Sketsa Iman - 11 Agustus 2022
Bacaan : Yeh 12:1-12 | Mat 18:21-19:1
Renungan :
Hari ini , kita diajak untuk melihat kebesaran cinta Tuhan, dan juga bagaimana kita mesti menerapkan cinta kasih. Jika kita diminta untuk mengasihi orang - orang yang memang selalu baik dengan kita, menghargai kita, memuji kita, mendukung kita itu cukup mudah. Kita bisa membalas kebaikan orang lain dengan kebaikan - kebaikan secara sukarela.
Namun, bagaimana jika kita mesti berhadapan dengan orang - orang yang sering menyakiti kita ? Bahkan ketika kita sudah berusaha memperbaiki dan menjaga hubungan dengan mereka, tetap saja ada hal - hal yang tidak menyenangkan yang terjadi, sehingga permusuhan diantara kita dan mereka terus tersulut. Kadang kita berada dipihak yang merasa serba salah, terutama jika pihak lain itu memiliki posisi,kedudukan yang jauh lebih besar. Misalkan antara bawahan dan atasan ,atau kita dan anggota keluarga yang lebih senior. Bahkan dalam masyarakat pun, terdapat perbedaan - perbedaan antara rakyat biasa , orang biasa dengan tokoh - tokoh masyarakat.
Petrus pun mewakili kita semua untuk mengajukan pertanyaan ini kepada Yesus. Sederhananya, jika ada orang yang sangat mengesalkan, dan selalu saja berbuat hal - hal yang tidak enak, apakah ada batasan untuk kita bersikap toleran , mau mengampuni kesalahannya ? Ternyata, buat Yesus tidak ada batasan. Ya, memang sebenarnya begitulah karakter cinta kasih. Dengan cinta, kedamaian bisa tercipta, kebahagiaan bisa terwujud, harapan bisa terpelihara dan juga rantai kesedihan bisa dipatahkan.
Jelas ini bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Kita semua seringkali lebih mudah memendam kesedihan, kekecewaan didalam hati. Tak jarang, kita punya ekspektasi yang sulit terwujud, yaitu pihak yang lain itu meminta maaf kepada kita, mereka yang berubah. Padahal biasanya, jika seseorang sudah memiliki karakter pemarah, tidak mudah untuk mengubah orang itu.
Yesus saja saat berhadapan dengan kaum Farisi, orang - orang Saduki, ahli - ahli Taurat tetap merasakan kebencian dan hasutan juga kecaman - kecaman mereka dalam berbagai kesempatan. Namun Yesus bisa tetap bersabar, dan inilah bukti nyata bahwa Yesus telah menunjukkan kepada kita bagaimana mengampuni sesama yang bersalah.
Yang terpenting bukanlah mengharapkan pihak lain itu berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik, namun disisi kita lah yang berdamai dengan orang itu. Mari datang kepada Yesus, dan meminta pertolonganNya agar kita bisa dikuatkan dan dibantu untuk mengatasi kesedihan, frustasi, trauma, kebencian dan rasa sakit hati kita. Ia akan menolong kita dan membimbing kita sehingga kita bisa pulih.
Doa :
Allah, Bapa kami yang Maharahim, kami mau menyerahkan segala kepedihan, trauma, kebencian, rasa sakit hati dan juga ketakutan yang kami rasakan saat ini ke dalam penyelenggaraanMu. Pulihkanlah hati, pikiran dan kondisi kami saat ini dan berilah kami rahmat untuk mau mengampuni, mereka yang bersalah kepada kami. Berilah juga rahmat kepada mereka yang tanpa sadar , telah menyakiti orang - orang disekitarnya. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar