Sketsa Iman - 7 January 2022
Bacaan : 1 Yoh 5:5-13 | Luk 5 : 12 -16
Renungan :
Peristiwa penyembuhan seorang yang sakit kusta selalu dapat menjadi bahan permenungan yang sangat kaya bagi orang beriman. Kita menyadari bahwa penderitaan, khususnya sakit penyakit bisa membawa dampak - dampak yang besar , baik fisik maupun mental. Orang - orang yang sakit kusta ini, dinyatakan najis dan tidak mendapatkan tempat di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya terputus secara sosial dari masyarakat secara umum, keluarga dan kerabat mereka tetapi juga dengan jati diri mereka sendiri. Mereka terbuang dan tidak mendapatkan martabat kemanusiaan mereka.
Setelah menanti cukup lama, orang kusta ini menyadari kondisinya yang sulit untuk disembuhkan. Ketika ditanya pun, ia tidak meminta penyembuhan, tetapi supaya dia menjadi tahir atau bersih. Dengan meminta dirinya supaya bersih, ia meminta supaya hidupnya diperbaharui oleh Yesus, sesuai cara dan kehendak Yesus sendiri.
Maka Yesuspun menyembuhkan dia luar dan dalam. Ia meminta kepadanya untuk pergi menghadap imam agar dapat menyatakan bahwa sekarang ia sudah sehat, sudah sembuh, sudah bersih seluruhnya. Ini merupakan tindakan iman yang patut kita contoh secara haria, dimana kita perlu melakukan pemeriksaan batin, melihat segala kelemahan, kekurangan kita dan memohon pertolongan Tuhan agar kita dibersihkan lalu mempersembahkan hidup kita kepadaNya.
Perilaku iman ini tidaklah terlalu sulit, karena kita hanya perlu belajar mengungkapkan kepada Tuhan kondisi kita sepanjang hari. Kita mengingat interaksi kita dengan orang - orang, apa yang kita pikirkan tentang mereka dan apa tindakan yang kita lakukan juga. Apakah semua itu berdampak positif, atau negatif. Apakah kita secara tanpa sadar menyakiti orang lain dengan tindakan atau tutur kata kita ? Apakah kita saat itu telah berlaku adil walaupun secara umum ditentang masyarakat, atau kita justru berlaku munafik, ikut arus agar dapat diterima masyarakat ?
Jika kita menghendaki agar kita menjadi tahir, kita mesti melihat dan mengikuti apa yang diajarkan dan ditawarkan oleh Kristus, bukan dunia. Standar dunia yang menerima orang - orang seringkali begitu tajam memisahkan. Ada penghormatan pada orang - orang kaya, berpengaruh tetapi sebaliknya yang miskin, terlantar dan kurang kuat secara sosial tidak mendapatkan banyak tempat. Mari kita meneladani sikap Yesus dan belajar juga dari apa yang diminta oleh sikusta agar tahir.
Doa :
Allah, Bapa yang Mahakuasa, terima kasih untuk rahmat yang Engkau berikan kepada kami. Semoga kami pun mau selalu introspeksi diri agar kami boleh mempersembahkan hal - hal yang terbaik kepada Mu dan siap untuk dibentuk menjadi pribadi yang lebih baik. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin
Komentar
Posting Komentar