Langsung ke konten utama

Jalan Serta Yesus - Yesus bertahta di hati

Tulisan berikut, merupakan bagian kedua dari refleksi saya  atas pelajaran - pelajaran berharga yang bisa saya petik dari situasi dunia, dan khususnya Indonesia yang sedang dilanda wabah virus Covid-19.

Pelajaran pertama, adalah menyangkut iman, telah saya sampaikan di artikel sebelumnya. Bersambung dari sana, saya berusaha untuk memetik penghayatan Sakramen Ekartisi dan juga Sakramen Tobat yang tidak lagi bisa dilakukan secara fisik untuk sementara waktu.  Marilah kita bersama - sama melihat apa yang mungkin mau disampaikan Tuhan kepada kita saat ini. 


Kerinduan yang lebih besar kepada Ekaristi 


Untuk mencegah penyebaran virus COVID-19, pemerintah menghimbau kegiatan kemasyarakatan dimana orang - orang berkumpul, mesti dibatasi. Salah satu yang terkena dampaknya adalah perayaan Misa. Sebagai alternatifnya, perayaan Misa bisa dilakukan secara online. Berkaca atas situasi ini, saya teringat akan cerita - cerita dari teman - teman yang dekat dengan saudara / saudari kita di daerah pelosok tanah air yang medannya sulit dilalui. Mereka sangat kesulitan untuk menerima Ekaristi, karena waktu tempuh dan medan yang sulit. 

Saat ini, kita mendapatkan situasi sulit yang serupa. Begitulah manusia, ketika ada hal - hal yang berharga diterima secara rutin, lambat laun bisa muncul sikap menganggap hal ini sebagai sesuatu yang begitu biasa. Namun ketika hal - hal itu diambil dari kita, barulah kita merasakan kehilangan dan merasakan betapa berharganya itu semua. 

Kita patut menyadari, bahwa walaupun sulit untuk dilakukan, Tuhan tidak kehabisan cara untuk menjangkau kita. Ditengah keterbatasan untuk berjumpa secara fisik, kita beruntung karena Perayaan Ekaristi bisa tetap kita rayakan secara online. Berbagai bentuk panduan pun muncul dimana - mana, dan salah satu bagian yang penting yang disampaikan adalah bahwa kita perlu menaruh sikap hormat walaupun kita merayakan Ekaristi secara online. Bisa dengan menyalakan lilin, tetap berpakaian yang pantas, fokus pada perayaan dengan mematikan notifikasi pesan - pesan di HP dan mengikuti perayaan dengan sungguh - sungguh. 

Puncaknya, pada Liturgi Ekaristi, kita tetap dapat menghayati kehadiran Kristus, dan saat menerima komuni, kita menggantinya dengan doa komuni batin. Disini, kita pasti sangat merindukan kehadiran Yesus yang setiap minggu sebelum pembatasan ini, dapat kita sambut. Kita pun diajak utuk melihat betapa bernilai dan berharganya Yesus bagi kita. Betapa rindu kita akan Kristus di hati kita masing - masing. 

Suatu ketika, Yesus berjumpa dengan seorang wanita di daerah Samaria. Orang - orang Samaria sudah lama tersisihkan dari bangsa Yahudi karena dianggap tidak murni lagi. Mereka menikah dan hidup berdampingan dengan bangsa - bangsa yang tidak mengenal Tuhan. Tempat peribadatan yang diakui untuk menyembah Tuhan , hanya ada di Bait Allah saja dan itu di Yerusalem, di tengah - tengah orang Yahudi. Kepada wanita Samaria ini, Yesus mengatakan : "akan tiba waktunya para penyembah - penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran, sebab Bapa menghendaki penyembah - penyembah demikian" (Yoh 4:23)

Saat ini, kita sudah mengalami hal - hal itu! Kita sudah mendapatkan jalur komunikasi yang begitu terbuka dengan Tuhan. Seberapa jauh waktu kita diluangkan untuk berdoa, dan meminta kehadiran Yesus didalam aktifitas kita, di batin kita, dihidup kita ? Seberapa besar kerinduan dan penghormatan yang kita tunjukkan kepada Yesus dalam Ekaristi Kudus ? Mari kita menyadari, bahwa Yesus tidak tinggal jauh - jauh dari kehidupan kita, tempat tinggalNya ada di hati kita masing - masing.


Pintu Kerahiman Allah di dalam doa - doa kita 

Satu lagi pelajaran berharga adalah terkait Sakramen Tobat. Biasanya, saya berusaha untuk tetap rutin pengakuan dosa. Dengan pembatasan ini, penerimaan Sakramen Tobat juga ikut terkena dampaknya. Tidak lagi ada Imam yang bisa kita minta untuk menerima sakramen Tobat. Dekatnya Paskah juga berarti berkurangnya 1 kesempatan terbuka bagi kita semua untuk mengaku dosa tahun ini. 

Kita biasanya memikirkan hal - hal ini, siapa ya pastornya ? Duh, pastor ini kenal saya, kalau saya sampaikan semua dosa saya, saya malu banget, dan reputasi saya rusak. Ah, lebih enak untuk mengaku dosa sama pastor yang sudah tua, cepat, denda dosanya sedikit, lebih ringan. Tak jarang, kita menunda - nunda cukup lama untuk mengaku dosa. 

Nah, dalam kesempatan ini, kita ditarik Tuhan untuk disadarkan kembali bahwa  pelaku utama yang mengampuni dosa - dosa kita , itu bukan Pastor, tetapi Allah sendiri. Allah telah menyelamatkan kita lewat pengurbanan Kristus di salib, hutang kita sudah lunas. Hidup kita sudah dipindah tangankan dari maut kepada Allah, dan kita semua milik Kristus. Artinya, pengampunan sejati milik Tuhan. 

Maka, ketika kita sadar bahwa kita bisa berdoa kepada Tuhan secara rutin , kita menyapa Tuhan dan yakin Tuhan mendengarkan, mengapa kita tidak menyampaikan permohonan ampun atas dosa - dosa kita seperti halnya kita mengakui di dalam ruang pengakuan ? Apa yang akan dilihat Tuhan, tetap adalah hati kita. 

Yah, kabar baiknya, Tuhan sudah tahu semua dosa - dosa, keburukan, kelemahan kita. Tidak ada sesuatu yang tersembunyi  bagi Allah. Persoalan apakah Allah mengampuni kita atau tidak itu tentu tergantung dari sikap hati kita bukan?  Petrus sudah memberikan kepada kita kuatnya dan besarnya cinta Tuhan saat ia bertanya berapa kali kita harus mengampuni saudara kita. Jawaban Yesus bukan hanya 7x, melainkan 70x7 kali. 7 adalah angka yang sempurna, jadi 70x7 adalah simbol tanpa batas. 

Jelas, setelah kita mengakui semua ini, dalam kesempatan berikutnya ketika kita bisa mengaku dosa dihadapan Imam, marilah kita tetap mempergunakan kesempatan itu. Tuhan akan melimpahkan kita dengan kasih karunia, rahmat pengampunan dan kerahiman yang besar. 

Dari sini menjadi cukup jelas, bahwa Yesus , Allah kita tidak pernah jauh dari kita, bahkan disaat - saat sulit seperti ini. Ada masa - masa ketika Gereja mengalami penderitaan yang hebat di abad - abad sebelumnya. Bahkan hingga saat ini, sebenarnya situasi Gereja juga beraneka ragam diseluruh dunia. Ada negara - negara yang masih belum memberikan kebebasan beragama bagi penduduknya. Ada pula negara - negara yang sedang dilanda perang sehingga umat yang hidup disana juga mengalami resiko penderitaan dan kematian yang tinggi. 

Walau bagaimanapun, Allah tetap hadir di sekitar kita, bahkan sesungguhnya, Ia hadir di dalam hati kita. Mungkin inilah waktu yang paling tepat untuk mulai mengatur kehidupan doa kita. Di kala kita seringkali merasa sibuk untuk membagi waktu dengan Tuhan, sekarang, di dalam hidup kita masing - masing, mari kita menata kebiasaan hidup rohani yang baru. Luangkan waktu khusus untuk Tuhan, dan terima Dia di dalam hati kita, biarkan Dia menjadi Raja , pelaku utama, pusat hidup kita. 

Selamat menjadikan Yesus, pusat dan Raja didalam hati kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1)  Abraham , Bapa Orang Beriman Pengantar Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50.  Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir. Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan.  Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11) 1. Abram dipanggil Allah  Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami

Sletsa Iman - Tentang Kesesatan

Sketsa Iman, 30 September 2018 Bacaan 1 : Bil 11:25-29 Bacaan 2 : Yak 5:1-6 Bacaan Injil : Mrk 9:38-43,45,47-48 Ulasan Kitab Suci :  Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."  Siapa yang menyesatkan orang  9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan j

Sketsa Batin - Perumpamaan Tentang Mutiara Berharga

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus  MUTIARA INDAH  Bacaan Injil : Mat 13:45-46 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Pengantar Perumpamaan :  Kali ini kita akan membahas kelanjutan dari perumpamaan Yesus tentang harta terpendam. Perumpamaan ini membahas tentang Kerajaan Allah, dan sama seperti harta terpendam, mutiara yang berharga ini juga mau menunjukkan hal itu. Walaupun dianggap sebagai kembaran, ada perbedaan juga antara perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perbedaannya, adalah orang itu menemukan harta di ladang, sedangkan pedagang itu mencari mutiara yang indah. Tidak dikatakan juga bahwa pedagang itu bersukacita setelah menemukan mutiara yang indah itu seperti orang yang menemukan harta di ladang. Dalam perumpamaan Yesus, ada seorang pedagang keliling yang me

Jalan Serta Yesus - New normal Orang Kristen

Menjelang awal bulan Juni, kita sering mendengarkan istilah "new normal", dimana masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Pusat - pusat perbelanjaan, dan kawasan industri dan perkantoran mendapatkan kelonggaran untuk menjalankan bisnisnya kembali. Singkat cerita, ada banyak penyesuaian - penyesuaian yang kita lakukan untuk menjalani aktifitas - aktifitas rutin kita secara baru.  Dampak perubahan pun juga merambah ke sisi rohani kita. Saat ini, kita masih terisolasi dirumah kita masing - masing. Dalam masa yang sulit bagi banyak orang ini, kita ditarik oleh Tuhan masuk ke suasana rohani yang baru pula. Sekarang ini, kita mengikuti Ekaristi secara online dan meresapkan Kristus lewat komuni batin. Ada banyak acara - acara rohani yang kita ikuti secara online seperti : pengajaran, pujian - pujian kepada Tuhan , sharing iman menggunakan sarana media sosial. Semua ini dil