Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2021

Sketsa Iman - Ada kuasa di dalam nama Yesus

Sketsa Iman - 31 Agustus 2021 Bacaan : 1 Tes 5:1-6.9-11 | Luk 4 : 31-37 Renungan :  Setelah pembahasan tentang penolakan Yesus oleh orang - orang Nazaret kita renungkan kemarin, hari ini kita diajak untuk melihat kuasa yang menyertai Yesus saat mengajar dan menyembuhkan. Menarik untuk dilihat, bagaimana seorang yang kerasukan setan disembuhkan oleh Yesus. Setan itu berseru " Hai Engkau, Yesus orang Nazaret, apa urusanMu dengan kami ? " setan saja mengenal dan mengetahui asal usul Yesus bahwa Ia berasal dari kota Nazaret. Kemudian dia berkata pula " aku tahu siapa Engkau, yang Kudus dari Allah ".  Iblis atau setan dulunya adalah malaikat yang berdiri dihadapan Allah namun jatuh dalam dosa dan menolak Tuhan. Mereka juga memahami dan tahu siapa Yesus sesungguhnya. Pernyataannya atas Yesus didasari oleh rasa takut yang besar karena Yesus mengajar dengan penuh kuasa dan mau menyelamatkan orang - orang  yang tertindas oleh dosa dan oleh kuasa setan.  Sampai saat ini, kita

Sketsa Iman - Menerima Tuhan dalam iman dan pengharapan

Sketsa Iman - 30 Agustus 2021 Bacaan : 1 Tes 4:13-17 | Luk 4:16-30 Renungan :  Hari ini, kita diajak untuk merenungkan Injil yang berbicara tentang karya Yesus yang ditolak di kota asalnya, yaitu Nazaret. Kota ini adalah kota tempat Yesus dibesarkan dan orang - orang mengenal latar belakangNya, bahwa Ia adalah anak Yusuf dan Maria dan sempat bekerja sebagai tukang kayu sebelum mengajar di muka umum.  Yesus masuk ke sinagoga dan mengungkapkan pesan cinta dari Allah yaitu "tahun rahmat Tuhan" telah tiba. Ia lah sang penebus, sang penolong yang menunjukkan cinta kasih Allah secara nyata dan terbuka bagi orang - orang berdosa, bagi orang - orang sakit dan bagi orang - orang yang malang. Ia telah melakukan begitu banyak mujizat, sehingga reputasi Yesus tidak perlu diragukan lagi.  Namun, apa reaksi orang- orang dikotaNya ? Mereka menolak Dia karena merasa tahu cukup banyak tentang Yesus. Mereka meminta tanda kepadaNya tetapi bukan untuk percaya, melainkan sikap menantang Yesus. In

Sketsa Iman - Disiplin kecil yang menghantar kepada kebajikan sejati

Sketsa Iman - 27 Agustus 2021 Bacaan : 1 Tes 4 : 1-8 | Mat 25 : 1 - 13 Renungan :  Perumpamaan tentang gadis - gadis yang bijaksana dan bodoh mau menggambarkan kondisi kesiapan kita semua dalam menantikan kedatangan Kristus kembali ke dunia. Satu hal yang pasti dan perlu kita pelihara dalam iman kita adalah bahwa Kristus akan datang kembali ke dunia ini. Ia bahkan menasihatkan kepada para pendengar-Nya untuk selalu waspada karena mereka tidak tahu kapan waktunya akan tiba.  Kesepuluh orang gadis itu pada awalnya sama - sama memiliki pelita, namun hanya lima yang membawa minyak cadangan sebagai antisipasi. Disini kita melihat bersama perbedaan persiapan dimana ke lima gadis bijaksana itu senantiasa membiarkan pelitanya menyala dan tidak terlena.  Seringkali, kita diberikan nasihat untuk menggunakan waktu kita "saat ini", bukan tenggelam dalam kenangan masa lalu atau impian masa depan dan larut didalamnya secara berlebihan. Tak jarang kita bahkan punya banyak kekhawatiran akan

Sketsa Iman - Merenungkan peringatan dan kecaman dari Yesus

Sketsa Iman- 23 Agustus 2021 Bacaan : 1 Tes 1 : 2b-5.8b-10 | Mat 23:13-22  Renungan :  Kecaman - kecaman Yesus kepada orang -orang Farisi dan ahli - ahli Taurat hari ini akan senantiasa mengajak kita pertama - tama melihat cinta kasih Allah yang besar kepada manusia. Yesus peduli kepada orang - orang yang punya hati ingin masuk ke Surga tetapi bingung caranya, kepada orang - orang tertindas pada zamannya yaitu para janda miskin, orang berdosa yang bertobat dan semangat orang - orang yang mau mempersembahkan hal-hal yang baik kepada Tuhan. Orang - orang ini punya niat hati yang tulus dan secara terbuka mau megikuti jalan Tuhan, tetapi mereka disesatkan oleh orang - orang Farisi dan ahli - ahli Taurat.  Hingga saat ini, masih terdapat bentuk - bentuk ekstrim yang menyikapi keberadaan agama, dalam hal ini agama Katolik yang kita anut. Ekstrim pertama, tidak percaya pada Kristus dan menganggap agama sebagai penghalang kebebasan. Ajaran Gereja dianggap kaku, monoton, membosankan dan ketingg

Sketsa Iman - Allah yang Aktif Mencari Kita

Sketsa Iman - 18 Agustus 2021 Bacaan : Hak 9:6-15 | Mat 20:1-16a Renungan :  Injil Matius menyajikan perumpamaan Yesus tentang para pekerja di kebun Anggur. Kita dapat menarik banyak hal yang penting dari perumpamaan ini, yang masih sesuai dengan kondisi zaman sekarang. Salah satu yang mudah dilihat adalah kemurahan hati dari sang pemiliki kebun anggur dimana, dia memberikan upah yang sama untuk pekerja - pekerja yang dikumpulkannya. Di pemikiran orang - orang zaman sekarang, bisa jadi sang pemilik kebun anggur di cap tidak adil dan tidak fleksible. Padahal kesepakatan sudah dibentuk dan tidak ada kecurangan dari sisi sang pemilik tersebut. Malahan, ia berbuat baik kepada orang - orang yang hanya bekerja sejam saja dengan memberikan gaji yang cukup untuk hidupnya.  Hari ini kita mau merenungkan karakter dan nilai - nilai yang ditunjukkan oleh sang pemilik kebun anggur. Ia secara aktif mencari orang - orang di jam - jam tertentu di hari itu. Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa Allah,

Sketsa Iman - Kesetiaan dan komitmen pernikahan yang diberkati Tuhan

Sketsa Iman - 13 Agustus 2021  Bacaan : Yos 24:1-13 | Mat 19 : 3 - 12  Renungan :  Bacaan hari ini berbicara tentang persatuan cinta kasih antara suami dan istri yang diberkati oleh Tuhan. Bagi kita semua yang telah menikah, kita diajak untuk mengingat kembali alasan mengapa kita memilih pasangan kita dan di dorong untuk senantiasa memperbaharui komitmen dan janji pernikahan dalam keluarga.  Seringkali, kita ditanyakan siapa yang memberikan sakramen pernikahan dalam Gereja ? Mungkin masih banyak yang menjawab, "Pastor" atau "Imam". Padahal sebenarnya yang benar adalah pasangan kita sendiri. Kita biasa mendengarkan pengumuman dalam Gereja "Akan saling menerimakan sakramen pernikahan...", ini artinya merupakan kesepakatan, persetujuan bersama antara dua orang untuk menikah dan dipersatukan dihadapan dan oleh cinta Allah sendiri.  Kesepakatan ini juga harus mengandung beberapa hal yang sangat penting yaitu bebas, tanpa paksaan dari luar untuk menikah, tidak b

Sketsa Iman - Pengampunan yang membawa kedamaian

Sketsa Iman - 12 Agustus 2021 Bacaan :  Yos 3:7-10a.11.13-17 | Mat 18:21-19:1  Renungan :  Bacaan hari ini, melengkapi wejangan tentang gereja yang diajarkan oleh Kristus, menurut Injil Matius. Kali ini, Petrus mengajukan sebuah pertanyaan tentang seberapa jauh kewajiban seseorang untuk mengampuni yang bersalah. Ia mengajukan angka 7, dan mengira bahwa angka ini sudah menunjukkan sebuah kerelaan yang besar.  Namun ternyata, Yesus memberikan jawaban yang cukup mengejutkan yaitu tujuh puluh kali tujuh kali. Di dalam kitab Kejadian 4 : 24, Lamekh mengajukan tuntutan balas dendam "tujuh puluh kali tujuh kali". Dengan demikian, Tuhan Yesus bahkan menegaskan bahwa pengampunan itu harus secara total diberikan dan tanpa batas.  Ia pun mengutarakan maksudnya, dengan mengatakan "Sebab...", lalu menceritakan tentang kisah seorang Raja yang mengadakan perhitungan dengan seorang hambanya. Hamba ini berhutang sangat besar, dan mendapatkan permohonan ampun kepada sang raja. Tadiny

Sketsa Iman - Tips berkomunitas dalam Gereja

Sketsa Iman - 11 Agustus 2021 Bacaan : Ul 34 : 1-12 | Mat 18:15 - 20  Renungan :  Bacaan hari ini, membahas serba serbi dalam Gereja sebagai komunitas umat beriman. Susunan hierarki Gereja yang kita dapatkan saat ini bukan muncul secara tiba - tiba, tetapi melalui proses pembentukan dan penyesuaian yang panjang sejak awal mulanya. Petrus, diangkat oleh Kristus sebagai pemimpin Gereja di dunia ini, dan penerusnya para Paus adalah pemimpin segenap umat Katolik yang membawa kita semua semakin dekat dan cinta akan Tuhan.  Bapa Suci, dibantu oleh para uskup , imam, biarawan dan biarawati dalam menjalankan tugas pokok pelayanan. Dari Yesus juga, mengalirlah rahmat - rahmat yang istimewa dalam bentuk sakramen bagi kita semua. Secara khusus, hari ini, Yesus mengungkapkan dasar dari sakramen pertobatan ketika Ia berkata kepada murid-muridNya, dalam hal ini para rasul : "Sungguh, apa yang kalian ikat di dunia ini akan terikat di surga, dan apa yang kalian lepaskan di dunia ini akan terlepas

Sketsa Iman - Pengorbanan yang Menghasilkan Cinta Kasih

Sketsa Iman - 10 Agustus 2021  Bacaan : 2 Kor 9:6-10 | Yoh 12:24-26  Renungan :  Injil Yohanes yang kita baca hari ini memuat sabda dari Yesus tentang arti pengorbanan yang sejati. Ia menggunakan ilustrasi biji gandum yang jatuh ke tanah dan mati tetapi menghasilkan buah sebagai bahan pengajaran bagi para murid tentang cinta yang sejati. Di kemudian hari, Yesus benar - benar menunjukkan teladan atas pengajaran-Nya ini, dengan disalibkan, wafat dan kemudian bangkit untuk memberikan keselamatan kekal kepada semua orang.  Cinta yang sejati, mengandung pengorbanan dari orang yang melakukannya untuk kebaikan sesama. Orang yang berkorban, tidak melihat kepentingan dirinya tetapi justru kepentingan orang lain lebih utama. Seorang ayah bisa bekerja dengan keras untuk menafkahi keluarga, seorang ibu merawat anak - anaknya dan mengatur rumah tangga dengan baik.  Praktik ini juga secara umum kita latih dalam pantang dan puasa dimana kita berusaha untuk mengurangi kesenangan duniawi dan lebih mele

Sketsa Iman - Yesus dan pajak Bait Allah

Sketsa Iman - 9 Agustus 2021 Bacaan : Ul 10:12-22 | Mat 17:22-27 Renungan :  Hari ini, Injil menceritakan bahwa Yesus dan para murid-Nya masuk ke bait Allah di Kapernaum. Petugas bea masuk menanyakan kepada Petrus, apakah Yesus akan membayar bea sebesar dua dirham per orang. Mereka memang akan membayar, namun Yesus menggunakan kesempatan ini untuk berdiskusi dengan Petrus.  Yesus menanyakan apa yang dilakukan oleh raja - raja didunia perihal pemberlakuan bea ini. Dari diskusi itu ditarik kesimpulan sederhana, bahwa raja - raja akan mengutamakan kesejahteraan rakyatnya, dengan menarik pajak dari para pendatang. Karena itu, sebenarnya Yesus dan Petrus tidak perlu membayar, namun Yesus taat kepada hukum dan Ia lalu memberikan petunjuk kepada Petrus sehingga akhirnya mereka bisa membayar 4 dirham. Pada zaman sekarang, kita juga masih ikut serta secara sukarela memberikan persembahan dalam perayaan Ekaristi. Kontribusi keuangan ini, tentu tidak dimaksudkan sebagai sebuah prasyarat utama kes

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan dengan menyinggung Yesus

Sketsa Iman - Kekayaan orang - orang beriman

Sketsa Iman - 2 Agustus 2021 Bacaan : Bil 11:4b-15 | Mat 14:13-21 Renungan :  Satu hal penting yang patut kita syukuri setiap saat adalah bahwa Allah tidak pernah meminta kepada kita sesuatu yang diluar kemampuan kita. Ketika kita mempersembahkan apa yang kita miliki, Allah tidak melihat secara materi, yang dipandang berharga secara duniawi. Allah justru melihat bobot yang lain, yaitu kadar cinta yang melatarbelakangi persembahan itu.  Hari ini, Tuhan Yesus menunjukkan kepada kita semua kadar cinta yang besar itu dan kenyataan jelas bahwa Ia dapat memberkati dan memberikan hasil yang maksimal dari hal - hal yang sederhana tapi dilakukan dengan cinta yang besar. Untuk memberi makan lima ribu orang hanya dengan lima roti dan dua ikan, sangatlah mustahil.  Tetapi Yesus mengatakan : "Bawalah kemari kepada-Ku", lima roti dan dua ikan tadi. Apa yang selanjutnya dilakukan Yesus mesti menjadi teladan bagi kita juga, yaitu bersyukur kepada Allah. Yesus lalu memecah-mecahkan roti itu l