Sketsa Iman - 20 Januari 2021
Bacaan 1 : Ibr 7:1-3. 15-17
Bacaan Injil : Mrk 3:1-6
3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. 3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia. 3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: "Mari, berdirilah di tengah!" 3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja. 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu. 3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.
Renungan :
Hari ini kita disuguhkan kembali dengan cerita yang mempertentangkan antara aturan hari Sabat dengan tindakan belas kasih yang dilakukan oleh Yesus untuk orang yang sakit. Bagi Yesus, menolong seseorang yang membutuhkan tidak perlu ditunda jika dapat dilakukan saat itu. Ia menunjukkan kekeliruan pola pikir ini dengan mengangkat kasus ini secara terbuka.
Secara telak, Yesus langsung mengajukan pertanyaan tentang apa yang boleh dilakukan, berbuat baik atau jahat, dan menyelamatkan atau membunuh. Pertanyaan - pertanyaan ini sekaligus mendorong sikap empati dan kepedulian kepada sesama. Sayangnya orang - orang Farisi tahu jawaban yang tepat dan memilih sikap diam.
Sikap diam terhadap ketidakadilan juga bisa menjadi bahan refleksi untuk kita masing - masing. Hal ini memang merupakan perkara yang biasanya tidak mudah, namun di sisi lain praktek - praktek pembiaran yang terlalu sering bisa menjadi sebuah "normal" baru.
Sudah menjadi hal yang umum juga kita ditekankan untuk jangan menjadi "pahlawan kesiangan", yang bukan urusan kita tidak perlu kita perhatikan. Sikap cuek ini bisa melukai orang - orang lain.
Saat ini sudah ada contoh - contoh kasus melawan ketidakadilan yang tampil karena adanya kemajuan teknologi. Peristiwa - peristiwa ketidakadilan disebarkan dan menjadi konsumsi banyak orang. Dari sinilah muncul berbagai reaksi dengan berbagai motif.
Sebagai orang Kristiani, kita dipanggil untuk bersikap bijak terhadap ketidakadilan dan juga terhadap berbagai pemberitaan yang tersebar. Kita harus mengutamakan kasih dan kebaikan diatas segalanya. Jangan sampai kita kurang menyaring informasi dan akhirnya ikut terlibat dalam penyebaran informasi yang kurang tepat.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, kami mohon terang kebijaksanaan untuk mampu bersikap dengan tepat ketika ada masalah - masalah dalam hidup kami. Semoga kami bisa menjadi terang dan ikut aktif dalam membela kebenaran dan mengutamakan cinta kasih. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar