Sketsa Iman - 22 November 2021
Bacaan : Dan 1:1-6.8-20 | Luk 21:1-4
Renungan :
Diantara sekian banyak rahmat yang dicurahkan Allah, karisma memberi merupakah salah satu yang sangat indah jika dikerjakan oleh seseorang. Dengan karunia ini, seseorang mampu untuk memberikan apa yang dimilikinya dengan ikhlas tanpa rasa takut dan cemas akan dirinya berkekurangan. Dengan karunia itu juga, mempunyai banyak alasan positif untuk berbagi kepada sesama dengan sukacita yang penuh.
Janda miskin itu merupakan pribadi yang berkekurangan. Ia sebenarnya harus didukung oleh komunitas masyarakat disekitarnya. Jika kita ingin melihat gambaran lebih jelas, lihatlah kisah tentang Rut dalam perjanjian lama. Rut yang sudah menjadi janda, lebih memilih untuk tinggal bersama Naomi mertuanya. Padahal ia boleh saja mencari suami lain. Namun ia tetap setia untuk berbakti kepada Naomi.
Suatu ketika, saat ia dan Naomi pergi ke kerabatnya, ia berjumpa dengan Boas. Oleh Boas, kehidupannya ditopang. Menurut hukum Taurat, seorang janda diperbolehkan untuk ikut ambil bagian memungut jelai yang tidak ikut dipanen oleh pemiliknya. Jika jelai itu jatuh ke tanah, itu menjadi hak bagi mereka yang miskin, tersingkir dan berkekurangan.
Dari kisah ini, kita bisa membayangkan seorang janda yang miskin dan terancam itu, namun masih tetap rela berbagi apa yang dia miliki. Tuhan Yesus melihat perbuatannya, bahwa dia memasukkan 2 peser ke dalam peti persembahan, yang juga adalah seluruh nafkahnya. Memang nilai dua peser itu sangat kecil, namun dari sisi bobot, ia memberi dari kekurangannya, sehingga ia memberi lebih banyak dari yang lain.
Yesus mengajarkan kepada kita, untuk tetap setia berbagi kepada sesama. Di mata Tuhan, bukanlah seberapa besar jumlah uang yang kita sumbangkan ke Gereja, melainkan ketulusan hati kita dan bobot dibalik motivasi kita memberikan apa yang kita miliki. Upahnya yang pertama adalah sukacita di dalam Tuhan, karena kita bisa memberkati orang lain dengan apa yang kita miliki. Dari situ, kita belajar juga untuk memurnikan diri dengan menyadari bahwa yang hebat, adalah Tuhan, bukan kita yang memberikan semua itu. Rejeki datangnya dari Tuhan.
Mari kita senantiasa berusaha untuk terus tekun memberi , berbagi kasih kepada sesama tanpa mengharapkan imbalan. Kita memohon rahmat ini agar kita semakin mudah untuk melepaskan diri dari berbagai kelekatan dan semakin memperkecil jarak kita dengan Tuhan. Selamat melayani, selamat memberi.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Maha Pengasih, Engkau senantiasa mengasihi da mencintai kami.Karena itu, kami juga mau belajar agar dapat mampu mengasihi sesama kami. Kuatkanlah kami agar mampu berjuang memberikan apa yang kami miliki kepada sesama dan mendatangkan sukacita di dalam diri orang lain juga. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar