Sketsa Iman - 29 Januari 2021
Bacaan 1 : Ibr 10:32-39
Bacaan Injil : Mrk 4:26-34
4:26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 4:27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 4:28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 4:29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."4:30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 4:31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 4:32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 4:33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 4:34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Renungan :
Para pembaca yang terkasih, hari ini kita akan membahas gambaran umum tentang kebajikan. Kebajikan sendiri secara sederhana merupakan rangkaian perbuatan - perbuatan baik yang menjadi kebiasaan. Disini yang menjadi pengulangan adalah intensitasnya, karena dilakukan secara terus menerus.
Yang paling utama dan yang mendasari adanya kebajikan adalah kasih. Setidaknya kita pernah mendengar tentang Iman, Harapan dan Kasih. Ketiga hal ini merupakan Kebajikan Teologal yang perlu dipelihara terus menerus. Kebajikan - kebajikan ini sangat penting karena membawa kita kepada keselamatan.
Kebajikan pertama, yaitu Iman merupakan dasar kita percaya kepada Allah dan yakin bahwa Allah adalah tujuan keselamatan hidup kita. Dengan iman kita mengenali Allah dan berusaha untuk percaya dan bergaul denganNya. Iman merupakan akar dari sebuah pohon yang sudah bertumbuh kuat dan bercabang - cabang untuk kehidupan.
Kebajikan kedua, yaitu Harapan merupakan jangkar yang aman bagi jiwa kita. Kita tidak perlu khawatir akan permasalahan hidup karena memiliki harapan yang besar bahwa kita mendapatkan janji - janji Tuhan dalam hidup kita. Harapan merupakan batang dari pohon yang bertumbuh itu.
Kebajikan yang ketiga, adalah Kasih sendiri, yang merupakan bagian yang terbesar, terpenting dan terbaik dari 3 Kebajikan Teologal. Dengan kasih inilah kita merangkai persahabatan dengan Allah dan dengan sesama. Kasih merupakan bahasa universal yang mendekatkan kita dengan banyak orang.
Kita akan mengaitkan ketiga hal ini dengan perumpamaan tentang benih yang bertumbuh. Ketika benih itu sudah bertumbuh menjadi pohon yang bercabang dan kuat untuk menopang kehidupan disekitarnya, maka saat itu sebenarnya kita juga sudah mulai mengembangkan ketiga kebajikan Teologal ini dengan baik. Iman bisa di ibaratkan sebagai akar dari pohon itu, yang menjadi pondasinya. Harapan merupakan batang pohonnya sendiri yang menopang sehingga pohon itu bisa berdiri sementara kasih merupakan cabang - cabangnya, bunganya yang paling indah dilihat orang dan yang bisa menopang kehidupan lain tadi.
Secara keseluruhan ini semua merupakan anugerah yang sangat indah dari Allah bagi kita, dan dapat kita kembangkan untuk mencapai keselamatan di dalam Allah. Marilah kita memohon kepada Tuhan , "Tambahkanlah iman kami senantiasa", supaya kita belajar mengenal Allah sehingga dari situ bisa timbul pengharapan sejati dan kita merasa berkecukupan karena kasih Allah sehingga kita juga bisa berbagi bagi orang lain.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, tambahkanlah iman kami senantiasa sehingga kami bisa bertumbuh dalam pengharapan dan bisa membagikan kasih dan kebaikanMu bagi sesama di dalam seluruh hidup kami. Arahkanlah hidup kami juga sehingga kami jangan mudah jatuh ke dalam pencobaan dan dosa serta kelemahan kami, melainkan bisa belajar terus menerus dan saling menopang. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami.Amin
Komentar
Posting Komentar