Sketsa Iman - 18 Februari 2020
Bacaan 1 : Yak 1 :12-18
Bacaan Injil : Mrk 8 : 14-21
1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. 1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. 1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
Renungan :
Ada banyak tantangan-tantangan dan variasi pencobaan yang kita rasakan sepanjang hidup kita. Tidak satupun pencobaan itu dirancangkan Tuhan untuk kita apalagi berasal dari Tuhan. Hal ini ditegaskan dalam surat Rasul Yakobus. Dan merupakan juga tanda bahwa Allah sangat baik bagi kita.
Darimana datangnya pencobaan juga sudah dijelaskan. Manusia tetap bisa berbuat kesalahan-kesalahan, membuat keputusan-keputusan sulit yang keliru dan mendatangkan kesulitan bagi yang lain. Hawa nafsu menjadi biang keroknya, yang bila terus dibiarkan dapat merusak hidup kita.
Lalu bagaimana dengan sakit penyakit, yang tanpa harus berbuat dosa kita terima? Atau tuduhan-tuduhan yang menyudutkan kita padahal kita tidak bersalah? Mari mengambil refleksi dari hidup Yesus dan para rasulNya. Yesus, tidak bersalah tapi Ia menerima banyak kecaman, tuduhan, ancaman pembunuhan dari waktu ke waktu. Namun Ia bertahan dan rela berkorban. Ia menyerahkan segala penderitaanNya kepada Allah.
Kita mesti semakin rajin berdoa didalam situasi berat hidup kita, bahkan ketika kita tidak merasa bersemangat untuk melakukannya. Kita diberikan Tuhan ketekunan untuk terus berdoa dan berharap sampai badai hidup kita berlalu. Kalau kita setia, kita bisa melihat ke belakang dan menemukan campur tangan Tuhan yang indah.
Kita semua adalah "surat cinta Allah" yang terbuka bagi sesama. Untuk melawan ragi dosa, ragi hawa nafsu, ragi kelekatan, kita mesti banyak memberi daripada menerima. Semua rangkaian kebaikan dapat kita rasakan jika kita memulai dengan memberi, disertai dengan doa-doa yang baik.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, curahkanlah rahmat kasihMu ke dalam hati kami dan kuatkanlah kami untuk mampu melawan hawa nafsu dan kedagingan kami masing-masing. Berilah kami semangat untuk banyak memberi. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar