Sketsa Iman - 18 Desember 2020
Bacan 1 : Yer 23:5-8
Bacaan Injil : Mat 1:18-24
1:18 Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri. 1:19 Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. 1:20 Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. 1:21 Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." 1:22 Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: 1:23 "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita. 1:24 Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya.Renungan :
Hari ini kita mau melihat bersama keteladanan dari St Yusuf dalam menerima dan merenungkan karya Allah dalam hidupnya. Ketika tahu bahwa Maria sedang mengandung Yesus dari Roh Kudus, sementara mereka belum hidup bersama, diapun bermaksud untuk melindungi Maria dengan menceraikannya diam - diam. Pada masa itu, jika seorang wanita kedapatan hamil diluar nikah maka selain aib juga ada ancaman hukuman yang berat. Dari sini kita bisa melihat ketulusan dan kemurnian hati dari St Yusuf.
Ketika Malaikat Allah datang dan mengungkapkan rencana Allah, dia dengan ketaatan mengikuti arahan ini dan tetap menjadikan Maria sebagai istrinya. Dari sini kita pun juga bisa melihat kesetiaan dari St Yusuf yang mau mengambil peran sebagai seorang kepala keluarga kudus Nazaret.
Sepanjang hidupnya, St Yusuf kemudian benar - benar menjadi kepala keluarga dan mendidik Yesus hingga saatnya Ia tampil di depan umum untuk mewartakan kerajaan Allah. Yusuf berprofesi sebagai seorang tukang kayu, dan ia tetap menjalankan usahanya ini untuk menghidupi keluarga kudus ini.
Karakter dan tindakan St Yusuf ini merupakan teladan yang dapat kita contoh. Ini juga merupakan contoh teladan yang baik bagi para lelaki tentang bagaimana cara membina rumah tangga dan membangun keluarga.
Bila kita saat ini adalah orang - orang yang masih belum berkeluarga, kita bisa belajar bahwa komitmen dalam hubungan menjadi hal yang sangat penting, seperti yang ditunjukkan St Yusuf ketika dia mempertimbangkan status hubungannya dengan Maria. Hendaknya kita juga tidak hanya mengandalkan pemikiran kita sendiri, tetapi mau berpasrah dan percaya kepada Tuhan.
Jika kita sudah berkeluarga, maka yang kita harus lakukan adalah bagaimana kita membangun suasana dalam keluarga yang harmonis dan positif. Laki - laki bertugas untuk mencari nafkah bagi keluarga. Seseorang juga tidak dituntut untuk harus menjadi orang yang besar, yang punya banyak harta untuk menyenangkan keluarganya. Kita perlu mengingat bahwa walaupun Yesus putera Allah, Ia hidup dalam lingkungan keluarga yang sederhana ini.
Marilah kita mengambil kesempatan ini untuk memperkuat kembali panggilan hidup kita, khususnya dalam berkeluarga. Supaya kita bisa menjadi gereja - gereja kecil dengan menjadikan keluarga kudus Nazaret sebagai teladan bagi kita.
Doa :
Ya Allah, Bapa yang Mahakuasa, Engkau memberikan teladan kepada kami melalui keluarga kudus Nazaret. Semoga dengan meneladani pribadi dan cara hidup dari St Yusuf, kami juga mampu untuk menjalani kehidupan kami dalam kesetiaan dan komitmen dan juga mau hidup harmonis dalam keluarga. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar