Langsung ke konten utama

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1) 

Abraham , Bapa Orang Beriman

Pengantar

Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50. 

Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir.

Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan. 

Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11)



1. Abram dipanggil Allah 

Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami sebuah perjumpaan pribadi dengan Allah dimana dia dipanggil untuk menetap di sebuah negeri yang belum dikenalnya bersama dengan keluarganya. Ia sendiri sudah berusia lanjut ketika dipanggil Tuhan dan dalam perjalanannya mengalami banyak peristiwa. 

Mari kita melihat, bagaimana Abram mengalami proses pertumbuhan iman ini. Mula - mula diceritakan bahwa Abram mesti mengungsi ke Mesir karena telah terjadi bencana kelaparan ditempat dia tinggal. Ketika itu, dia sempat berbohong kepada Firaun dengan mengatakan bahwa Sarai, istrinya adalah adiknya karena takut dibunuh jika mengaku sebagai suami Sarai.

Selanjutnya, setelah mendapatkan berbagai janji dari Allah, terutama terkait keturunan, istrinya Sarai mencoba mengambil jalan lain, yaitu menjadikan salah satu budaknya Hagar untuk memberikan keturunan bagi Abram. Ya, memang akhirnya Hagar melahirkan seorang anak yaitu Ismail, tetapi ini bukanlah rencana dan bagian dari janji Tuhan kepada Abram. 

Meskipun begitu, Ismail juga tetap mendapatkan berkat dari Tuhan dan keturunannya pun juga diberkati. 





2. Janji Allah bagi Abraham 

Setelah diceritakan tentang Ismail, pada bab 17 dikisahkan lah bagaimana Allah mengikat janji dengan Abraham dengan sebuah tanda, yaitu sunat. Abram berubah nama menjadi Abraham dan TUHAN menyatakan dia sebagai bapa sejumlah besar bangsa, di umur 99 tahun. Allah juga mengubah nama istrinya , Sarai menjadi Sara dan sekali lagi menegaskan bahwa Sara akan melahirkan seorang anak laki - laki walaupun sudah tua.



3. Abraham menunjukkan imannya 

Abraham telah menerima salah satu janji besar dari Allah, yaitu keturunan dari istrinya Sara pada usia tuanya khususnya pada Kejadian 21. Lalu  Kejadian 22, Allah berfirman kepadanya untuk pergi ke tanah Moria dan mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran untuk menguji imannya. 

Ternyata Abraham mengikuti arahan Tuhan ini tanpa bertanya mengapa, atau menunjukkan ketidaksetujuannya. Bahkan dia sendiri yang mempersiapkan segala sesuatu, seperti mendirikan mezbah, menyiapkan kayu bakar dan mengikat Ishak. 

Karena tindakannya yang penuh iman ini, yaitu rela untuk mengorbankan anak satu-satunya demi TUHAN, maka Allah memberkati dia dan menyatakan bahwa oleh keturunannya, semua bangsa akan menerima berkat. 



Refleksi

Marilah kita menggunakan kesempatan ini untuk melihat beberapa hal : 

Abraham dipanggil oleh Allah untuk menjalani sebuah tujuan hidup yang masih samar- samar :

Zaman sekarang, ke mana - mana, kita dengan mudah bisa dipandu oleh alat GPS (Pelacak Lokasi) untuk menuju ke tempat tujuan tanpa tersesat. Informasi yang disajikan cukup lengkap : berapa lama perjalanan ke sana, jalur mana yang tersingkat yang bisa dipakai, tingkat kepadatan trafik saat itu dan berapa kecepatan kita saat melaju. Info - info ini memastikan kita sampai ke tujuan dengan aman.

Lalu bagaimana dengan Abram ? Dia tidak punya apa yang kita miliki saat ini. Namun begitu, ketika ia dipanggil Tuhan, ia menjawab "ya" dan bersedia keluar dari negerinya ke suatu tempat yang belum pernah dikunjungi. Ia bahkan tak tahu bagaimana caranya menetap disana.

Pada akhir hidupnya, Abraham tidak memiliki seluruh tanah Kanaan. Ia hanya berhasil membeli tanah yang dijadikan kuburan untuk dirinya dan Sara sebagai tempat peristirahatan terakhir. Meskipun begitu, kita semua mengetahui bahwa janji - janji Tuhan tetap terlaksana walaupun sebagian besarnya akan terjadi di masa yang akan datang. 

Abraham , Sara juga sempat mengalami jatuh bangun dalam iman mereka. 

Walaupun sudah dijanjikan perlindungan dan dekat dengan Allah, Abraham 2x berbohong bahwa Sara adalah istrinya : yang pertama kepada raja Mesir, yang kedua kepada Abimelekh seorang raja. 

Namun kemudian, dia menunjukkan iman yang besar ketika di uji Tuhan untuk mengorbankan anaknya Ishak,yang dijanjikan Tuhan. Karena hal ini, Abraham juga disebut sebagai Bapa Kaum Beriman. 

Maka, para pembaca yang terkasih, Allah juga menuntun hidup Abraham dari awal hingga akhir, menyertainya dalam perjalanan hidupnya dan membantunya memiliki iman yang hidup dan kepercayaan total kepada Allah. 

Kadangkala, kita mendapati diri kita berada dalam ketidakpastian hidup, dan dalam suasana dimana permohonan - permohonan kita seolah - olah tidak kunjung dijawab oleh Tuhan. Mari belajar berpasrah kepada Tuhan, dan yakin bahwa Ia senantiasa memberikan kepada kita hidup yang kekal. 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Kristus adalah patokan hidup yang sejati

Sketsa Iman - 26 April 2021    Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.  (Yoh 10 : 9) Bacaan : Kis 11:1-18  |  Yoh 10:1-10 Renungan :  Kemarin, kita memperingati bersama hari Minggu Panggilan sekaligus hari yang memperingati dan merenungkan Kristus sang gembala yang baik. Hari ini, pembicaraan kita juga berbicara tentang domba - domba dan gembala, bedanya Yesus membuat penekanan yang lain. Dalam perumpamaanNya, Yesus mengibaratkan diri sebagai "pintu" menuju kawanan domba.  Ia mengilustrasikan dengan sangat tepat bagaimana kondisinya jika ada perampok atau pencuri yang masuk, tentu tidak melalui pintu tetapi memanjat tembok. Adapun suara dari perampok atau pencuri ini tidak akan dikenal oleh domba - domba sejati. Justru domba - domba ini akan mengenal dan tahu suara khas dari sang gembala.  Kristus adalah juruselamat dunia, dan juga perantara antara kita dengan Bapa yan...

Sketsa Iman - Menimba rahmat pada Yesus yang ditinggikan

Sketsa Iman, 9 April 2019 Bacaan 1 : Bil 21:4-9 Bacaan Injil : Yoh 8:21-30 8:21 Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: "Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang." 8:22 Maka kata orang-orang Yahudi itu: "Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?" 8:23 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. 8:24 Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu."8:25 Maka kata mereka kepada-Nya: "Siapakah Engkau?" Jawab Yesus kepada mereka: "Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? 8:26 Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pad...

Sketsa Iman - Berilah kesempatan kedua

Sketsa Iman, 6 Maret 2018 Bacaan 1 : Dan. 3:25,34-43 Bacaan Injil : Mat 18:21-35 18:21 Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" 18:22 Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. 18:23 Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan perhitungan dengan hamba-hambanya. 18:24 Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta. 18:25 Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk pembayar hutangnya. 18:26 Maka sujudlah hamba itu menyembah dia, katanya: Sabarlah dahulu, segala hutangku akan kulunaskan. 18:27 Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Sigap melihat pertolongan Tuhan

Sketsa Iman - 6 Januari 2021 Bacaan 1 : 1 Yoh 4 : 11 - 18 Bacaan Injil : Mrk 6 : 45- 52 6:45 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan berangkat lebih dulu ke seberang, ke Betsaida, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 6:46 Setelah Ia berpisah dari mereka, Ia pergi ke bukit untuk berdoa. 6:47 Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. 6:48 Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka. 6:49 Ketika mereka melihat Dia berjalan di atas air, mereka mengira bahwa Ia adalah hantu, lalu mereka berteriak-teriak, 6:50 sebab mereka semua melihat Dia dan merekapun sangat terkejut. Tetapi segera Ia berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 6:51 Lalu Ia naik ke perahu mendapatkan mereka, dan anginpun redalah. Mereka sangat tercengang dan bingung, 6...