Sketsa Iman - 8 Januari 2021
Bacaan 1 : 1 Yoh 5:5-13
Bacaan Injil : Luk 5:12-16
5:12 Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." 5:13 Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. 5:14 Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." 5:15 Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. 5:16 Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.Renungan :
Pada hari ini kita menemukan salah satu karya Yesus yang sangat penting, yaitu menyembuhkan orang yang sakit kusta. Penyakit ini pada zaman itu merupakan penyakit yang dianggap sangat berbahaya dan dampaknya sangat besar. Setiap orang yang menderita sakit fisik ini bahkan dapat kehilangan kehidupannya sendiri, karena harus terputus dari relasi dengan masyarakat, bahkan anggota keluarganya sendiri.
Kita menerima pelajaran pertama dari interaksi ini di ayat ke 12 ketika orang kusta itu berlutut dan memohon dengan sopan kepada Yesus. Ia memberanikan diri berbicara dan bahkan meminta kepada Yesus jika Ia mau mentahirkannya. Tentu didalam hati dan pikirannya ia sangat ingin sembuh, tapi ia juga siap menerima jawaban "tidak" dari Yesus,entah apapun kemungkinan alasan penolakannya.
Namun Yesus menjawab bahwa Ia mau dan Ia menjadikannya tahir. Disini kita belajar lagi arti kepasrahan, yang harus menuju kepada kehendak Tuhan. Jika Allah mau, tidak ada yang mustahil. Ketika orang kusta ini meminta supaya ia ditahirkan, ia sebenarnya meminta juga supaya martabatnya dipulihkan seutuhnya. Tahir berbeda dengan sekedar lenyapnya penyakit itu. Tahir disini bersih seluruhnya dan martabat dari orang itu sebagai manusia dipulihkan.
Iapun di minta untuk mempersembahkan kesembuhan totalnya ini dan menghadapkan dirinya kepada imam. Perbuatan ini dimaksudkan supaya ada legitimasi atau bukti resmi bahwa ia benar -benar pulih dan boleh kembali masuk ke dalam lingkup masyarakat luas. Kehadirannya ditengah - tengah orang banyak kembali merupakan kabar yang menggemparkan sehingga Yesus semakin terkenal.
Pelajaran terakhir yang bisa kita serap adalah reaksi Yesus terhadap popularitas semacam ini. Ia tidak semakin tampil di depan umum untuk kemudian menerima lebih banyak pujian lagi, tetapi justru menyingkir, menepi, ke tempat - tempat sunyi dan berdoa.
Rasa syukur atas penyembuhan orang kusta tadi dipanjatkan dan dipersembahkan Yesus kepada Allah. Ia juga menyerahkan segala pujian orang -orang itu kepada Allah Bapa di Surga yang mengutusNya untuk memberitakan kabar baik ini. Kita pun melihat bahwa ini adalah kerendahan hati yang kuat, dan kita mesti bisa mencoba untuk belajar mengikutinya.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Maha Pengasih, kami bersyukur atas renungan yang boleh kami terima hari ini. Berilah kami semangat untuk mau bertumbuh dalam kerendahan hati seperti Tuhan Yesus dan juga belajar kepasrahan yang total seperti orang kusta yang meminta penyembuhan ini. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar