Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Sketsa Iman - Kristus adalah patokan hidup yang sejati

Sketsa Iman - 26 April 2021    Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.  (Yoh 10 : 9) Bacaan : Kis 11:1-18  |  Yoh 10:1-10 Renungan :  Kemarin, kita memperingati bersama hari Minggu Panggilan sekaligus hari yang memperingati dan merenungkan Kristus sang gembala yang baik. Hari ini, pembicaraan kita juga berbicara tentang domba - domba dan gembala, bedanya Yesus membuat penekanan yang lain. Dalam perumpamaanNya, Yesus mengibaratkan diri sebagai "pintu" menuju kawanan domba.  Ia mengilustrasikan dengan sangat tepat bagaimana kondisinya jika ada perampok atau pencuri yang masuk, tentu tidak melalui pintu tetapi memanjat tembok. Adapun suara dari perampok atau pencuri ini tidak akan dikenal oleh domba - domba sejati. Justru domba - domba ini akan mengenal dan tahu suara khas dari sang gembala.  Kristus adalah juruselamat dunia, dan juga perantara antara kita dengan Bapa yang otentik. Hanya lewat Kristu

Sketsa Iman - Bahagia karena kita ditarik dan ditemukan Allah

Sketsa Iman - 22 April 2021  Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik  oleh Bapa  yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman.   (Yoh 6:44) Bacaan : Kis 8:26-40 | Yoh 6:44-51   Renungan :  Kita masih perlu sekali lagi merenungkan sabda yang kita dengarkan dari Yesus yang bersaksi tentang diriNya dan tentang Bapa di Surga. Jika kita membaca ayat ke 44 : "Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia aka Kubangkitkan pada akhir zaman.", kiranya hal ini bisa melegakan hati kita.  Ya, hati kita bisa menjadi lega karena saat ini kita tahu bahwa Yesus, adalah sungguh - sungguh juruselamat yang datang untuk menolong kita. Di saat kita memiliki kehausan untuk mencari dan mengenal Dia dengan baik, kita tahu bahwa sebenarnya undangan, dorongan, daya pikat telah lebih dahulu di tebarkan oleh Yesus untuk merangkul kita.  Ialah yang pertama kali menyapa kita, merindukan keha

Sketsa iman - Kunci mengikuti kehendak Bapa di Surga

Sketsa Iman - 21 April 2021 Sebab inilah kehendak Bapa-Ku , yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak  dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal,  dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman." (Yoh 6:40) Bacaan : Kis 8:1b-8 | Yoh 6:35-40  Renungan :  Ada cukup banyak hal yang dapat kita resapkan dari sabda Yesus hari ini. Tema besarnya adalah bahwa Yesus adalah "Roti Hidup", tetapi didalamnya juga ada pernyataan Yesus bahwa Ia datang untuk memenuhi kehendak Allah, Bapa di Surga. Ia diberikan kepercayaan oleh Bapa untuk menyelamatkan umat manusia. Persyaratannya adalah "percaya".  Percaya disini, mengikuti kehendak Bapa. Apa kehendak Bapa ? yaitu supaya manusia bisa berusaha untuk hidup kudus, hidup yang menjauhi dosa - dosa dan tetap berpegang teguh dalam iman, harapan dan kasih kepada Allah. Iman ditunjukkan dengan, dalam segala situasi menggantungkan seluruh keyakinan kepada kuasa Allah yang mampu bekerja dan nyata dalam hidup kita.  Walaup

Sketsa Iman - Kristus adalah hadiah terindah dari Allah

Sketsa Iman  - 20 April 2021 Kata Yesus kepada mereka:  "Akulah  roti hidup ;  barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya  kepada-Ku, ia tidak akan haus  lagi.   Bacaan : Kis 7:51-8:1a | Yoh 6:30-35 Renungan :  Hari ini, kita mau merenungkan bersama apa yang didiskusikan oleh Yesus dengan orang banyak yang semakin penasaran dengan Yesus setelah Ia menggandakan makanan bagi lima ribu orang. Pertanyaan yang cukup valid ini, menjadi sebuah pondasi iman bagi kita, ketika mereka bertanya : "Tanda  apakah yang Engkau perbuat, supaya dapat kami melihatnya dan percaya kepada-Mu?  Pekerjaan apakah yang Engkau lakukan?  Nenek moyang kami telah makan manna  di padang gurun, seperti ada tertulis: Mereka diberi-Nya makan  roti dari sorga." Yesus menjawab mereka bahwa Ia adalah Roti Hidup. Kita pun menerima sebuah anugerah yang begitu istimewa, jauh lebih berharga dari manna yang diberikan Allah melalui Musa kepada bangsa Israel di padang gurun. Ki

Sketsa Iman - Percaya dan Taat kepada Allah

Sketsa Iman - 15 April 2021 Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal,  tetapi barangsiapa tidak taat  kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya." (Yoh 3:36) Bacaan : Kis 5:27-33  |  Yoh 3:31-36 Renungan :  Percaya kepada Anak membuahkan hidup yang kekal, namun seperti yang kita renungkan dalam bacaan Injil hari ini, kita juga harus bersikap taat. Singkatnya, kepercayaan itu tidak hanya dari ucapan kita saja tetapi juga tindakan kita. Dan lagi, lebih buruk dari itu semua adalah kita akan kehilangan keselamatan kita.  Sebagai ilustrasi, misalkan ada seseorang yang sedang menderita suatu penyakit dan perlu untuk berobat secara rutin selama beberapa bulan. Di waktu - waktu itu, dia diharuskan secara berkala melakukan check-up ke dokter dan mengonsumsi obat - obatan yang disarankan oleh dokter. Menerima seorang dokter yang cakap dan yakin dokter itu mampu menyembuhkannya tidaklah cukup. Ia juga harus mengikuti anjuran sang

Sketsa Iman - Meresapkan Pengorbanan Kristus Sebagai Tanda Keselamatan Dunia

Sketsa Iman - Meresapkan Pengorbanan Kristus Sebagai Tanda Keselamatan Dunia Berbicara tentang pengorbanan, kita bisa berkaca pada pengorbanan seorang kudus yang hidup pada masa perang dunia ke 2. Ia adalah seorang Fransiskan yang menjadi tahanan di kamp konsentrasi  Auschwitz.  Suatu ketika ada seorang tahanan yang melarikan diri, dan sebagai hukuman tentara Jerman memilih sepuluh orang secara acak untuk dihukum , menderita dalam bunker kelaparan. Pastor ini tidak terpilih dan luput dari ke sepuluh orang yang ada, namun hatinya tergerak belas kasihan ketika salah satu orang yang terpilih merengek dan meminta belas kasihan. Orang ini sudah berkeluarga dan dia meminta pengampunan demi anak - anaknya.  Sang pastor mengajukan diri dan disetujui. Iapun menggantikannya dan ikut merasakan penderitaan besar hingga satu per satu tahanan yang terpilih meninggal. Meskipun dalam penderitaan itu, ia terus memberikan penguatan dan penghiburan sampai akhirnya ia sendiri meninggal.  Pastor ini bernam

Sketsa Iman - Lahir Kembali dalam Roh

Sketsa Iman - Lahir Kembali Dalam Roh Diakon Filipus, merupakan salah satu dari tujuh diakon pertama yang kisahnya kita temukan dalam Kisah Para Rasul. Sesuai dengan kriteria-nya, Filipus merupakan salah satu dari  orang - orang yang dikenal baik, penuh Roh dan hikmat. Ia pun dipercaya untuk menjalankan tugas - tugas dalam melayani umat.  Dalam sebuah peristiwa, ia didorong untuk menuju ke daerah Selatan antara Yerusalem dan Gaza dan berjumpa dengan seorang sida - sida Etiopia yang mau pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Dia berusaha untuk mempelajari dan memahami kitab Yesaya. Roh menyurut dia untuk pergi ke sana dan mendekati keretanya.  Tatkala ia mendekat, sida - sida itu menemukan perikop kitab suci,d an tidak mengerti. Filipus lantas memberitakan Injil kepadanya. Singkat cerita, peristiwa ini menyentuh hati sang sida - sida itu dan meminta dirinya dibaptis oleh Filipus dengan air.   "Kalau tuan percaya dengan sepenuh hati, tuan boleh dibaptis", kata Filipus. "Saya

Sketsa Iman - Mewartakan Kristus dalam sikap perbuatan dan tutur kata

Sketsa Iman - 5 April 2021 Bacaan : Kis 2:14.22-32 , Mat 28:8-15 Renungan :  Ada dua kelompok masyarakat yang hidup pada zaman Yesus sampai Injil dituliskan, yaitu orang - orang Yahudi dan orang - orang non-Yahudi yang mendengarkan warta gembira bahwa Yesus adalah juruselamat sejati. Bagi orang - orang Yahudi, Yesus adalah orang yang dituduh menghujat Allah. Bagi orang Yahudi, posisi Allah begitu kudus sampai - sampai namaNya pun tidak boleh disebutkan secara langsung. Mereka memiliki nama yang berbeda yaitu "Adonai".  Meskipun demikian, Yesus dalam pewartaanNya sangat berani dan dengan lantang menyatakan diri sebagai putera Allah. Ia seringkali menyebut Allah dengan Bapa, dan mengajarkan para murid demikian. Karena itu, mereka sangat membenci Yesus dan menghasut Pontius Pilatus untuk menyalibkanNya.  Lalu, bagi orang - orang non - Yahudi, khususnya dari kalangan orang - orang Yunani, apa yang dilakukan oleh Yesus adalah sebuah tindakan yang melawan akal sehat. Mereka tidak d