Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Menerapkan hukum yang terutama


Sketsa Iman - 8 Juni 2023 

Bacaan : Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9 | Mrk 12:28b-34 

Renungan : 

Injil hari ini menceritakan percakapan antara ahli-ahli Taurat dengan Yesus tentang hukum Taurat. Mereka mempertanyakan diantara sekian banyak hukum yang ada, manakah yang paling utama , dan Yesus pun mampu menjawabnya dengan mudah. Yesus mengatakan yang pertama adalah hukum yang berbicara tentang relasi kita dengan Allah secara horizontal, dimana kita harus mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati, jiwa,akal budi dan kekuatan. Lalu yang kedua, mengasihi sesama seperti kita mengasihi diri sendiri. 

Ahli Taurat yang berbicara dengan Yesus ini, agak lain dari yang lain. Dia berani langsung membenarkan apa yang disampaikan Yesus dan bahkan menyampaikan suatu pengertian yang lebih dalam, bahwa semua itu jauh lebih penting dari semua korban bakaran dan sembelihan.  

Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita renungkan bersama dari Injil hari ini. Yang pertama, adalah keberanian kita untuk melangkah dalam pertumbuhan rohani yang sehat. Tujuannya sudah disampaikan kepada kita, yaitu bagaimana kita mau mencintai Allah dengan sungguh - sungguh dan mau mengasihi sesama kita. Bagaimana cara kita mempraktikkan hal ini ? 

Kita tidak perlu terjebak pada pemikiran bahwa kita harus menjadi orang yang "sok suci", sehingga kita malah tertahan untuk melakukan praktik rohani yang sehat kepada Tuhan. Untuk menjalankan itu, sekurang-kurangnya kita mesti berdoa 1x setiap hari. Akan jauh lebih baik jika bangun pagi dan saat akan tidur kita juga berdoa, dan juga misalnya pada pertemuan penting dan aktifitas rutin kita seperti saat akan makan. 

Kita juga tetap menjalin hubungan dengan Tuhan dengan mencari tahu apa yang menjadi kehendak Allah. Kita bisa dengan membaca dan merenungkan kitab suci, dan juga mau menghadiri misa Kudus sehingga kita bisa bersatu dengan Tuhan senantiasa. 

Kedua, kita tetap harus mengutamakan kebaikan-kebaikan kepada sesama. Kita mencurahkan perhatian dan kepedulian kita misalnya dengan mendoakan yang sedang mengalami masalah, memberikan nasihat, dukungan dan semangat bagi yang sedang lesu, lalu menolong dengan berbagai cara orang-orang disekitar kita yang membutuhkan. 

Ini semua jauh lebih penting dari model "pencitraan" dimana kita mungkin terjebak pada pilihan-pilihan aktifitas yang banyak mendatangkan pujian dan sanjungan dari orang lain. Prinsip dasarnya adalah pelayanan yang penuh kerendahan hati, sehingga jika pun apa yang kita lakukan tidak di berikan perhatian lebih oleh yang lain, kita tetap tahu bahwa kita melakukannya untuk memuliakan Allah. Itulah yang dimaksud dengan " jauh lebih penting dari korban bakaran dan korban sembelihan", yaitu kita tidak mencari pujian dan panggung dari sesama, tetapi kita dengan tulus melakukannya  bagi Allah dan sesama. 

Doa : 

Allah, Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersyukur untuk semua rahmat dan berkat-berkat yang Engkau berikan kepada kami setiap waktu. Kami juga mau belajar untuk mengasihi Engkau dengan segenap hati,pikiran, kekuatan kami. Berilah kami rahmat dan kebijaksanaan untuk juga mampu melakukan yang terbaik bagi sesama kami, yang dapat mendatangkan kemuliaanMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Iman - Setia mendekatkan diri kepada Tuhan

Sketsa Iman - 11 Desember 2019 Bacaan 1 : Yes 40:25-31 Bacaan Injil : Mat 11:28-30 11:28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 11:29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. 11:30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan." Renungan :  Ketenangan jiwa, merupakan sebuah hadiah nyata dan bernilai tinggi yang ditawarkan oleh Yesus, sebagai konsekuensi dari sikap dan komitmen kita untuk mengikuti Dia. Yesus, Tuhan kita mau menawarkan kelegaan dan penghiburan dengan mengundang kita untuk datang kepadaNya. Kitapun diajak saat ini untuk merefleksikan, bagaimana cara kita mendekat kepada Tuhan ? Seberapa baik usaha kita saat ini untuk datang kepadaNya. Kita tidak bisa melihat Tuhan secara langsung, namun dengan iman, kita memandang dan yakin bahwa Ia selalu beserta kita. Ada pepatah yang mengatakan "Tuhan hanya se...

Sketsa Iman - Perhatian penuh kepada Allah

Sketsa Iman -  8 Oktober 2019 Bacaan 1 : Yun 3:1-10 Bacaan Injil : Luk 10:38-42 10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. 10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, 10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku." 10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, 10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." Renungan :  Hari ini kita mau merenungkan bersama kisah tentang perjumpaan antara Yesus dengan Marta dan Maria. Marta disebut menerima Yesus di rumahnya, artinya dia-lah sang tuan rumah y...

Sketsa Iman - Perjumpaan dengan Yesus di segala situasi

Sketsa Iman - 6 Februari 2023  Bacaan : Kej 1:1-19 | Mrk 6:53-56 Renungan :  Yesus yang telah melayani orang banyak dengan penuh kuasa dan cinta kasih mulai menyentuh hati dan juga hidup banyak orang. Dimana saja Ia berkunjung, orang - orang berkerumun untuk meminta pertolongan. Orang - orang datang dengan semangat dan pengharapan besar bahwa mereka akan disembuhkan, dipulihkan oleh Tuhan sampai - sampai banyak yang melihat kuasa mujizat Yesus dengan iman mereka.  Iman itu tercermin dari keyakinan mereka bahwa,sekalipun Yesus tidak menyentuh mereka secara fisik, tidak berbicara dengan mereka, mereka bisa tetap disembuhkan Tuhan. Tertulis juga dalam Injil bahwa orang -orang yang menyentuh jumbai jubah Yesus bisa sembuh. Sungguh luar biasa.  Ini pun bisa menjadi cerminan dan contoh konkrit buat kita yang saat ini tidak bisa melihat Yesus secara fisik. Yesus yang sudah bangkit, dan naik ke Surga tetap menyertai kita terus menerus. KehadiranNya kini tidak lagi dibatasi o...

Sketsa Iman - Kuasa Yesus

Sketsa Iman - 16 Desember 2019 Bacaan 1 : Bil 24:2-7.15-17a Bacaan Injil : Mat 21:23-27 21:23 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu?" 21:24 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. 21:25 Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?" Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata kepada kita: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 21:26 Tetapi jikalau kita katakan: Dari manusia, kita takut kepada orang banyak, sebab semua orang menganggap Yohanes ini nabi." 21:27 Lalu mereka menjawab Yesus: ...

Sketsa Iman - Jalur untuk mencari keberadaan Allah yang tepat

Sketsa Iman - 26 Maret 2020 Bacaan 1 : Kel 32:7-14 Bacaan Injil : Yoh 5: 31- 47 5:31 Kalau Aku bersaksi tentang diri-Ku sendiri, maka kesaksian-Ku itu tidak benar; 5:32 ada yang lain yang bersaksi tentang Aku dan Aku tahu, bahwa kesaksian yang diberikan-Nya tentang Aku adalah benar. 5:33 Kamu telah mengirim utusan kepada Yohanes dan ia telah bersaksi tentang kebenaran; 5:34 tetapi Aku tidak memerlukan kesaksian dari manusia, namun Aku mengatakan hal ini, supaya kamu diselamatkan. 5:35 Ia adalah pelita yang menyala dan yang bercahaya dan kamu hanya mau menikmati seketika saja cahayanya itu. 5:36 Tetapi Aku mempunyai suatu kesaksian yang lebih penting dari pada kesaksian Yohanes, yaitu segala pekerjaan yang diserahkan Bapa kepada-Ku, supaya Aku melaksanakannya. Pekerjaan itu juga yang Kukerjakan sekarang, dan itulah yang memberi kesaksian tentang Aku, bahwa Bapa yang mengutus Aku. 5:37 Bapa yang mengutus Aku, Dialah yang bersaksi tentang Aku. Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, r...