mennggunakan "kebenaran" versi mereka sendiri.

Hal - hal ini ternyata sudah terjadi sejak dahulu kala, tatkala Yesus dan Yohanes Pembaptis tidak sesuai dengan "selera" dari kelompok - kelompok tertentu. Mereka melihat bahwa Yohanes Pembaptis terlalu keras, tidak normal karena tidak makan roti, tidak minum anggur, ia seorang yang aneh bahkan mungkin kerasukan setan. Lalu Yesus makan dan minum dengan bebas dan bergaul dengan para pemungut cukai dan orang - orang berdosa, dan gaya inipun ternyata tak sesuai. Yang menjadi persoalan justru karena tidak sesuai dengan selera mereka, maka hal ini langsung dicap kesalahan!

Bagi kita masing - masing, baiklah kita merenungkan juga bagaiman sikap dan pandangan kita terhadap ajaran Gereja yang berkembang saat ini sesuai tuntutan zaman. Apakah ada ajaran - ajaran atau praktik - praktik yang kita tolak karena tidak sesuai selera kita ? Misalkan, kita malas berdoa rosario karena doanya panjang , kita malas mengikuti Misa karena lagu - lagunya terasa monoton , membosankan ,tidak moderen ? Atau mungkin kita tidak senang dengan pastor paroki kita karena gaya kotbahnya membuat kita ngantuk, cara berpakaiannya tidak kita sukai, dll.

Ketika membaca kitab suci, khususnya di bulan kitab suci nasional ini kita masih memilih - milih ayat favorit yang menyenangkan kita saja. Kita mungkin akan lebih mudah untuk menghindari ajaran - ajaran yang isinya adalah perintah - perintah dan ketentuan - ketentuan misalkan ketentuan puasa dan pantang. Kita pikir kita tidak bisa untuk melakukan gaya hidup yang lebih sederhana dalam hal makanan dan minuman. 

Mari berdoa dan minta pertolongan Roh Kudus, supaya kita bisa menemukan pandangan - pandangan yang sehat, cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan dalam keseharian kita. Semoga kita semakin bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih yang semakin kuat. 

Doa : 

Allah, Bapa yang Maha Kuasa dan Bijaksana, berilah kami rahmatMu supaya kami mampu dan mau untuk terus belajar mengasah pengetahuan dan iman kami supaya kami selalu melihat apa yang benar, dan tidak melihat dan bersandar dari asumsi - asumsi pribadi kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...