Langsung ke konten utama

Sketsa Batin - Menerapkan dan menjalani praktik Pantang dan Puasa


Selamat memasuki Masa Prapaskah,, Retret Agung kita.

Hari ini, semua umat Katolik di dunia mulai memasuki masa pantang dan puasa yang dimulai dengan Rabu Abu. Kita semua menerima abu di dahi kita sebagai sebuah simbol pertobatan yang menghantar kita untuk bisa kembali memperbaiki hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Dalam kesempatan ini, kita mau kembali melihat beberapa point penting tentang pantang dan puasa dan bagaimana penerapannya di keseharian kita.

1. Pengertian dan Makna Berpantang dan Berpuasa

Praktik puasa dan pantang merupakan tanda pertobatan, tanda penyangkalan diri, dan tanda bahwa kita juga mau mempersatukan sedikit pengorbanan kita dengan pengorbanan Yesus di kayu salib sebagai silih dosa kita dan juga sebagai doa demi keselamatan dunia.

Bisa juga dikatakan bahwa berpantang, berpuasa bertujuan untuk mendekatkan kita dengan Tuhan dan sesama.

2. Kapan kita melakukan Pantang dan Puasa ? 
  • Berdasarkan Kitab Hukum Gereja, Kan 129, sebagai orang beriman kristiani, kita wajib untuk menurut cara masing-masing melakukan tobat demi hukum ilahi. Gerejapun membantu kita untuk bersatu dalam pelaksanaan tobat bersama, dan mengatur hari-hari tobat dimana kita bisa berfokus untuk berdoa, menjalankan karya kesalehan, amal kasih, menyangkal diri dengan melaksanakan kewajiban -kewajiban kita dengan lebih setia dan juga dalam berpantang dan berpuasa sesuai norma-norma kanon itu.
  • Kan 1250 menetapkan hari dan waktu tobat dalam seluruh Gereja adalah setiap hari jumat sepanjang tahun, dan juga masa prapaskah.
  • Kan 1251 menjelaskan bahwa pantang makan daging atau makanan lain menurut ketentuan Konferensi para Uskup dilakukan setiap hari Jumat sepanjang tahun, kecuali hari Jumat itu kebetulan jatuh pada salah satu hari yang terhitung hari raya; sedangkan pantang dan puasa hendaknya dilakukan pada hari Rabu Abu dan pada hari Jumat Agung, memperingati Sengsara dan Wafat Tuhan Kita Yesus Kristus.
  • Kan 1252 menjelaskan bahwa usia yang diwajibkan untuk berpantang mengikat mereka yang telah berusia genap empat belas tahun dan juga untuk orang dewasa sampai awal tahun ke enam puluh.
  • Kan 1253 menjelaskan bahwa Konferensi para Uskup dapat menentukan dengan lebih rinci pelaksanaan puasa dan pantang; dan juga dapat mengganti-kan seluruhnya atau sebagian wajib puasa dan pantang itu dengan bentuk-bentuk tobat lain, terutama dengan karya amal-kasih serta latihan-latihan rohani.

Selanjutnya kita biasanya mendengarkan ketentuan - ketentuan seperti berikut ini : 
  • Hari puasa berlaku pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang pada hari Rabu dan juga tujuh jumat selama Masa Prapaskah sampai Jumat Agung.
  • Yang wajib berpuasa adalah semua orang Katolik genap berusia 18 tahun s/d 60 tahun dan yang berpantang genap berusia 14 tahun.
  • Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang satu kali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
3. Bagaimana cara menerapkan pantang dan puasa ?

Dalam penerapannya , kita mesti berusaha untuk mengikuti aturan yang telah ditetapkan oleh Gereja supaya kita dapat melangkah ketujuan yang sama, yaitu mendekatkan diri kita kepada Tuhan dan sesama.
  • Kita bisa berusaha untuk berpantang setiap hari jumat sepanjang tahun, diluar hari jumat yang bertepatan dengan hari raya Gereja seperti oktaf masa Natal dan oktaf Paskah. Misalnya kita memilih pantang daging , rokok dl.
  • Saat berpantang, kita sebaiknya memilih makanan dan minuman yang kita sukai. Misalnya jika kita suka kopi dan sering jajan kopi beberapa kali sehari, kita bisa mengurangi konsumsi itu.
  • Disamping makanan dan minuman, kita juga bisa berpantang dalam bentuk lain. Misalnya kita sangat senang nonton serial tv , shopping dan bermain game di ponsel atau komputer, bisa juga menjadi bahan untuk berpantang.
  • Yang penting dari praktik berpuasa bukannya makan sekenyang-kenyangnya tetapi kita makan kenyang satu kali. Disamping itu, tolak ukur utamanya adalah kita dapat mengendalikan diri. Ini bisa termasuk menahan diri dari jajan cemilan berkali - kali diluar praktik makan besar.
  • Kita juga dapat turut mendoakan pertobatan seseorang atau turut meminta pengampunan atas dosa - dosa dan kesalahan kita. Dengan banyak berdoa, kita juga dapat semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan mengenali diri kita lebih baik.
Pada akhirnya, apa yang ditetapkan disini adalah syarat minimal yang dapat kita ikuti. Selanjutnya, kita dapat secara bijak menilai sendiri dan melihat sendiri seberapa besar kita dapat menyatakan kasih kita kepada Yesus dan juga melihat sejauh mana kondisi tubuh kita mampu mengikutinya.

Ref : 

https://www.katolisitas.org/berpuasa-dan-berpantang-menurut-gereja-katolik/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Ilustrasi Kasih : Pohon Kehidupan

1 Yohanes 4:16. Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Darimanakah datangnya semua kebaikan itu ? Apa sih sifat utama dan pertama yang paling kuat diantara semua kebaikan. Jawabannya adalah Cinta Kasih . Ya, Cinta Kasih ini adalah salah satu ajaran dan bentuk penghayatan paling menonjol dan kental dari Gereja Katolik. Gereja Katolik dalam semangat kasih itu, mampu menjadi tempat perlindungan bagi orang miskin, telanjang, melarat, tak punya tempat tinggal, tak punya makanan yang cukup dan yang sakit. Secara mendunia, perhatian dimulai dari seorang individu sampai permasalahan sebuah bangsa dan negara yang berdaulat. Semuanya dilihat dari sudut pandang Cinta Kasih. Demikianlah, mengapa kasih bisa begitu indah ? karena Allah adalah Kasih . Didalam dan melalui Allahlah, manusia bisa peduli kepada sesama dan memiliki kekuatan untuk b

Pengenalan Kitab Suci - Iman bapa bangsa Israel (Bagian 1)

Pengenalan Kitab Suci - Iman Bapa Bangsa Israel (Bagian 1)  Abraham , Bapa Orang Beriman Pengantar Sejarah keselamatan umat manusia tidak lepas dari sejarah bangsa Israel, dimana Allah sendiri yang membentuk bangsa ini, dimulai dari satu orang yaitu Abraham. Kisah tentang pembentukan leluhur bangsa Israel bisa kita lihat dari Kejadian 12 - 50.  Pada bagian ini, kita sama - sama mau belajar dari iman para bapa bangsa Israel yaitu Abraham, Ishak, Yakub yang mencakup bagian ke - 2 dari kitab Kejadian. Tulisan - tulisan ini akan dibagi menjadi 3 bagian yaitu Iman Abraham (Bagian 1), Iman Yakub (Bagian 2) dan Iman Yusuf  (Bagian 3) yang berakhir ketika keluarga Israel menetap di Mesir. Bagian pertama ini, kita mau sama - sama belajar melihat proses jatuh bangun yang dialami oleh Abraham dan pertumbuhan imannya sehingga dia dan keturunannya mendapatkan berkat dari Tuhan.  Kisah Abraham, bapa para bangsa (Kej 12:1 - Kej 25:11) 1. Abram dipanggil Allah  Abram berasal dari Ur-kasdim, mengalami

Sletsa Iman - Tentang Kesesatan

Sketsa Iman, 30 September 2018 Bacaan 1 : Bil 11:25-29 Bacaan 2 : Yak 5:1-6 Bacaan Injil : Mrk 9:38-43,45,47-48 Ulasan Kitab Suci :  Seorang yang bukan murid Yesus mengusir setan  9:38 Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." 9:39 Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku.9:40 Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. 9:41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya."  Siapa yang menyesatkan orang  9:42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 9:43 Dan j

Sketsa Batin - Perumpamaan Tentang Mutiara Berharga

Sketsa Batin - Seri Perumpamaan Yesus  MUTIARA INDAH  Bacaan Injil : Mat 13:45-46 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." Pengantar Perumpamaan :  Kali ini kita akan membahas kelanjutan dari perumpamaan Yesus tentang harta terpendam. Perumpamaan ini membahas tentang Kerajaan Allah, dan sama seperti harta terpendam, mutiara yang berharga ini juga mau menunjukkan hal itu. Walaupun dianggap sebagai kembaran, ada perbedaan juga antara perumpamaan harta terpendam dan mutiara berharga. Perbedaannya, adalah orang itu menemukan harta di ladang, sedangkan pedagang itu mencari mutiara yang indah. Tidak dikatakan juga bahwa pedagang itu bersukacita setelah menemukan mutiara yang indah itu seperti orang yang menemukan harta di ladang. Dalam perumpamaan Yesus, ada seorang pedagang keliling yang me

Jalan Serta Yesus - New normal Orang Kristen

Menjelang awal bulan Juni, kita sering mendengarkan istilah "new normal", dimana masyarakat mulai diperbolehkan untuk beraktifitas seperti biasa, namun dengan tetap menjaga dan menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah. Pusat - pusat perbelanjaan, dan kawasan industri dan perkantoran mendapatkan kelonggaran untuk menjalankan bisnisnya kembali. Singkat cerita, ada banyak penyesuaian - penyesuaian yang kita lakukan untuk menjalani aktifitas - aktifitas rutin kita secara baru.  Dampak perubahan pun juga merambah ke sisi rohani kita. Saat ini, kita masih terisolasi dirumah kita masing - masing. Dalam masa yang sulit bagi banyak orang ini, kita ditarik oleh Tuhan masuk ke suasana rohani yang baru pula. Sekarang ini, kita mengikuti Ekaristi secara online dan meresapkan Kristus lewat komuni batin. Ada banyak acara - acara rohani yang kita ikuti secara online seperti : pengajaran, pujian - pujian kepada Tuhan , sharing iman menggunakan sarana media sosial. Semua ini dil