Langsung ke konten utama

Sketsa Iman - Terus berpengharapan kepada Tuhan dan peduli terhadap sesama

 Sketsa Iman - 16 Maret 2021 


Pada tahun 332 - 387, hiduplah seorang wanita yang teramat saleh, dari Tagaste, Afrika Utara namun seorang keturunan Fenisia. Dia menikah dengan seorang pegawai tinggi pemerintah kota, bernama Patrisius. Merekapun dikaruniai 3 orang anak. Selama hidup, wanita ini seringkali mengalami penderitaan karena perangai yang buruk dari suaminya dan ibu mertuanya. Dari ketiga anaknya, ada satu yang membuatnya sering bersusah hati.

Senjata wanita ini adalah doa - doa kepada Tuhan yang tidak terputus. Ia mendoakan suaminya dan berhasil mendapatkan pertobatannya sekitar tahun 371, sebelum meninggal dunia. Begitu juga dengan ibu mertuanya mau dibaptis. 

Puteranya Agustinus adalah seorang yang cerdas, berpengetahuan luas tetapi hidup dengan seorang wanita, pecandu alkohol dan percaya kepada bidaah - bidaah yang bertentangan dengan Tuhan. Ibunya mendoakan dia selama dua puluh tahun untuk pertobatannya. 

Wanita ini, Monica menjadi seorang santa dan pelindung bagi ibu rumah tangga. Sementara, anaknya yang berdosa itu yang bertobat juga menjadi seorang seorang Uskup , bahkan seorang kudus juga dan salah satu dari para pujangga Gereja. 

Begitulah kadang - kadang kita merasa khawatir atas kehidupan kita dan dalam pengharapan menanti jawaban dari Tuhan, bisa saja butuh waktu yang cukup panjang. Namun Tuhan berkenan membuat segalanya menjadi indah. 



Bacaan : Yeh 47 : 1-9.12 | Yoh 5 : 1-16

Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: "Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk." (Yoh 5 : 14)

Renungan : 

Kita bisa membayangkan bersama situasi yang ada di sekitar kolam Betesda , begitu ramai dengan orang - orang sakit yang berkumpul untuk mendapatkan kesembuhan dari Tuhan. Ada yang mungkin sudah berada disana sejak subuh dan tidak mengherankan juga ada yang sampai bermalam demi mendapatkan pertolongan. Namun, dari banyak yang hadir, ada juga orang - orang yang tidak segera mendapatkan kesembuhan. 

Hari ini, kita mau merenungkan suatu bentuk kepedulian modern dengan berkaca pada bacaan Injil yang kita baca. Ada seseorang yang lumpuh dan sakit selama 38 tahun lamanya sakit dan tidak ada satu orangpun  yang berniat menolong dia, sekalipun dia sangat dekat dengan sumber kesembuhan itu. 

Yesus segera mengetahui kondisi orang itu, bahwa dia sudah sakit cukup lama. Ia bertanya kepadanya "Maukah engkau sembuh?" Ini merupakan sebuah pertanyaan sekaligus undangan untuk membangun iman yang lebih kuat. Adakah kesembuhan setelah sekian lama ?  Orang lumpuh ini bahkan tidak kenal Yesus, dan dia hanya menjawab undangan Yesus dengan keluhan - keluhan itu. 

Zaman sekarang, kita tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu karena kemudahan teknologi. Kita bisa bepergian ke mana saja dengan mudah dan kita bisa berkomunikasi dengan orang - orang dari belahan dunia lain. Namun, kesulitan - kesulitan yang sama, tetap terjadi hingga saat ini. 

Untuk menolong yayasan - yayasan sosial : panti asuhan, panti jompo dan tempat - tempat rehabilitasi bisa dilakukan dengan sistem transfer dana. Kiranya kita juga mau seperti Tuhan Yesus, melihat kebutuhan orang - orang yang mungkin masih tersisihkan dan tidak terlihat saat ini disekitar kita. 

Mari kita menggunakan hati, pikiran dan tenaga kita untuk melihat bersama orang - orang yang dapat kita tolong sesuai keadaan dan kemampuan kita. Berikan senyum, dorongan semangat kepada yang letih lesu, berikan dukungan doa kepada yang sedang cemas dan kurang gairah, kita juga memberikan bantuan - bantuan lain yang berarti buat mereka. 

Doa : 

Allah, Bapa kami yang Maha baik, tidak ada satupun kondisi kami yang dapat luput dari pandanganMu. Tanamkanlah iman yang kuat di dalam hati kami untuk percaya kepada penyertaanMu senantiasa. Berilah kami hati yang berbelarasa untuk juga mau membagikan kebaikan - kebaikan bagi sesama yang membutuhkan. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sketsa Nurani - Tentang Hati Nurani

Awal mulanya, saya memiliki kerinduan yang besar untuk dapat berbicara secara langsung kepada Tuhan. Saya begitu haus untuk bisa menerima Tuhan yang langsung bercakap - cakap dengan saya secara pribadi. Tuhan yang bisa sungguh - sungguh hadir disetiap waktu dan memberikan saya nasihat ketika saya melakukan kesalahan , menuntun saya keluar dari kesulitan , mendorong dan memberikan semangat ketika saya sedang jatuh dan sedang dalam proses berjuang. Saya tahu, cara untuk mendengarkan suara Tuhan, adalah lewat kitab suci dan doa. Tapi, kita juga tahu, terkadang dengan berdoa kita menyampaikan keinginan hati kita dan ungkapan pengharapan kita, tapi itu semua terasa hanya dari sisi kita saja karena kita tidak mudah mendengar suara Tuhan bekerja dalam diri kita. Saya berdoa dengan sungguh - sungguh, dan minta kepada Tuhan supaya saya bisa dibina. Ternyata, Tuhan mendengarkan doa saya dengan cara yang sungguh - sungguh luar biasa. Ketika itu, saya sedang sekolah SMP. Saya mendapatkan seo...

Sketsa Iman - Tahan uji dalam iman yang teguh

Sketsa Iman - 4  Agustus 2021 Bacaan : Bil 13:1-2a.25-14:1.26-29.34-35 | Mat 15:21-28 Renungan : Hari ini kita diajak untuk merenungkan suatu praktik penerapan iman yang bagus sekali yang ditunjukkan oleh seorang wanita Kanaan kepada Yesus. Ia datang dengan sebuah kepasrahan total dan keyakinan penuh bahwa Tuhan mampu menjawab doanya. Ia meminta pertolongan supaya anaknya yang kerasukan setan dapat dipulihkan.  Injil mula - mula mencatat kedatangan Yesus di daerah Tirus dan Sidon. Kita tahu juga bahwa Yesus selalu mengadakan karya pelayanan dimanapun Ia berada, dan Ia tidak membeda-bedakan orang - orang yang datang kepadaNya, entah itu anak kecil atau kaum wanita yang biasanya tersingkir, orang - orang miskin , janda dan bahkan para pendosa.  Adapun, perempuan Kanaan ini disebut kafir karena tidak percaya kepada Tuhan.  Mari kita lihat intensitas perjuangan dari wanita ini. Ia datang dan berseru, meminta belas kasihan kepada Yesus. Ia menarik garis persahabatan denga...

Sketsa Iman - Melihat Kerajaan Allah dalam Yesus dan tindakan nyata penuh kasih

  Sketsa Iman - 10 November 2022  Bacaan : Flm 1:7-20 | Luk 17:20-25 Renungan :  Disaat kita semua sedang berkunjung ke luar negeri, kita menemukan ada sejumlah perbedaan budaya yang cukup menyolok. Sebagai contoh, misalnya saat kita makan di Jepang, menikmati ramen, saat kita menyeruput mie dengan suara yang keras, adalah tanda bahwa kita menghargai koki yang sudah membuat makanannya dan menandakan betapa lezatnya makanan itu. Jika itu kita lakukan di Indonesia, kita mungkin ditegur karena kurang sopan.  Ada juga berbagai bentuk adat istiadat lain yang perlu kita pelajari dan sesuaikan dari waktu ke waktu saat kita berkunjung ke suatu daerah tertentu.  Jika kita melihat bacaan Injil hari ini, orang - orang Farisi mencari tahu tentang keberadaan Kerajaan Allah kepada Yesus. Pertanyaan ini juga mungkin masih banyak ditanyakan orang - orang hingga saat ini, benarkah Kerajaan Allah itu ada ? dimana lokasinya, seperti apa bentuknya, bagaimana suasananya dan seterusn...

Sketsa Iman - Hidup yang baru

Sketsa Iman, 15 Januari 2018 Bacaan 1 : 1 Sam 15:16 -23 Bacaan Injil : Mrk 2 : 18-22 Ulasan Kitab Suci : Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus, “Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka, “Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sementara mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga...

Sketsa Iman - Merenungkan hal - hal penting dalam pelayanan

Sketsa Iman - 18 Oktober 2021 Bacaan : 2 Tim 4:10-17b | Luk 10:1-9 Renungan :  Karya pelayanan para murid senantiasa menjadi model pelayanan yang tetap relevan hingga zaman sekarang. Ada beberapa hal yang dapat kita petik dari bacaan itu antara lain :  1. Yesus mengutus para muridNya berdua - dua  Pelayanan bersama biasanya tidak dilakukan seorang diri. Keberadaan rekan lain bisa sangat menolong dalam banyak situasi. Karena itu, hendaknya kita saling bahu membahu satu sama yang lain untuk saling menguatkan dan saling melayani. 2. Meminta kepada Allah para pekerja di ladang Tuhan  Tugas pelayanan mencakup juga panggilan dari Allah. Manusia boleh berupaya dan berusaha sebaik - baiknya, namun yang bisa mengubah hati seseorang hanyalah Tuhan. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain percaya kepada Tuhan dan berpasrah kepadaNya.  3. Diutus seperti anak domba ditengah serigala namun memiliki semangat kelepasan  Walaupun sulit, setiap orang yang menjadi pe...