Sketsa Iman - 23 Maret 2022
Bacaan : Ul 4:1.5-9 | Mat 5:17-19
Renungan :
Hukum Taurat merupakan hukum Allah yang diberikan kepada umat Israel agar mereka dapat menjalani kehidupan sesuai dengan kehendak Allah. Hukum ini terus menerus menjadi landasan yang kuat bagi bangsa Israel dalam menyaring hal - hal manakah yang sungguh berkenan dan sesuai dengan kehendak Allah dan mana yang mendukakan dan membuat Allah murka. Diantaranya, karena bangsa Israel hidup ditengah - tengah bangsa - bangsa lain yang tidak mengenal Allah, maka mereka dituntut untuk terus berusaha setia kepadaNya dalam segala hal.
Pada waktu Tuhan Yesus mulai tampil di hadapan umum, Ia seringkali seolah - olah nampak bertentangan dengan hukum Taurat. Beberapa yang kita tahu, adalah pelanggaran yang dilakukan di hari Sabat seperti memetik bulir gandum, tidak membasuh tangan sebelum makan dan menyembuhkan berbagai penyakit. Yesus mengedepankan kemanusiaan dan bukan ketaatan buta pada Allah. Ia mengedepankan belas kasih yang besar untuk menolong orang - orang yang tertindas dan kesulitan dan bukan hanya sekedar memenuhi adat istiadat yang kaku dan berat.
Dari sekian banyak hal dalam Hukum Taurat, sampai saat ini hanya Yesus saja satu-satunya pribadi yang sungguh mampu untuk mewujudkan ketaatan total, tanpa kesalahan sedikitpun kepada Allah. Ialah satu - satunya yang dapat memenuhi apa yang diharapkan, dikehendaki oleh Allah. Jadi Yesus sebenarnya mampu dan mau untuk mewakili kita semua, manusia dalam ketaatan kepada Allah ini. Itulah sebabnya kita mengetahui bahwa Yesus menggenapkan hukum Taurat itu.
Dalam perjalanan pengajaranNya di hadapan publik, Yesus tidak pernah sekalipun berkata bahwa Ia menentang dan mau menghapuskan hukum Taurat. Yesus meluruskan banyak praktik dan hal - hal yang tidak tepat yang dilakukan oleh mereka yang memiliki kuasa untuk menerapkan ajaran itu ditengah masyarakat, yaitu kelompok Farisi, ahli - ahli Taurat. Ada begitu banyak aturan yang akhirnya membebani masyarakat sehingga Yesus melakukan penyesuaian - penyesuaian yang perlu.
Lalu, apa dampaknya bagi kita umat Katolik dewasa ini ? melalui iman kita kepada Kristus, kita pun mampu mengenal Allah sebagai Bapa kita. Maka sekarang, ketaatan kita justru tertuju langsung kepada Allah, Bapa kita di Surga dan juga segenap ajaran Yesus dan para rasulNya yang dilestarikan terus menerus melalui Gereja.
Marilah kita terus menerus, dengan berbagai cara memaksimalkan diri kita untuk mengejar apa yang dikehendak Allah dalam hidup ini. Kita berusaha untuk memelihara hidup kudus, dan sekaligus juga menjauhi dosa - dosa dan terus melawan kelemahan - kelemahan pribadi kita. Mari gunakan masa Prapaskah ini untuk menjadi pribadi yang lebih baik, yang taat kepada Allah lebih sungguh lagi.
Doa :
Allah, Bapa kami yang penuh kasih, kami mau membangun ketaatan dan kesetiaan kami terus menerus kepadaMu. Kuatkanlah dan tuntunlah kami agar senantiasa memelihara iman kepercayaan kami kepadaMu dalam segala situasi. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar