Sketsa Iman - 18 Juli 2022
Bacaan : Mi 6:1-4.6-8 | Mat 12:38-42
Renungan :
Topik tentang pertobatan adalah topik yang selalu perlu dibahas untuk menyegarkan dan menguatkan kembali disposisi batin kita. Kita diajak untuk terus menerus, tanpa kenal lelah mengusahakan pertobatan dalam hidup ini. Sebagai manusia yang lemah dan punya banyak kekurangan, kita tak luput dari kesalahan - kesalahan dan kecenderungan untuk jatuh dalam dosa yang sama. Beruntunglah kita semua, karena Allah kita Maharahim, panjang sabar dan penuh belas kasih.
Belas kasih Tuhan yang terwujud dalam penumpahan darahNya di kayu salib selalu bisa menjadi penolong dan penopang dalam hidup semua umat beriman. Belum lama ini, penulis sempat membaca salah satu artikel yang terbit dari HidupKatolik.com tentang salib pengampunan, yang biasa disebut juga Salib Kordoba.
Cerita lengkapnya bisa anda baca dengan klik link diatas, namun yang bisa kita garis bawahi adalah sebuah cerita yang menyentuh tentang seorang pendosa yang rutin mengaku dosa kepada seorang imam dibawah salib. Ia begitu sering jatuh dalam dosa yang sama sampai - sampai iman harus berkata bahwa itu adalah kesempatan terakhir imam tersebut memberikan pengampunan kepadanya. Dan ketika ia jatuh lagi, imam tersebut benar - benar emosi, namun dari atas salib, Yesus berkata, “Akulah yang menumpahkan darah pada orang ini, bukan kamu.” Tangan kanan Yesus pada salib itu terbuka dan terarah kepada pendosa itu.
Dari sini kita bisa sama - sama menyadari, bahwa Tuhan tidak membatasi rahmat pengampunanNya bagi kita, selama kita masih hidup di dunia ini. Kita perlu membangun kesadaran untuk terus menerus mengandalkan Tuhan dalam perjuangan kita. Kita bisa mempersembahkan kelemahan - kelemahan kita, kekurangan kita dan meminta pertolongan Tuhan agar kita dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik dari waktu ke waktu.
Kita juga semakin menyadari dampak dari dosa - dosa dan kelemahan yang merusak hubungan kita dengan sesama dan menghambat aliran kasih dan rahmat Tuhan kepada kita. Kitapun belajar semakin menyempurnakan diri menjadi pribadi yang semakin menyerupai Kristus.
Hal ini bisa tercermin dari usaha kita untuk memperbaiki kesalahan kita. Sebagai contoh, jika kita suka marah dengan yang lain, kita bisa menyadari dampak kemarahan kita dan mau meminta maaf kepada orang - orang yang tersakiti. Kita juga belajar untuk menghindari titik - titik saat kita akan marah, dan menahan diri.
Doa :
Allah, Bapa kami yang maharahim, kami bersyukur atas besarnya cinta kasihMu kepada kami semua para pendosa. Kami mohon curahkanlah rahmat pertobatan sejati agar kami menyadari kesalahan - kesalahan kami dan juga bimbing kami untuk berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik, yang sesuai dengan kehendakMu. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar