Langsung ke konten utama

Jalan Serta Yesus - Memaknai Epifani di masa saat ini


Setiap tahun, Gereja juga memperingati hari raya Penampakan Tuhan atau biasa disebut dengan Epifani. Bacaan Injil membahas tentang kedatangan 3 orang Majus yang mencari Mesias, sang juruselamat. Ketiga tokoh ini biasanya dianggap sebagai para sarjana, atau bahkan para raja , orang - orang berani, terpandang dan terpelajar yang datang dari negeri yang jauh untuk mencari Allah. 

Mula - mula mereka datang dan mengunjungi Raja Herodes, dan menanyakan sang Raja Agung ini, dilahirkan dimana ? Para ahli - ahli Taurat pun mulai membuka kitab suci dan mencari petunjuk yang ada. Mereka menemukannya, yaitu di kota Betlehem. Para Majus ini pun menemui keluarga kudus, dan disitu mereka mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. 

Para Majus ini mengembara, berkeliling dengan melihat bintang dilangit. Bintang itu adalah petunjuk nyata dimana Kristus berada. Saat ini, kita tidak mencari - cari ke langit untuk melihat dimana Tuhan berada, namun kita semua senantiasa mencari Tuhan dalam hidup kita. 

Dalam proses mencari Kristus, kita juga melihat jalan menuju ke sana, yang tidak mudah. Bagi kita, yang sudah cukup lama menjadi orang - orang Katolik, kita mungkin sudah menghapal diluar kepala doa - doa dasar Katolik : Bapa Kami, Salam Maria, Kemuliaan, Terpujilah , dll. Kita juga sudah tahu doa - doa yang mujarab , di dalam novena - novena.  Tuhan terasa lebih kita butuhkan, dikala kita sedang terjerat masalah. 

Namun, kita juga bisa memperbaharui semangat kita untuk mencari Tuhan dengan gaya dan cara yang berbeda. Kita tidak mesti mencari Tuhan dalam kebutuhan - kebutuhan kita saja. Kita juga bisa mencari Tuhan dalam rasa syukur kita, atas apa yang kita miliki saat ini. Dengan bersyukur, kita melihat kelimpahan rahmat Tuhan, kita sedang memandang setiap kado - kado dari Tuhan yang kadang kita terima begitu saja. 

Kita juga bisa terus menerus mempersembahkan kepada Tuhan seluruh aspek hidup kita. Ya, mungkin kita masih terbiasa lupa berdoa, konsentrasi kita sulit dijaga, kita mengantuk, tapi kita tetap mengandalkan Tuhan dalam hidup ini. Misalkan, kita besok haruscara  menghadiri rapat penting di kantor, kita bisa sejenak dalam hati berseru "Yesus, dampingi saya dalam rapat besok". Ketika kita sedang memasak di dapur, kita juga bisa berdoa "Tuhan, berkatilah makanan ini", dan makanan itu menjadi perekat dalam keluarga yang hangat. 

Marilah kita berusaha untuk menampakkan kehadiran Tuhan lewat diri kita. Kita melawan sikap bakti dan cara hidup Kristen yang "secukupnya" saja. "Yang penting saya tidak banyak berbuat dosa", "Yang penting saya tetap ikut Misa Ekaristi", "Yang penting saya tahu doa Bapa Kami", "Yang penting saya sudah banyak menyumbang di Gereja". 

Misalkan saja terkait Ekaristi yang terpaksa kita jalani karena masa pandemi COVID-19 saat ini secara online. Mula - mula, kita mungkin mempersiapkan diri dengan baik, semua anggota keluarga sudah mandi bersih , berpakaian rapi dan mengikuti misa. Lambat laut, bisa saja sekarang persiapan itu menjadi lebih menurun. Ada banyak hal - hal yang mengalihkan kita dari fokus keapda Tuhan, misalkan suara notifikasi dari HP kita, dll. 

Kita juga mesti melihat kualitas dari penghayatan yang kita lakukan. Kala kita Ekaristi, sudahkah kita fokus kepada Tuhan sebaik-baiknya ? di kala kita membagikan rejeki dan menyumbang banyak untuk Gereja, sudahkah hati kita benar - benar penuh kasih kepada mereka yang menderita dan miskin, dan juga di dalam keluarga memberikan kehangatan yang kuat ? Ketika kita berdoa bapa kami, mampukah kita berharap kepada kehendak Tuhan, dan juga memaafkan sesama yang berdosa ? 

Semoga kita semua, dapat pelan - pelan merasakan kasih Tuhan dalam hidup kita. Dan setelahnya, kita juga mampu untuk berbagi kasih kepada sesama, membagikan kisah hidup dan kesaksian kita kepada mereka dan membawa penghayatan hidup kita akan Tuhan, sebagai bukti nyata bagi orang lain bahwa Tuhan hadir. 

Bagaimanakah cara kita mencari Tuhan setiap hari dalam hidup kita ? Apa yang kita cari dari Tuhan ? Bagamana menghadirkan Tuhan bagi sesama ?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus, sang Batu Penjuru

Sketsa Iman, 4 Juni 2018 Bacaan 1 : 2 Ptr 1: 1-7 Bacaan Injil : Mrk 12:1-12 Ulasan Kitab Suci :  12:1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: "Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 12:2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 12:3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 12:4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 12:5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 12:6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya ...

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b...

Sketsa Iman - Yesus menyucikan Bait Allah

Sketsa Iman, 9 November 2017 Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran Bacaan 1 : 1 Kor. 3:9b-11,16-17 Bacaan 2 : Yoh 2 : 13 - 22 Ulasan Kitab Suci : Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem. Dalam bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ. Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkanNya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkanNya. Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata:"Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah bapaKu menjadi tempat berjualan." Maka teringatlah murid-muridNya, bahwa ada tertulis:"Cinta untuk rumahMu menghanguskan Aku." Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya:"Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?" Jawab Yesus kepada mereka:"Rombak Bait Alla...

Sketsa Iman - Penguatan dalam masa penantian

Sketsa Iman, 6 April 2018 Bacaan 1 : Kis 4:1-12 Bacaan Injil : Luk 21:1-14 Ulasan Kitab Suci : 21:1 Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut. 21:2 Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. 21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa. 21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus. 21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada." 21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka men...

Sketsa Batin - Doa Orang Farisi dan Pemungut cukai

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus DOA ORANG FARISI DAN PEMUNGUT CUKAI Bacaan Injil : Luk 18:9-14 18:9 Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 18:10 "Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. 18:11 Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku. 18:13 Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. 18:14 Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Seb...