Langsung ke konten utama

Sketsa Batin - Citra sejati manusia sebagai pribadi yang dikasihi Allah

Artikel ini terinspirasi dari bacaan Injil hari ini : Mat 13:24-43 , Minggu Biasa XVI. 

Para pembaca , sobat Pena Rohani yang dikasihi Tuhan, hari ini bacaan Injil  berbicara tentang salah satu perumpamaan Yesus, yaitu tentang gandum dan lalang. Dalam Injil ini, Yesus juga menjelaskan kepada para murid, apa arti dari perumpamaan itu, tokoh - tokoh dan hal - hal dalam kisah ini menggambarkan apa saja.

Sepertinya bukan suatu kebetulan, saya sedang membaca sebuah buku yang cukup menarik, untuk menghayati Ekaristi. Kebetulan, dua minggu yang lalu dalam sesi pertemuan komunitas rohaniku,  seorang frater yang menjadi narasumbernya, berbaik hati membagikan referensi buku : "Diambil, Diberkati, Dipecah, Dibagikan" karya Henri J.M. Nouwen. Saya merekomendasikan buku ini untuk anda juga.


Dipilih oleh Allah sejak semula 

Saya belum menyelesaikan buku ini, tapi bahan yang saya baca hari ini "Diambil" atau "Dipilih" ternyata bisa dikaitkan dengan bacaan Injil.  Dalam perumpamaanNya, kita semua adalah gandum. Tidak benar dan keliru jika kita berpikir kita adalah lalang. Lalang ditaburkan oleh si jahat untuk merugikan sang penabur dan kita semua tahu bahwa kita adalah pribadi yang keberadaannya dikehendaki oleh Allah.

Nouwen, berbicara tentang 1 fokus :"Kita adalah pribadi yang dikasihi Allah". Ya, kita mungkin sudah cukup sering mendengarkan bahwa kita telah menjadi anak - anak Allah karena iman kita akan Kristus. Kita diselamatkan karena penebusan Kristus, dst. Namun, sudahkah kita cukup merasakan bahwa kita benar - benar adalah pribadi yang dikasihi Allah ? bahwa kita semua "dipilih" ?

Menarik untuk direnungkan, Nouwen membenturkan konsep "dipilih" ala dunia ini dengan "dipilih" dari kacamata Allah. Dalam konsep keduniawian, dipilih itu adalah disendirikan, diistimewakan karena memiliki perbedaan yang lebih menonjol bagi orang lain, entah positif atau negatif.

Kita melihat hal ini di lingkungan keluarga, dalam diri "anak kesayangan", di lingkungan kantor ketika ada posisi "karyawan teladan", "promosi jabatan tahun ini" atau posisi - posisi tertentu dalam masyarakat. Yang bisa dilihat dari keterpilihan ini, terdapat sikap pujian namun ada juga perasaan penolakan.

Kita butuh orang lain untuk meneguhkan kita "kamu dipilih untuk hal ini, karena kamu sedikit lebih baik dari pada dia", dan begitu juga dengan orang lain "jangan kuatir, kamu belum terpilih karena dia sedikit lebih baik saja darimu". Manapun komentar yang ada, kita merasakan unsur penolakan itu.

Lalu bagaimana dengan Allah ? Pilihan yang dibuat Allah tidak mengandung unsur penolakan ini. Kita tidak "di pilih" dan orang lain dikecualikan. Tidak ada satu orang pun yang ditolak. Justru di dalam pilihan Allah, kita di ajak untuk mengikutsertakan orang lain, dan melihat bahwa kita semua memiliki kekhususan pribadi.

Cara - cara untuk bertumbuh dalam kesadaran bahwa kita semua dipilih Allah

Kita pun diajak untuk menjadi gandum sejati, yaitu gandum yang berbuah. Ada 3 cara yang diajarkan oleh Nouwen dalam buku ini, untuk menyadari bahwa kita adalah pribadi yang dikasihi Allah itu. 

1) Pertama, menyadari sungguh - sungguh selubung dunia yang menyesatkan kita : dunia yang mempermainkan, menguasai, yang haus kekuasaan dan seterusnya. Dikala ada hal - hal atau orang lain yang menyakiti kita , kita mesti menyadari bahwa perasaaan - perasaan ini tidak menyatakan kebenaran mengenai diri kita.

Kita justru berpaling kepada Allah, bahwa kita adalah anak Allah yang terpilih, dan Allah telah melihat, mendengar, memilih untuk menciptakan kita karena kasihNya bahkan sebelum kita ada di dunia ini. Kita tidak secara kebetulan saja muncul dan hadir di dunia, tanpa izin dan sepengetahuan Allah. 

2) Kedua, kita menempatkan diri kita ditengah - tengah orang - orang yang mampu melihat kebenaran itu, bahwa kita dikasihi dan kita adalah pribadi yang dikasihi. 

Jika kit menerima kebaikan dari sesama kita, kita dikasihi, kita memiliki anggota keluarga dan sahabat yang peduli , kita dibawa dekat dengan kebenaran itu.

3) Ketiga, rajin mengucap syukur kepada Allah dalam segala hal. Ada berapa banyak situasi dalam hidup kita, saat kita mendapatkan hal - hal yang positif, kita masih bersikap kritis, skeptis atau bahkan sinis ? 

Misalkan ketika kita dipulihkan dari hubungan yang retak, apakah kita akan berpikir "...tahan berapa lama?", jika kita keluar dari 1 masalah dikantor, kita berpikir ".. bagaimana dengan masalah yang lain?" Respon kita bisa bersyukur atau merasa pahit. Mana yang kita pilih ?

Mulai dari saat ini, kita bisa berusaha belajar untuk melihat orang - orang lain sebagai sesama pribadi yang di pilih oleh Allah. Kita tidak melihat orang lain karena bakat - bakatnya yang luar biasa yang menguntungkan kita, atau orang - orang yang menjadi sahabat karena selalu memuji kita, namun kita menyadari bahwa setiap orang memiliki keistimewaan masing - masing. Kita menyadari kehadiran setiap orang yang ada di dunia ini, berharga dan tidak ada orang lain, yang mampu menjalani hidup yang sama persis dengan orang - orang yang lain. 



Dari semula, kita memang gandum yang punya potensi berbuah

Kembali kepada refleksi kita atas bacaan Injil hari ini, kita menyadari bahwa dunia kita saat ini bukanlah Surga sejati dimana tidak ada lagi penderitaan, kemalangan, kesedihan, kepahitan, kejahatan. Bacaan Injil hari ini sekaligus menyadarkan kita bahwa kejahatan memang ada di dunia saat ini, dan selama kita masih hidup, memang kejahatan akan tetap ada. 

Kita , akan selamanya dan senantiasa benih yang baik yang ditaburkan di ladang oleh sang penabur, yaitu Allah sendiri. Meskipun kita ditaburkan di dunia, dan juga ada lalang - lalang yang ikut serta, identitas kita sebenarnya tidak pernah berubah. 

Sang penabur, sudah memberikan kesempatan kepada gandum - gandum kualitas terbaik ini, untuk hidup bertumbuh dan berbuah. Namun, di akhir zaman, saat ketika tuaian dilakukan, gandum - gandum yang tidak berbuah akan terbakar juga bersama dengan lalang yang memang tidak menghasilkan apapun. Namun, jika kita bisa menyadari identitas sejati kita, sebagai anak - anak Allah, kita memang harus berusaha untuk menghidupi panggilan kita masing - masing.

Marilah kita secara konsisten memelihara citra diri yang Allah curahkan ke dalam diri kita masing - masing. Kita bersandar kepada kasih Allah yang menyelamatkan hidup kita. 

 49:14 Sion berkata: "TUHAN telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku." 49:15 Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. 49:16 Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku. 
(Yes 49:14-16)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1)  Abraham , Bapa Orang Beriman Pengantar Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50.  Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir. Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan.  Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11) 1. Abram dipanggil Allah  Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami

Sletsa Iman - Tentang Kesesatan

Sketsa Iman, 30 September 2018 Bacaan 1 : Bil 11:25-29 Bacaan 2 : Yak 5:1-6 Bacaan Injil : Mrk 9:38-43,45,47-48 Ulasan Kitab Suci :  Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."  Siapa yang menyesatkan orang  9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan j

Sketsa Batin - Perumpamaan Tentang Mutiara Berharga

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus  MUTIARA INDAH  Bacaan Injil : Mat 13:45-46 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Pengantar Perumpamaan :  Kali ini kita akan membahas kelanjutan dari perumpamaan Yesus tentang harta terpendam. Perumpamaan ini membahas tentang Kerajaan Allah, dan sama seperti harta terpendam, mutiara yang berharga ini juga mau menunjukkan hal itu. Walaupun dianggap sebagai kembaran, ada perbedaan juga antara perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perbedaannya, adalah orang itu menemukan harta di ladang, sedangkan pedagang itu mencari mutiara yang indah. Tidak dikatakan juga bahwa pedagang itu bersukacita setelah menemukan mutiara yang indah itu seperti orang yang menemukan harta di ladang. Dalam perumpamaan Yesus, ada seorang pedagang keliling yang me

Jalan Serta Yesus - New normal Orang Kristen

Menjelang awal bulan Juni, kita sering mendengarkan istilah "new normal", dimana masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Pusat - pusat perbelanjaan, dan kawasan industri dan perkantoran mendapatkan kelonggaran untuk menjalankan bisnisnya kembali. Singkat cerita, ada banyak penyesuaian - penyesuaian yang kita lakukan untuk menjalani aktifitas - aktifitas rutin kita secara baru.  Dampak perubahan pun juga merambah ke sisi rohani kita. Saat ini, kita masih terisolasi dirumah kita masing - masing. Dalam masa yang sulit bagi banyak orang ini, kita ditarik oleh Tuhan masuk ke suasana rohani yang baru pula. Sekarang ini, kita mengikuti Ekaristi secara online dan meresapkan Kristus lewat komuni batin. Ada banyak acara - acara rohani yang kita ikuti secara online seperti : pengajaran, pujian - pujian kepada Tuhan , sharing iman menggunakan sarana media sosial. Semua ini dil